jpnn.com - ORANG Depok dimerdekakan pada 28 Juni 1714--lebih dari tiga abad yang lalu. Periode sejarah yang nyaris tak dianggap.
Wenri Wanhar - Jawa Pos National Network
BACA JUGA: Ternyata, Kerajaan Sriwijaya Baru Saja...
Sebagian orang boleh saja meyakini bahwa Depok, wilayah di Selatan Jakarta, akronim dari De Eerste Protestante Organisatie van Kristenen. Terjemahan bebasnya; jemaat Kristen yang pertama.
Tak salah! Hanya saja, "akronim itu baru muncul pada 1950-an," kata Yano Jonathans, keturunan Belanda Depok, dalam sebuah perbincangan dengan JPNN.com, tempo hari.
BACA JUGA: Ketika Bung Karno Bicara Sejarah Dunia
Menurut penulis buku Depok Tempo Doeloe ini, Depok disingkat menjadi De Eerste Protestante Organisatie van Kristenen oleh orang Depok yang "terbuang" ke Belanda paska kemerdekaan Indonesia.
"Mereka ini merupakan orang-orang yang memilih kewarganegaraan Belanda setelah peristiwa pengakuan kedaulatan dan telah menyamakan diri sebagai warga Eropa, yang dikenal dengan sebutan gelijkgestelden," demikian tulis Yano dalam bukunya.
BACA JUGA: BLAAAR...Petasan Besar di Masjid ini Penanda Buka Puasa
Belanda Depok
Istilah Belanda Depok mulanya merupakan ejekan orang kampung sekitar terhadap orang Depok. Ini membuat orang Depok tak nyaman.
Tapi, itu dulu sekali. Dalam perkembanganya, ejekan itu menjadi identitas yang boleh jadi dibanggakan.
"Istilah Belanda Depok membuat kami jadi terkenal," kata Opa Yati, anak Presiden Depok terakhir sambil terkekeh-kekeh, suatu hari.
Dan Yano Jonathans, yang merupakan keturunan dari 12 marga Depok menjadikan "Belanda Depok" sebagai sub-babak bukunya.
Kaum Belanda Depok merupakan keturunan budak yang dimerdekakan oleh Cornelis Chastelein, mantan petinggi VOC yang membangun Weltevreden (sekarang Gambir dan sekitarnya).
Setelah Weltevreden, dia membeli tanah di Srengseng dan Depok. Untuk menggarap tanah Depok, Chastelein membeli 150 orang budak--kebanyakan orang Bali dan Makassar.
Dalam testamennnya, Cornelis Chastelein menulis, "mijn intentie is dat te Depok mettertijd een fraaie Christenbevolking groeie (aku berharap agar Depok lambat laun bertumbuh menjadi masyarakat Kristen yang sejahtera)."
Para budak yang menggarap tanah Depok--di samping bekerja dan berkesenian--mendapatkan kursus Kristiani setiap malam.
Kemudian, Chastelein berjanji memerdekakan para budaknya dan membagi-bagi tanah warisan jika menganut imannya.
Mereka yang ikut Chastelein terdiri dari 12 marga/keluarga; Bacas, Isakh, Jonathans, Jacob, Joseph, Loen, Laurens, Leander, Tholense, Soedira, Samuel, Zadokh.
Dua belas marga itu yang menjadi cikal bakal Belanda Depok.
Depoksche Dag
Cornelis Chastelein meninggal pada 28 Juni 1714. Sejak hari itulah testamen (surat wasiat)-nya berlaku. Sejak itulah orang Depok merdeka dari perbudakan.
Jadilah setiap 28 Juni diperingati sebagai Depoksche Dag.
Laksana orang lebaran, biasanya orang Depok yang tinggal di Belanda pada mudik. "Yang ramai sekali datang dari Belanda waktu perayaan 300 tahun (Depoksche Dag--red), 2014 lalu," kata Fredy Jonathans kepada JPNN.com, Senin (27/6) melalui sambungan telepon.
Tahun ini, menurut Fredy tak banyak sanak saudaranya yang dari Belanda mudik ke Depok. Bahkan, karena bertepatan dengan puasa, seremoni perayaan Depoksche Dag tidak pada 28 Juni. Tapi, diundur 16 Juli 2016 mendatang.
Sebenarnya, pemerintah Kota Depok secara resmi merayakan hari jadinya tiap 27 April--merujuk peningkatan status Depok menjadi Kotamadya pada 1999.
Namun, menarik lini masa, Hari Depok sudah dirayakan lebih dari 3 abad silam.
Selamat Hari Depok yang ke 302 tahun… Gefeliciteerd, broer! (wow/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Sebenarnya Rahasia Leluhur Orang Bali
Redaktur : Tim Redaksi