Romantisnya Pengarang Lagu "Kasih Ibu Kepada Beta" ini...

Rabu, 06 Juli 2016 – 00:43 WIB
Mochtar Embut. Foto: Dok. Muspen Kominfo.

jpnn.com - HANDAI taulan tentu tahu lagu ini: kasih ibu kepada beta/tak terhingga sepanjang masa/hanya memberi/tak harap kembali/bagai sang surya menyinari dunia. 

Pengarangnya Mochtar Embut--satu di antara musisi Istana andalan Bung Karno. Sebagai pecinta sejati, ia menjomblo sampai mati… 

BACA JUGA: Depok Sudah Merdeka Sejak 3 Abad Lalu, Ini Kisahnya...

Wenri Wanhar - Jawa Pos National Network

Mochtar Embut kasmaran. Jatuh cinta pada pandangan pertama. Si gadis bernama Titi, pegawai bank di Bogor.

BACA JUGA: Ternyata, Kerajaan Sriwijaya Baru Saja...

Sang pujangga pun menggubah lagu:

di sudut bibirmu/ku menghirup seteguk senyum/yang menghias paras bening dewi ratih

BACA JUGA: Ketika Bung Karno Bicara Sejarah Dunia

di sudut bibirmu/ku lukiskan gairah cintaku/yang bertahun kusimpulkan/di dalam dada

hamba mencari ilham/di tepian wajahmu/lagu indah bersulam/kan kujalin bagimu

di sudut bibirmu/kau sebarkan wangi puspita/yang meresap sampai jauh/di lubuk kalbu

"Lagu "Di Sudut Bibirmu" ini dipersembahkan Kak Tang (Mochtar Embut--red) untuk Mbak Titi," kata Tuti Busono, 68 tahun, anggota termuda Gembira--kelompok paduan suara Istana Negara yang turut digawangi Mochtar Embut.

"Di Sudut Bibirmu" mulanya dinyanyikan Sam Saimun. Kemudian dipopulerkan lagi oleh Titiek Puspa. 

Anda bisa menikmatinya di kanal youtube. Niscaya akan terbayang, betapa romantisnya si pengarang lagu kasih ibu kepada beta itu. 

Cinta antara Mochtar Embut dan Titi pun sekejap bersemi. Namun apa mau dikata. Dewa-dewi cinta tak membawa berlabuh hingga pelaminan. 

Bukan lantaran bertepuk sebelah tangan. Tapi, agama yang memisahkan.

"Kak Tang orang Makassar. Islam-nya kuat. Mbak Titi agamanya Katolik. Keluarga kedua belah pihak gagal mengkompromikan ini," kata Tuti, dalam sebuah perbincangan dengan JPNN.com, di bilangan Jakarta Selatan, pertengahan Ramadhan ini.  

Mereka coba-coba berkompromi. Tapi, kandas. Keluarga dua belah pihak sama-sama bersitahan. 

Meminjam istilah anak muda sekarang, sang seniman pun galau. Dia lagi-lagi mempersembahkan lagu untuk pujaan hati. 

di wajahmu kulihat bulan/bersembunyi di sudut kerlingan/sadarkah tuan kau ditatap insan/yang haus akan belaian

di wajahmu kulihat bulan/menerangi hati gelap rawan/biarlah daku mencari naungan/di wajah damai rupawan

serasa tiada jauh/kau mudah dicapai tangan/ingin hati menjangkau/kiranya tinggi di awan

di wajahmu kulihat bulan/yang mengintai di balik senyuman/jangan biarkan ku tiada berkawan/hamba menantikan tuan

Lagu "Di Wajahmu Kulihat Bulan" ini juga ada di kanal youtube. Penyanyi Sam Saimun, bintang ternama masa itu.

Saking dalamnya cinta Mochtar Embut pada kasih tak sampai, hingga ajal menjemputnya di Bandung pada 20 Juli 1973 (usia 39 tahun--kelahiran Makassar, 5 Januari 1934) ia masih jomblo. Cintanya dibawa mati. 

"Waktu empat puluh harian Kak Tang. Saya ke rumahnya di Tanah Abang. Di sana saya jumpa Mbak Titi. Kami pun bernyanyi bersama-sama…" kenang Tuti Busono. Sekadar mengingatkan, Mochtar Embut adalah juga pengarang lagu Pemilihan Umum(wow/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... BLAAAR...Petasan Besar di Masjid ini Penanda Buka Puasa


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler