Berdamai, Warga Dua Kampung di Lamteng Gunakan Ikat Kepala

Sabtu, 29 November 2014 – 19:42 WIB
Bekas bentrokan antarkampung Kampung Tanjungharapan, Kecamatan Anaktuha, Lampung Tengah (Lamteng). Foto Radar Lampung/JPNN.com

jpnn.com - ANAKTUHA - Dusun II, Kampung Tanjungharapan, Kecamatan Anaktuha, Lampung Tengah (Lamteng) masih berserakan usai bentrok antarkampung. Di kanan-kiri jalan terlihat rumah yang telah porak-poranda akibat dibakar atau dirusak massa. Kondisi serupa juga terlihat di Dusun I. Berdasarkan data Pemkab Lamteng, tercatat 79 unit rumah warga di Dusun I dan II ludes dibakar massa. Termasuk 5 unit motor dan 1 minibus.

Rinciannya, 60 rumah dan 5 unit motor di Dusun II. Sedangkan sisanya sebanyak 19 rumah dan satu unit mobil minibus terbakar di Dusun I. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.

BACA JUGA: Bentrok Antar Kampung di Lamteng, Warga 2 Dusun Takut Keluar Rumah

Namun, tiga orang dilaporkan menjadi korban tembakan senjata api. Ketiganya adalah Ngatno (22), warga Pujiharjo, Padangratu; Suwarno (33), warga Ajibaru, Anaktuha; dan Umar (37), warga Sukawaringin, Bangunrejo.

Ketiganya terpaksa dilarikan ke salah satu rumah sakit di Pringsewu. Mereka tiba di rumah sakit sekitar pukul 01.30, Jumat (28/11).

BACA JUGA: Bentrok Antarkampung di Lamteng, Dua Kubu Sepakat Berdamai

Korban terparah yakni Ngatno. Dia menderita luka tembak tembus ke perut (abdomen). Proyektil peluru juga mengenai ginjalnya sehingga mengharuskannya menjalani operasi dengan membuka rongga perut (laparotomi).

Operasi dimulai pukul 10.00 sampai 11.30. Namun karena mengenai ginjalnya, terpaksa tim medis harus melakukan pengangkatan ginjal. Tak hanya itu, korban juga harus menjalani pemotongan usus. Ngatno kini masih ditempatkan di ruang ICU.

BACA JUGA: Tertipu Pesan Berantai, Kapolsek Ini Mencak-mencak

Korban lainnya Suwarno mengalami luka tembak di paha kiri. Tim medis juga melakukan operasi yang berlangsung mulai pukul 06.15-07.15. Proyektil peluru tak ditemukan karena diduga tembus keluar.

Sementara korban lainnya Umar mengalami luka tembak di bahu kiri. Seperti dua korban lainnya,  juga dilakukan operasi eksplorasi mulai pukul 09.30-10.00 WIB. Operasi berhasil mengangkat proyektil peluru. Untuk perawatan korban di tempatkan di recovery room.

Direktur operasional RS tempat korban dirawat mengatakan kondisi korban mulai membaik. Pihaknya berupaya semaksimal mungkin melakukan tindakan pertolongan dan perawatan. ’’Kondisinya terus kita pantau, pascaoperasi yang dilakukan terhadap ketiganya,” jelas dia.

Kerabat Ngatno yang tidak mau disebutkan identitasnya mengaku saudaranya itu hanya menjadi korban. ’’Saat kejadian, dia sedang main ke rumah neneknya. Ada ramai-ramai, dia lari. Waktu itu dia sempat bicara pada warga kalau dia juga masih kerabat warga setempat. Kemudian langsung roboh karena tertembak," katanya singkat.

Memang sebelum perdamaian terjadi, warga Dusun I dan II telah mempersiapkan diri. Bahkan, masing-masing warga mengenakan semacam tanda pengenal. Untuk warga Dusun I, mereka mengenakan ikat kepala kain berwarna putih. Sedangkan warga Dusun II mengenakan tanda ikat kepala menggunakan janur (daun kelapa muda).

Sebelumnya diberitakan, bentrok antarwarga meletus di Kecamatan Anaktuha, Kamis (27/11) malam. Ribuan warga terlibat bentrok dan baku tembak hingga menimbulkan korban.

Konflik antarkelompok warga ini dipicu hilangnya dua remaja warga Dusun I. Remaja berumuran 15 tahun itu sejak dua hari terakhir tak diketahui rimbanya.

Warga setempat mencurigai kedua bocah itu telah tewas dihakimi massa Dusun II. Pasalnya, dua hari lalu sempat tersiar kabar ada pencuri yang dimassa hingga tewas di sebuah perkebunan sawit. Namun, jasad pencuri yang tewas tersebut tidak diketahui keberadaannya.

Isu yang beredar menyebutkan bahwa dua remaja diketahui bernama Kurnia Jaya dan Angga Wirayuda itu tewas di sekitar Dusun II. Merebaknya kabar inilah yang membuat suasana antardusun itu memanas. Sejumlah warga Dusun I lantas berinisiatif mencari kebenaran kabar itu. Mereka lantas mendatangi Dusun II. Namun, warga Dusun II mengaku tidak mengetahui keberadaan kedua remaja tersebut.

Di tengah situasi yang tidak menentu itu, tersiar kabar seorang warga Dusun I melihat bercak darah di gardu ronda Dusun II. Informasi yang dihimpun, warga juga melihat sandal yang dikenali milik dua remaja itu. Entah siapa yang memulai, sekelompok warga yang tidak terima atas dugaan pembunuhan ini langsung menyerbu ke permukiman warga. Massa menuding warga Dusun II telah menghakimi kedua remaja itu hingga tewas. (yud/tih/sag/gie/abd/hry/rnn/p5/c1/fik)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bu Lurah Bilang, Bantuan PSKS Hanya Ganti Nama Saja


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler