jpnn.com - PANGGUNG politik jelang Pilkada DKI 2017 mulai tegang. Kasus pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras, dan reklamasi pantai Utara Jakarta, semakin menaikkan tensi.
Sejumlah tokoh bahkan berani berikrar melakukan hal-hal di luar akal sehat, hanya untuk mengomentari sosok Ahok, pemilik nama asli Basuki Tjahaja Purnama.
BACA JUGA: Federasi Itu Hidup dari Kompetisi
Misalnya Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana, berjanji akan memotong telinganya jika Ahok, berani menggugat BPK ke pengadilan terkait hasil audit pembelian sebagian lahan RS Sumber Waras.
Selain itu, Kepala Bidang Advokasi DPP Partai Gerindra Habiburokhman, juga berkomentar lewat akun twitternya.
BACA JUGA: Saya Disuruh Tiru Gaya SBY
Ia berjanji terjun dari Monas apabila kelompok relawan "Teman Ahok", berhasil mengumpulkan 1 juta data KTP warga, sebagai syarat Ahok maju lewat jalur independen.
Meski serangan bertubi-tubi dialami, tingkat popularitas Ahok hingga saat ini masih tetap tinggi. Apa penyebab hal tersebut sampai terjadi? Berikut pandangan Pengamat Politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Arie Sudjito kepada wartawan JPNN.com, Ken Girsang, Jumat (15/4):
Apakah popularitas Ahok akan menurun dengan goyangan kasus Sumber Waras dan reklamasi pantai?
Tergantung, kalau Ahok digoncang ternyata dia enggak ada masalah, pasti cukup kuat (popularitas tetap tinggi,red). Memang pasti banyak yang akan menyerang Ahok dengan posisinya saat ini. Kalau misalnya Sunny (staf khusus Ahok Sunny Tanuwidjaja,red) kena (terbukti terlibat kasus suap anggota DPRD Mohammad Sanusi,red), popularitasnya (Ahok,red) pasti menurun.
Jadi nanti kita lihat, kalau cuma begitu-begitu saja dan dia bukan menjadi bagian korupsi, its ok. Kalau diseret ke hukum dan sampai melibatkan banyak hal, pasti akan terpengaruh. Pasti ada kaitan, strategi bermanuver hukum dengan pencalonan ini. Kalau bersih, pasti akan diterima di publik.
Sebenarnya apa yang disukai masyarakat dari figur Ahok?
Secara umum, ketegasan, integritas dan keberanian Ahok. Karena selama ini banyak kandidat atau katakanlah kepala daerah lain, tidak berani membuat langkah yang memang membutuhkan peran besar. Kelebihan Ahok itu, ia mampu menunjukkan ke publik bahwa dia berani dan konsisten.
Apakah ada tokoh yang mampu mengimbangi popularitas Ahok?
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mungkin juga lumayan bersih, tapi tak sekeras Ahok, karena kompleksitas (permasalahan di Bandung,red) tak sekeras di Jakarta. Risma juga berani. Sekarang ini yang dibutuhkan berani dan bersih. itu saja sebenarnya. Kalau soal program, bisa memanggil ahli, biasa saja sebetulnya. Ahok ini bersih dan berani.
Jadi sebenarnya yang didambakan masyarakat itu tokoh harus bersih dan berani?
Iya, selama ini masyarakat tak disodorkan tokoh bersih dan berani. Kalau ini terpenuhi, pasti akan dipilih. Kandidat juga harus nekat. Selain itu punya stragegi tim yang dahsyat. Rakyat itu tidak bodoh. Selama ini kan banyak yang masih berpikir hanya dengan memberikan uang, masyarakat akan memilih.
Jadi intinya, kandidat harus tokoh fenomenal dan memang harus dikampanyekan dengan cara-cara yang bagus juga. Itu kuncinya. Sekarang ini model kepemimpinan itu berani dan bersih. Kalau cuma bersih, enggak bisa. Cuma pamer kebaikan enggak bisa. Harus berani. Karena berani itu bisa mengubah keadaan. kalau cuma bersih, belum tentu dapat mensejahterakan masyarakat. Banyak kasus di daerah, itu kepala daerahnya orangnya baik. Tapi enggak mengubah apa-apa. Jadi rakyatnya enggak ada perubahan.
Apakah sikap para tokoh menyerang Ahok mampu mengurangi elektabilitasnya?
Itu keliru, harusnya jangan menyerang. Sekarang ini yang bisa menghentikan orang jujur dan berani, hanya proses hukum. Itu baru rakyat mikir. Tapi kalau enggak, enggak bisa. Diumpan apapun tak bisa. Terutama kalau itu (kasusnya ditangani,red) KPK, itu masih memungkinkan (dapat menurunkan elektabilitas Ahok,red).
Bagaimana dengan kasus penggusuran Luar Batang, apakah tak akan mempengaruhi tingkat popularitas Ahok?
Kalau terkait rakyat, pasti rakyat akan marah. Cuma pertanyaannya, apakah (dalam mlakukan itu,red) dia buat konsesi. Misalnya solusi bagi mereka yang digusur. Kalau itu diberikan, tak terlalu berpengaruh.
Saya kira Ahok saat ini sedang membangun sistem, cuma kadang-kadang dianggap keras. Tapi inilah tantangannya, karena banyak konflik kepentingan. Seperti kasus (penggusuran,red) Kalijodo, Ahok sebetulnya menghadapi pelaku bisnis, tak berhadapan dengan rakyat. Jadi karena Ahok sedang bangun sistem, tak akan senangkan semua pihak. Nah yang penting Ahok berpikir adil dan menjawab masalah. Jangan sampai berpikir liberal.
Apakah kandidat seperti Yusril Ihza Mahendra dan Sandiaga Uno bisa menyaingi popularitas Ahok?
Susah, berat itu. Karena enggak punya track record keberanian. Yusril kan pernah jadi menteri, tapi enggak terlihat terobosan yag dilakukan. Demikian juga Sandiaga, reputasinya belum terlihat luarbiasa. Tapi untuk tampil (sebagai kandidat bakal calon gubernur,red), ya bisa-bisa saja. ***
BACA JUGA: Tersulit Melawan Rasa Kangen
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sonya Depari Korban Kekerasan via Medsos
Redaktur : Tim Redaksi