jpnn.com, PONTIANAK - Ribuan remaja mengenakan kemeja putih dan celana hitam berdatangan ke lapangan Mapolda Kalimantan Barat sejak pukul 13.15 WIB, Senin (17/4).
Mereka hadir mengikuti penandatanganan pakta integritas penerimaan terpadu anggota Polri tahun 2017.
BACA JUGA: Komisi III DPR Sindir MoU Penegak Hukum Untuk Saling Melindungi
IGK Yudha Dharma, Pontianak
Para calon anggota Polri ini direkrut dari 14 kabupaten/kota di Kalbar. Para orangtua atau wali mereka juga hadir dan ikut menandatangani pakta integritas tersebut.
BACA JUGA: Mau Ikut Tamasya Almaidah? Baca Dulu Maklumat Polri Ini
Bahkan banyak orangtua atau wali yang berdiri, karena terbatasnya jumlah kursi yang tersusun rapi di lapangan upacara Mapolda.
Penerimaan anggota Polri tahun ini terdiri dari Akpol, Bintara Polisi Tugas Umum (PTU), Bintara Teknologi Informasi, Bintara Musik dan Tantama Polri.
BACA JUGA: Jangan Ada Permainan Seleksi Calon Polisi!
Dalam pelaksanaannya, masih terdapat beberapa calon anggota yang kedapatan salah nomor registrasi, sehingga posisi barisnya tertukar dengan peserta lainnya.
Penandatanganan pakta integritas ini dibuka oleh Divisi Propam Mabes Polri, Kombes Pol Parimin Warsito.
“Pengelolaan sumber daya manusia merupakan kunci utama dari reformasi internal Polri yang hulunya adalah proses rekrutmen,” kata Parimin.
Ada beberapa poin yang menjadi perhatian terkait pelaksanaan pendidikan anggota Polri. Dari tahun-tahun sebelumnya, ada kasus peserta meninggal saat pelatihan fisik.
Kemudian ada juga peserta didik wanita yang dalam kondisi hamil, lalu peserta dengan status sudah menikah. “Para pelanggar itu akan dikeluarkan secara tidak hormat,” tegasnya.
Ada juga peserta didik yang kesehatannya terganggu, sehingga terpaksa mengundurkan diri. Bahkan masih ada ditemukan peserta didik yang menggunakan ijazah palsu.
“Tentu hal ini menjadi perhatian penting bagi Polri dalam melakukan pengawasan terhadap proses rekrutmen,” jelas Parimin.
Ditekankan bahwa rekrutmen calon anggota Polri harus transparan, sehingga menelurkan anggota yang berintegritas tinggi.
Sedangkan oknum-oknum yang berusaha memanfaatkan rekrutmen ini untuk kepentingan tertentu akan ditindak tegas. Pelanggaran disiplin dan kode etik profesi Polri masuk dalam pelanggaran pidana.
Termasuk yang dilakukan anggota Polri berkaitan dengan rekrutmen. “Hal ini akan memberikan konstribusi negatif terkait kepercayaan masyarakat kepada Polri,” ungkap Parimin.
Wakapolda Kalbar Brigjen Pol Amrin Rimico mewakili Kapolda Irjen Pol Musyafak yang berhalangan hadir, menjelaskan bahwa reformasi Polri harus dimulai dari proses rekrutmen yang clear untuk mencari anggota yang berkualitas.
“Penandatanganan pakta integritas ini bertujuan agar memberikan pemahaman dan keyakinan, khususnya kepada calon dan orangtua atau wali, bahwa penerimaan anggota Polri itu clean and clear,” tegas Amrin.
Peserta seleksi yang fisiknya lemah juga terlihat saat upacara ini. Salah satu peserta yang berbaris terlihat pingsan, karena tak tahan tersengat teriknya matahari sekitar pukul 15.00 WIB.
Upacara berakhir pada pukul 15.40 WIB dan sebagian orangtua atau wali juga tampak mulai beranjak meninggalkan lapangan upacara Mapolda.
Mohammad Daud, 48 dari Mempawah mendampingi putranya, Rezal, salah satu peserta didik calon anggota Polri. Selaku ayah, dia berharap anaknya bisa lolos.
Apalagi ini keinginan anaknya yang bercita-cita menjadi polisi. Bahkan tahun lalu Rezal sudah pernah mengikuti perekrutan, namun gagal di pantokhir, tahapan akhir.
“Karena melihat semangat anak, maka saya hanya bisa memberikan motivasi saja, mendukung dan berdoa semoga anak saya bisa berhasil dengan kemampuan fisik, jasmani dan rohani yang dia punya,” kata Daud.
Daud menyambut positif perjanjian dalam penandatanganan pakta integritas yang dia ikuti. Dia berharap tidak ada lagi istilah titipan dalam proses rekrutmen anggota Polri. (*)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kritik Polisi Lewat Film di Police Movie Festival
Redaktur & Reporter : Soetomo