Ponpes Fasilitas Modern di Wilayah Pelosok

Senin, 28 Mei 2018 – 10:06 WIB
Panti Asuhan (PA)/Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Ar-Rahman boleh saja berada di daerah pelosok di wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur. Foto Indra Mufarendra/Radar Malang/JPNN.com

jpnn.com, MALANG - Panti Asuhan (PA)/Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Ar-Rahman boleh saja berada di daerah pelosok di wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Tepatnya di Jalan Said II, Desa Peniwen, Kecamatan Kromengan. Sebuah pesantren yang berada di kampung minoritas muslim.

BACA JUGA: Ponpes Kampung Minoritas: Sempat Dilarang Bangun Musala

Meski begitu, untuk urusan fasilitas, PA/LKSA ini tak kalah dengan panti-panti yang ada di perkotaan. Seperti apa?

Lihat: Ponpes Kampung Minoritas: Sempat Dilarang Bangun Musala

BACA JUGA: Tiap Bulan Bagikan Beras ke Warga tanpa Pandang Agama

===============================
Indra Mufarendra - Radar Malang
===============================

Setidaknya ada empat bangunan milik panti yang berdiri di lahan seluas satu hektare itu. Bangunan utama adalah sebuah rumah dua lantai.

BACA JUGA: Pesantren Kampung Minoritas: Siswa Keluarga Mualaf Gratis

Bangunan ini difungsikan sebagai kantor serta ada dua kamar untuk anak-anak panti.

Lalu, ada pula bangunan yang berisi beberapa kamar, masjid, serta aula.

”Total, panti asuhan kami ini memiliki sembilan kamar,” ujar Ustad M. Kholiq, pendiri sekaligus pengasuh PA/LKSA Ar-Rahman.

Setiap kamar bisa diisi hingga delapan anak.

Tapi, jangan bayangkan anak-anak panti itu uyel-uyelan di dalam kamar. Sebab, satu kamar itu terbilang luas karena berukuran sekitar 10×10 meter.

Anak-anak PA/LKSA Ar-Rahman juga tidak tidur di lantai. Sebab, ada kasur-kasur bertingkat yang disediakan pengasuh PA/LKSA Ar-Rahman.

Di tiap-tiap kamar itu juga disediakan kamar mandi sendiri plus mesin cuci. ”Kami ingin memberikan kemudahan kepada anak-anak panti,” kata Kholiq.

Untuk pasokan airnya pun anak-anak panti tidak perlu khawatir. Meskipun PA/LKSA Ar-Rahman berada di daerah yang tergolong kering. Karena pasokan kebutuhan air dari sumur bor.

Bahkan, air dari sumur itu bisa langsung diminum tanpa perlu dimasak. Sebab, ada mesin reverse osmosis untuk mengolah air mentah menjadi air siap minum.

Kholiq menyatakan, lewat sejumlah fasilitas itu, dia ingin memanjakan anak-anak panti.

”Bukan berarti membuat anak-anak itu menjadi manja. Tapi, kami ingin anak-anak panti hidup layak. Jangan sampai mereka tinggal di lingkungan yang kumuh. Apalagi sampai terserang penyakit,” ujar dia.

Dengan melayani anak-anak panti sebaik mungkin, maka pengasuh panti juga otomatis melayani para donatur.

”Kalau donatur melihat ini, mereka puas. Mereka akan berpikir bahwa donasi yang sudah diberikan telah memberikan manfaat. Lain halnya kalau kumuh. Bisa jadi, donatur malah aras-arasen,” kata pria kelahiran Bojonegoro, 54 tahun silam ini.

Denyut nadi PA/LKSA Ar-Rahman memang amat bergantung pada donatur. Selama ini, donasi mengalir deras ke panti.

”Padahal, kami tidak pernah meminta. Kami juga tidak pernah mengajukan proposal,” ujar dia.

Mulai dari pengadaan lahan, pembangunan masjid, asrama, hingga operasional, semua berasal dari donatur. Untuk operasional saja, terutama makan, PA/LKSA Ar-Rahman rata-rata menghabiskan Rp 7,5 juta per bulan. Itu belum termasuk biaya lain. Misalkan untuk biaya pendaftaran sekolah.

Meski begitu, selama ini PA/LKSA Ar-Rahman nyaris tak pernah mengalami kendala sosial. Padahal, mereka tak punya unit usaha untuk menghidupi anak panti.

Kholiq menyatakan, pernah suatu ketika, PA/LKSA Ar-Rahman kehabisan beras untuk makan siang. Waktu itu, pengasuh tak punya uang untuk membeli beras bagi anak-anak panti.

Apa solusinya? ”Kami berdoa, meminta beras pada Allah,” ujar dia.

Beberapa saat kemudian, jelang Duhur, ada donatur yang membawa dua kuintal beras.

”Kalau dipikir pakai logika, otak saya ini gak sampai. Tapi memang kenyataannya seperti itu,” kata dia.

Pun demikian ketika Kholiq butuh dana untuk biaya sekolah anak-anak pantinya, selalu saja ada yang membantu.

”Terus terang, banyak anak-anak kami yang sekolah di lembaga pendidikan swasta. Anda tahu sendiri, sekolah swasta di sini juga sulit finansialnya. Makanya, kami tidak pernah meminta keringanan. Kami bayar normal. Tapi, berapa pun kami butuh, uangnya selalu ada,” ujar dia.

Sekali lagi, PA/LKSA Ar-Rahman memang ditopang donasi yang tak pernah berhenti mengalir. Kholiq menyebut, ada satu donatur yang rutin berdonasi untuk PA/LKSA Ar-Rahman.

”Donasinya lewat perantara. Sampai sekarang, kami tidak tahu siapa namanya,” ujar dia. (***)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Nonmuslim Sekolah di Lembaga Pendidikan Islam


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler