Berbentuk Masjid Nabawi, Lentera di Kampung Minoritas

Selasa, 29 Mei 2018 – 18:00 WIB
Much. Tiksan menjadi salah satu perintis berdirinya Masjid Ibadurrohman. Foto Indra Mufarendra/Radar Malang/JPNN.com

jpnn.com, MALANG - Tim Jelajah Pesantren di Kampung Minoritas Radar Malang (Jawa Pos Group) melanjutkan perjalanannya.

Lokasi yang dituju kali ini adalah Desa Sidoasri, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

BACA JUGA: Ponpes Fasilitas Modern di Wilayah Pelosok

Setelah menunggu selama bertahun-tahun, umat muslim di Desa Sidoasri, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, rumah ibadah.

Masjid dibangun sejak 2004 silam yang menjadi lentera umat muslim di tengah dominannya komunitas nonmuslim di sana.

BACA JUGA: Ponpes Kampung Minoritas: Sempat Dilarang Bangun Musala

===============================
Indra Mufarendra - Radar Malang
===============================

Lantunan ayat-ayat suci Alquran, sayup-sayup terdengar merdu dari sebuah kawasan di Desa Sidoasri, kemarin (25/5), sekitar pukul 16.00.

BACA JUGA: Tiap Bulan Bagikan Beras ke Warga tanpa Pandang Agama

Kawasan itu bisa dibilang terpencil. Sebab, untuk menuju ke sana, mesti melewati akses jalan yang masih berupa hamparan tanah dan bebatuan.

Ya, di kawasan itulah satu-satunya tempat ibadah agama Islam di Desa Sidoasri berada. Masjid Ibadurrohman–begitu nama masjid yang memiliki ukuran luas sekitar 10×20 meter.

Meski lokasinya ”nyelempit”, di mana akses masuknya diapit dua rumah, Masjid Ibadurrohman memiliki bentuk yang indah.

Masjid ini memiliki tembok berwarna krem. Sementara kubahnya berwarna hijau dengan hiasan berwarna kuning keemasan pada bagian puncaknya.

Sore itu, Masjid Ibadurrohman ramai oleh anak-anak. Ada belasan anak yang bergantian melantunkan ayat-ayat suci Alquran. Pengeras suara masjid membuat lantunan ayat-ayat suci itu bisa terdengar hingga radius satu kilometer.

Ya, itulah rutinitas yang biasanya terlihat di Masjid Ibadurrohman setiap sore. Sebab, selain menjadi tempat salat bagi umat muslim di Desa Sidoasri, Masjid Ibadurrohman juga membuka tempat pendidikan Alquran (TPQ).

Saat ini, TPQ Masjid Ibadurrohman memiliki 14 santri. Seluruhnya masih duduk di bangku sekolah dasar (SD). TPQ Masjid Ibadurrohman itu sudah eksis sejak 2004. Yakni, setelah pembangunan masjid rampung di tahun itu.

Much. Tiksan, salah satu pendiri masjid, mengungkapkan bahwa rencana pendirian masjid itu bermula pada 2003.

”Pada mulanya, warga menginginkan ada tempat ibadah (untuk umat Islam) di sini. Kebetulan, ayah saya mewakafkan tanahnya,” ujar dia.

Awalnya, tanah wakaf itu hanya memiliki luas 5 meter persegi. ”Karena rencana awal itu hanya untuk membangun musala kecil,” ujar dia.

Namun, setelah dikonsultasikan kepada Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) setempat, Saifuddin, rencana itu kemudian berubah.

”Pihak KUA melakukan survei. Apalagi, sebelumnya pernah beberapa kali ada rencana pembangunan masjid, tapi selalu gagal,” kata pria berusia 47 tahun ini.

Kepala KUA itu, Tiksan menyatakan, memiliki banyak relasi. ”Dari Pak Saifuddin, kami dikenalkan dengan (alm) Ustaz Rohmat Arifin dari Wajak. Beliau yang punya koneksi dengan donatur dari Arab Saudi,” ungkapnya.

Mendengar ada rencana pembangunan masjid itu, orang tua Tiksan menambah luasan tanah wakafnya.

”Total, masjid itu menghabiskan dana Rp 110 juta,” ujar pria kelahiran Dampit, 1971 itu.

Meski sudah disokong dana dari donatur, termasuk pengadaan tukangnya, warga sekitar tetap memberikan kontribusinya.

”Warga sekitar swadaya mencari batu untuk pembangunan masjid. Kebetulan, di desa ini, batunya melimpah. Tinggal ambil saja dari sungai,” ujar dia.

Untuk desain masjid, Tiksan menyatakan, semua berasal dari donatur.

”Masjid ini dibuat seperti masjid di Madinah (Masjid Nabawi),” ujar suami dari Dinik Kusniawati tersebut.

Dari sisi ukuran, Masjid Ibadurrohman memang tidak bisa dibandingkan dengan Masjid Nabawi. Kemiripan itu terlihat dari perpaduan warna krem dan hijau pada bangunan masjidnya. Termasuk kubahnya. (***)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pesantren Kampung Minoritas: Siswa Keluarga Mualaf Gratis


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler