jpnn.com - 3 AGUSTUS 1492. Kapal Santa Maria, Pinta dan Nina berangkat dari Pelabuhan Palos, Spanyol. Ekspedisi yang dipimpin Christopher Columbus tersebut mengemban misi mencari Indies alias Kepulauan Rempah alias negeri yang hari ini bernama Indonesia.
Wenri Wanhar - Jawa Pos National Network
BACA JUGA: Yuk Simak Ulah Penyelundup Prancis Sebelum Nonton Laga Eropa…
Miguel Pericas of Cadiz yang turut serta dalam ekspedisi ini mencatat petualangan tersebut dari hari ke hari. Laporan Pericas disempurnakan oleh empat penulis terkemuka yang kenal dekat dengan Columbus. Yakni Peter Martin, Oviedo, Las Casas dan Fernando Calon.
Berdasarkan sumber utama dari laporan tersebut, C. Walter Hodges menulis buku Columbus Sails. Diterbitkan oleh Penguin Books pada 1939. Merujuk laporan itulah, tulisan ini kami sajikan.
BACA JUGA: Romantisnya Pengarang Lagu "Kasih Ibu Kepada Beta" ini...
Mereka mengarungi lautan Atlantik ke arah Barat tanpa peta. Satu-satunya yang dijadikan pedoman adalah arah matahari tenggelam.
Setelah beberapa pekan, mulai terjadi kerusuhan. Sejumlah awak putus asa dan minta balik ke Spanyol. Dengan janji akan menemukan negeri yang teramat kaya, sementara waktu Columbus berhasil menjinakkan awaknya.
BACA JUGA: Depok Sudah Merdeka Sejak 3 Abad Lalu, Ini Kisahnya...
“Sudah saya katakan, kita makin mendekati daratan…Kamu tidak perlu percaya padaku. Tapi kamu cuma perlu menunggu dan mengawasi…Raja Ferdinand dan Ratu Isabella sudah menjanjikan penghasilan tahunan sebesar sepuluh ribu maravedis (uang mas--red) sampai dia meninggal…” seru Columbus, sebagaimana tercatat di halaman 39.
Ekspedisi ini memang dibiayai oleh pihak Kerajaan Spanyol. Columbus sendiri pelaut asal Genoa, Italia.
Di halaman 104-108, kerusuhan kembali memuncak. Awak kapal kembali minta pulang. Columbus bersikeras melanjutkan pelayaran.
Pada bagian ini, para perwira Columbus termasuk Don Diego de Arana dan Bartolomeo Roldan, tangan kanannya berdiri di pihak awak kapal.
Columbus pun berkompromi. Jika dalam tiga hari ke depan belum juga menemukan daratan, mereka akan balik kanan.
Pada 12 Oktober 1492, setelah berlayar lebih dari dua bulan, menjelang batas akhir kesepakatan, “Rodrigo de Triana menampak garis daratan dari puncak tiang,” tulis Pericas.
Dia bersorak kegirangan… “Indies!” Ya, Indies. Makanya di kemudian hari, ketika berkuasa, Belanda menamai wilayah koloninya ini Nederlands Indie atau Hindia Belanda.
“Seluruh awak kapal terbangun. Berkerumun ke pinggir kapal. Memanjat tali-tali layar,” demikian laporan tertulis Pericas.
Mereka yakin telah menemukan Indies; Kepulauan Rempah; negeri yang hari ini bernama Indonesia.
Meski sebetulnya mereka sedang di pesisir Bahama, Amerika (nama Amerika ditabalkan untuk benua ini merujuk nama Amerigo Vespuci (1451-1512) yang menjelajahi wilayah itu kemudian hari—mereka yakin betul telah menemukan Kepulauan Rempah.
“Indian!” mereka berseru-seru.
Inilah untuk pertamakalinya wilayah tersebut dan penghuninya disebut Indian—nama yang populer hingga sekarang.--bersambung (wow/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ternyata, Kerajaan Sriwijaya Baru Saja...
Redaktur : Tim Redaksi