Bertahan di Antara Ledakan

Minggu, 01 Agustus 2010 – 01:22 WIB
Karen Agustiawan.

SERENTETAN ledakan karena gas dari tabung bertuliskan Pertamina, tiba-tiba menjadi momok baru di negeri iniNyaris setiap hari, ada saja berita tentang ledakan yang disebabkan oleh tabung gas berlabel Pertamina itu

BACA JUGA: Nilai Saya Hanya Enam



Tak ayal, jari telunjuk publik pun mengarah ke Pertamina sebagai pihak yang harus betanggungjawab
Kritikan, tudingan bahkan terkadang hujatan, terus-menerus mengarah ke Pertamina

BACA JUGA: Bersiap Gantung Sarung Tinju

Dirut Pertamina Karen Agustiawan pun menjadi bulan-bulanan,

Sebagai manusia, Karen merasa gundah
Karenanya dalam pertemuan Forum Pemimpin Redaksi Group Jawa Pos se-Indonesia di Hotel Ciputra, belum lama ini, pemilik nama Galaila Karen Agustiawan yang menduduki kursi Dirut Pertamina sejak 5 Februari 2009 itu tak hanya membela diri, tetapi juga berkeluh kesah sekaligus mencoba bertahan dari tudingan dan hujatan

BACA JUGA: Tak Ada Kasta dalam Pendidikan



Secara blak-blakan Karen menyampaikan unek-uneknyaDengan suara yang terkadang agak bergetar, pengganti Ari HSoemarno di posisi tertinggi Pertamina itu mengaku tak masalah dikritik, asalkan proporsional dan tidak asbun (asal bunyi)Sesekali, Karen menyelipkan mengucapkan banyak kalimat off the record ketika membeberkan hal-hal sensitif

Sebelum tanya jawab dengan para Pimred, ibunda dari Jemmy M Primaji itu terlebih dulu menguraikan program kerja perusahaan "plat merah" yang dipimpinnyaBerikut petikan wawancara Karen dengan para Pimred Group Jawa Pos seperti disarikan Wartawan JPNN, Agus Srimudin;


Bagaimana Anda melihat maraknya kasus oplosan tabung Elpiji 3 kg?

Inilah yang ingin saya sampaikan kepada semua lapisan masyarakatSaya minta bantuan rekan-rekan pers untuk menyampaikan edukasi iniSesekali, boleh juga kan saya curhat kepada wartawan ha ha ha..Kasus oplos-mengoplos itu bukan kapasitas Pertamina untuk menanganinya, tapi kewenangan pihak berwajibItu kasus kriminalKalau menemukan kasus seperti itu, termasuk kalau menemukan yang mem-back up, laporkan sajaBiar ditangkap.

Soal maraknya tabung meledak dan memakan banyak korbanApa tanggapan Anda?

Hasil survei kami, banyak masyarakat tidak mengetahui cara memakai elpiji (kemasan) tiga kiloan secara benarInilah yang kami sarankan agar masyarakat pengguna elpiji tiga kilo memahami betul cara menggunakannyaInsiden itu disikapi dengan memperbanyak kegiatan sosialisasi, walaupun sosialisasi itu bukan tugas kamiTotal even sosialisasi sebanyak 944 kegiatan, antara lain di DKI, Sumsel, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jatim, dan Bali.

Selain itu, ada tim mobile sebagai juru penerangMereka beroperasi di JabodetabekKami juga melakukan sosialisasi melalui pamflet, spanduk, dan koran-koran.

Tetapi sosialisasi tetap dianggap minim dan menjadi sorotan...

Sejak awal Maret 2007, Pertamina bertugas mengadakan elpiji dan pengadaan tabung elpiji 3 kgFebruari 2007 hingga sekarang, tugas Pertamina mendistribusikan paket perdana elpiji 3 kg, terdiri dari tabung elpiji 3 kg, kompor, selang, dan regulatorPertamina juga melakukan pengisian ulang produk elpiji 3 kg, suplai, dan distribusi elpiji 3 kg ke agen.

Berdasar kronologi tugas dan tanggung jawab pemerintah dan Pertamina dalam konversi minyak tanah (mitan) ke elpiji, Kementerian ESDM menjadi koordinator program konversi mitan ke elpijiSejak 2007 hingga sekarang, ESDM bertugas mensosialisasikan, melakukan pengawasan, dan verifikasi atas penyediaan dan pendistribusian elpiji tabung 3 kgKementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi bertugas melakukan pengawasan terhadap tabung elpiji.

sementara Kementerian Perindustrian memberi izin industri dan spesifikasi material, berupa tabung elpiji 3 kg, kompor, regulator, dan selangKementerian Perdagangan, melakukan pengawasan terhadap barang yang beredar dan imporKementerian Negara KUKM yang mengadakan kompor, regulator, selang, dan pembagian kepada masyarakatKementerian Negara Pemberdayaan Perempuan juga memiliki tugas sosialisasi program pengalihan mitan ke elpiji.

Sedangkan Kementerian Keuangan mengalokasikan anggaran paket perdana konversi mitan ke elpiji, dan penggantian subsidi elpiji 3 kgPihak pengguna atau masyarakat juga mempunyai tugas, yaitu mengetahui dengan benar cara penggunaan elpiji 3 kg dan perawatannya.

Tapi sosialisasi yang dilakukan Pertamina adalah sebagai rasa tanggung jawab moral kami, meskipun tidak di-reimburse (diganti dananya) oleh pemerintahDana sosialisasi ada di Dirjen Migas, namun realisasi sosialisasi yang dilakukan pemerintah (Dirjen Migas) terkendala dengan lamanya proses turunnya anggaran APBN.

Kalau begitu, kenapa bukan PGN yang urus gas?

Pertamina mengurusi gas elpiji 3 kg karena jaringan Pertamina sudah ada di seluruh IndonesiaSamalah dengan jaringan Jawa Pos Group, he he he...

Sebenarnya siapa pembuat tabung elpiji dan kenapa 3 kg?

Ada 54 juta tabung yang dibikinItu dibikin oleh 73 pabrikanSiapa saja? Bapak/ibu tahu sendirilah..Ha ha ha..Ada UKM, BUMN, dan swastaSoal beratnya tiga kilogram yang dibikin, karena berdasar hasil penelitian barang tiga kilo itu masih bisa dibawa oleh warga, kalau empat kilogram atau lima kilogram sudah agak beratJadi hasil analisa tiga kilogram itu lebih cocokSelain berat tabungnya bisa diangkat anak-anak dan orang dewasa, harganya pun bisa terjangkauTabung tiga kiloan ini kan diprioritaskan bagi keluarga yang berpenghasilan sedang ke bawah.

Bagaimana dengan santunan untuk korban ledakan elpiji 3 kg?

Asuransi diberikan kepada korban baik yang meninggal maupun luka dirawatHingga Mei 2010, Pertamina telah memberikan santunan dan klaim sekitar Rp2,9 miliarAsuransi diberikan kepada penerima paket perdana elpiji 3 kgPertamina menunjuk lembaga asuransi yang meng-cover klaim musibah kebakaran terkait penggunaan material paket perdana 3 kg.

Yang ditanggung asuransi, korban meninggal disantuni Rp25 juta, cacat tetap Rp25 juta, biaya perawatan maksimal 25 juta, biaya penguburan Rp2 juta, serta penggantian kerusakan materi Rp100 juta.

Bagaimana sih sebenarnya tahapan konversi itu?

Pertama, dilakukan surveiTujuannya, untuk menentukan area dan penerima (RT/UKM) yang layak menerima paket perdanaSetelah itu, dilakukan sosialisasi dengan cara mengedukasi masyarakat, persiapan agen, dan pengecer di daerah yang ada di konversiSemua daerah akan mendapatkan jatah konversi, namun secara bertahapTarget selesai 2011.

Tahapan berikutnya ialah distribusiPada tahap ini dilakukan pembagian gratis kepada masyarakat pengguna minyak tanah sarana konversi, yaitu berupa tabung elpiji 3 kg dan kompor gas 1 tungku beserta accesories-nya (selang, klem, dan regulator).

Selanjutnya, dilakukan penarikan minyak tanahPenarikan dilakukan di daerah-daerah yang sudah selesai dicacah dan mendistribusikan paket konversiPenarikan ini dilakukan secara bertahap, guna memberi kesempatan kepada masyarakat pengguna untuk beradaptasi.

Bagaimana progres konversi mitan ke elpiji?

Sejak 30 Juni 2010, distribusi paket perdana 44.675 juta paketRinciannya, pada 2007 sebanyak 3.976 juta paket, 2008 menjadi 15.078 juta paket, pada 2009 naik lagi menjadi 24.355 juta piket, pada 2010 hingga 30 Juni baru 1.265 juta paketTarget 2010 sebanyak 9.395 juta paket.

Apakah ini berarti minyak tanah bakal hilang di pasaran?

TidakItu informasi yang salahWalaupun semua daerah sudah dikonversi dengan elpiji, namun minyak tanah tetap adaHanya saja, untuk memperolehnya bisa didapat di agen-agen resmi PertaminaPerbedaan lainnya, harga untuk mitan non subsidi lebih mahal, karena digunakan harga keekonomian (lebih tinggi dari harga subsidi).

Kenapa menggunakan harga keekonomian?

Karena Pertamina dari dulu sampai sekarang terus merugiKerugian bisnis LPG non PSO periode Januari hingga Desember 2010 diproyeksikan Rp2,936 triliun untuk elpiji 12 kg, lalu kerugian Rp353 miliar untuk elpiji 50 kg, serta kerugian elpiji Bulk Rp28 miliarTotal kerugian elpiji non PSO sebesar Rp3,2 triliun.

Kerugian elpiji 12 kg dari Januari hingga April 2010 mencapai Rp940,4 miliarProyeksi kerugian periode Januari-Mei 2010 menggunakan data realisasi CPA dan kurs, sedangkan periode Juni hingga Desember 2010 menggunakan asumsi CPA dan kurs RKAP 2010.

Kenapa Pertamina selalu mengaku rugi?

Kerugian bisnis elpiji non PSO Pertamina karena harga jual produk tidak sebanding dengan peningkatan harga bahan bakuSementara, Pertamina selaku PT Persero dituntut untuk tidak merugi.

Pengguna LPG Non PSO mayoritas adalah masyarakat menengah ke atas yang tidak sensitif terhadap hargaRealitanya, sudah ada kenaikan harga elpiji di masyarakat dimana keuntungannya dinikmati oleh spekulan, harga elpiji 12 kg resmi eks agen Rp70.200 per tabung, dijual di pasaran berkisar Rp75 ribu hingga Rp80 ribu per tabung.

Sudah ada persetujuan dari Meneg BUMN bahwa pada 2009 elpiji non PSO bisa dinaikkan secara bertahap untuk mencapai harga keekonomianDengan kenaikan harga elpiji NPSO per Juni 2010, maka prognosa kerugian Pertamina pada 2010 akan berkurang.

Bagaimana struktur harga keekonomian Pertamina?

Rata-rata CP Aramno periode satu tahun terakhir 611,75 USD/MTON, rata-rata kurs periode satu tahun terakhir Rp9.650/USDHarga keekonomian tanpa margin badan usaha Rp7.680,46 per kgHarga eks Pertamina sebelum pajak dan margin agen Rp4.912,00 per kgHarga eks Pertamina sebelum pajak dan margin agen merupakan harga dasar pada harga jual ke konsumen yang berlaku saat ini, yaitu Rp5.850 per kgSelesih subsidi yang harus ditanggung Pertamina Rp2.768,46 kg, yaitu dari hasil pengurangan Rp7.680,46 per kg hingga Rp4.912 per kg.

Bagaimana harga jual di daerah penghasil, apakah ada konpensasi?

Tidak adaPertamina ini adalah pebisnis bukan regulatorPertamina sama seperti Cevron dan TotalKonpensasi minta kepada pemerintahTetapi, perlu kami sampaikan harga jual tabung gas elpiji itu sama besarannyaApakah di Balikpapan, di Sulawesi, Papua, Sumatera, sama dengan di Pulau JawaDigunakan sistem pendanaan silangSejujurnya, hasil produk dibawa ke daerah-daerah yang relatif jauh akan menggunakan ongkos transportasi yang lebih besar.

Produksi minyak Pertamina nomor dua dari Cevron, produksi gas nomor dua dari TotalMakanya, saya katakan Pertamina harus besar di Hulu, agar tidak impor lagiKalau sudah tidak impor lagi, kita bisa bangga karena mempunyai produksi minyak dan gas terbesar secara nasional.

Tapi faktanya masih impor...

Berapa sih konsumsi kita? Produksinya 960 ribu barel perhari, tetapi konsumsinya mencapai 1,3 juta barel perhariKita kekurangan crude (minyak mentah) untuk diolah menjadi produkMakanya kita berharap segera terbit blue print energi nasional, seperti yang sudah dilakukan di Bangkok, semua minyak sudah diubah ke CNG (gas)Semua harus beralih ke gasPotensi terbesar Indonesia sebenarnya bukan minyak, tetapi gasInilah sebabnya harus ditingkatkan industri Hulu kita, kalau itu sudah berjalan dengan baik, kita tidak akan impor lagi.  

Kalau soal SPBU/SPBG/SPBE yang nakal?

Laporkan kepada sayaMemang repot karena di Indonesia, dari 4.400 SPBU cuma ada 45 SPBU COCO (Company Own Company Operate)Selebihnya milik pihak ketigaTapi, gapapa, catat nomor SPBU-nya, lalu lapor ke sayaKalau terbukti salah, pasti saya cabutEmail aja ke saya (ada di redaksi JPNN, red)Apalagi sekarang Pertamina sudah bekerjasama dengan Puslabfor Polri.(gus/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mengapa Semua Ingin Jadi PNS?


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler