Bertemu Fahri Tertawa-tertawa

Minggu, 24 April 2016 – 15:29 WIB
Hj. Ledia Hanifa Amaliah. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - "BISMILLAH, semoga Allah mudahkan urusan". Kalimat itulah yang pertama kali keluar dari mulut politkus perempuan PKS Hj. Ledia Hanifa Amaliah.

Dia mengatakan hal itu saat ditanya kesiapannya menggantikan posisi Fahri Hamzah sebagai  Wakil Ketua DPR RI.

BACA JUGA: Landak...Land of Dayak

Berikut wawancara wartawan JPNN.com, Zulfasli, dengan Ketua DPP PKS Bidang Pekerja, Petani, dan Nelayan, itu, di Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta pekan lalu.

Sudah ada komunikasi dengan pimpinan DPR terkait penunjukan Anda menggantikan Fahri Hamzah?

BACA JUGA: Kelebihan Ahok Itu...

Setelah adanya putusan tersebut, ada sejumlah hal yang saya belum tahu karena saya tidak melakukan komunikasi dengan pimpinan DPR. Ada beberapa pertimbangan mungkin. Tapi harusnya jadi bagian komunikasi yang telah terbangun dengan pimpinan DPR bersama pimpinan Fraksi PKS di DPR. Tidak serta-merta dengan saya.

Bagaimana dengan sikap Fahri yang melakukan perlawanan dengan menggugat keputusan PKS itu?

BACA JUGA: Federasi Itu Hidup dari Kompetisi

Pada dasarnya yang digugat adalah institusi partai. Secara personal saya dengan Pak Fahri tidak ada apa-apa. Tapi yang jadi perlu diselesaikan adalah bagaimana gugatan itu akan diajukan. Yang digugat itu institusi.

Secara de facto dan de jure, bagaimana posisi Wakil Ketua DPR dari FPKS ini?

Dalam penetapan pimpinan alat kelengkapan Dewan atau pimpinan DPR sebenarnya kewenangan fraksi untuk mengutus siapa. Itu memang bagian surat-menyurat yang harusnya secara jelas dan adalah bagian dari kewenangan fraksi siapa yang akan ada di situ. Tapi dalam proses hukumnya harus ada pelantikan dan seterusnya. Sehingga kalau pun disebut sebagai Wakil Ketua DPR, toh saya juga belum bisa melakukan apa-apa.

Karena itu pula, secara hukumnya saya belum bisa melakukan tugas-tugas yang harusnya diberikan. Faktanya posisi saat ini, yang masih dilaksanakan adalah tugas sebagai Wakil Ketua Komisi VIII DPR. Karena penetapannya juga dari surat keputusan pimpinan DPR dan belum ada yang dicabut.

Kesannya jadi lama proses pergantian Wakil Ketua DPR dari Fraksi PKS ini?

Tanya ke pimpinan.

Anda melihat indikasi Fahri dilindungi pimpinan DPR?

Wallahu a'lam, silakan ditanya ke pimpinan fraksi dan DPR.

Kalau Ibu, bagaimana?

Kalau saya berprinsip selesaikan prosesnya dan itu bagian domainnya pimpinan Fraksi PKS dan pimpinan DPR, saya sebagai anggota fraksi begitu saja.

Kalau Anda sendiri, ingin segera menduduki kursi itu?

Kalau secara personal tentu saya akan ikuti prosesnya, dan bukan jadi kewenangan saya untuk ribut misalnya, tidak juga. Bukan itu. Ini bagian yang harus diselesaikan nanti keputusannya oleh pimpinan DPR dengan fraksi, pasti ada pembicaraan. Kita ikuti saja.

Fahri berusaha bertemu SBY, tanggapan Ibu?

Oh ya, dipersilakan. Ketemu siapa saja boleh. Saya ketemu Pak Fahri juga boleh kan? Ngobrol, ketemu sebagai bagian dari entitas yang kita pernah kenal, kan tidak ada hal yang harus kita dikotomi.

Setelah dipecat PKS, Ibu pernah ketemu Fahri?

Pernah, waktu itu sama-sama takziyah. Biasa saja. Kita malah ketawa-ketawa. Kalau ada yang ingin beliau sampaikan ke SBY, ya boleh saja. Kita juga belum tahu.

Mungkin gak Fahri pindah partai?

Ya terserah dia. Saya sih tidak terlalu yakin Fahri akan pindah. Sampai saat ini dia masih declare, masih kumpul sama teman-temannya, saya feeling-nya masih akan tetap, belum akan serta-merta memutuskan untuk pindah.

Ketemu Fahri, bagaimana suasananya?

Biasa-biasa saja. (***)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Saya Disuruh Tiru Gaya SBY


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler