Landak...Land of Dayak

Sabtu, 23 April 2016 – 12:29 WIB
Adrianus Asia Sidot. Foto: Dok.JPNN.com.

jpnn.com - LAKSANA buah manggis tertutup daun, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat menyimpan pesona wisata nan elok. 

Tak hanya pesona alamnya yang sedap di pandang mata, Landak juga menyimpan misteri wisata sejarah. 

BACA JUGA: Kelebihan Ahok Itu...

Ada apa saja? Berikut petikan wawancara jurnalis JPNN.com, Wenri Wanhar dengan Bupati Landak, Adrianus Asia Sidot, di sela acara pembukaan  Wonderful Indonesia, di Bangkok, Thailand, Jumat (22/4)…

Delegasi kebudayaan Kabupaten Landak, satu-satunya unsur pemerintah daerah yang diboyong Kementerian Pariwisata ke perhelatan Wonderful Indonesia di Bangkok, Thailand, 22-24 Apri 2016. Komentar Anda? 

BACA JUGA: Federasi Itu Hidup dari Kompetisi

Tentu kami berupa mempromosikan potensi wisata wilayah kami. Untuk menarik wisatawan datang.

Apa saja potensi wisata di Landak?

BACA JUGA: Saya Disuruh Tiru Gaya SBY

Objek wisata sejarah. Delapan puluh kilo dari Pontianak ada Makam Juang Mandor. Kuburan massal 21 ribu orang. Mulai dari raja hingga putra mahkota. Cendikiawan hinga rakyat biasa yang dibunuh saat jaman jepang. 

Makanya kami kehilangan satu generasi orang pintar. Sebelum dihabisi, mereka disuruh menggali 10 lobang raksasa. Di lobang itulah mereka dikubur setelah dibunuh.

Semacam War Remnants Museum di Vietnam itu ya?

Lebih kurang iya. 

Apa saja yang bisa dilihat pengunjung bila datang ke sana?

Foto-foto korban. Yang ada dipajang. Ada  diorama. Monumen. Dan cungkup kuburan massal. Jadi, di sepuluh lubang raksasa itu dibuatkan cungkup besar. Semacam rumah-rumahannya begitu.

Tempat ini bukti sejarah pendudukan dan kekejaman Jepang saat perang dunia kedua di Kalimantan. Sekaligus bukti kepahlawanan orang Kalimantan. Mereka itu dihabisi karena Jepang ketakutan akan ad pemberontakan.

Bagaimana dengan potensi wisata budaya? Kita tahu, Bali menjadi ikon wisata Indonesia karena ketahanan budayanya. Thailand menjadi ikon wisata Asean juga karena ketahanan budayanya. Nah, di Kalimantan bermukim suku Dayak yang kebudayaannya sangat baik. Apa potensi wisata budaya di Landak?    

Kami punya potensi wisata budaya. Perlu diketahui, Landak adalah nama yang diberikan orang Eropa ketika mereka menguasai Kalimantan pada masa kolonial. Landa itu berasal dari kata Land of Dayak…Landak.

Di Landak, orang Dayak punya Rumah Panjang di Desa Saham, Kecamatan Sengah Temila. Dari Pontianak 150 km. Rumah itu masih dihuni, dengan segala budayanya. 

Hari ke hari orang-orang mematung, memahat, dan menari--ritual adat.

Potensi wisata budaya lainnya? 

Istana Kesultanan Ismahayana, di Ngabang, ibukota Kabupatan Landak. Dari Pontianak jaraknya 178 km. 

Masih dihuni?

Tidak. Ia semacam museum. Raja adatnya kini bermukim di Pontianak. Dosen di Universitas Tanjung Pura. Namanya Gusti Suryansyah.

Di pekarangan istana ada meriam. Masih tersimpan juga koleksi benda-benda pusaka, semisal lantak--senjata zaman dulu. 

Kesultanan Landak ini kental pengaruh Sriwijaya. Di sekitar istana, banyak kuliner khas orang-orang  kesultanan. Ada rotikap, lempok--semacam dodol terbuat dari duren. Ada juga makanan yang kalau di Palembang disebut tempoyak. Lemang, ketan yang dimasak dalam batang bambu juga ada.

Nah, dengan segala potensi budaya tersebut, apa yang dilakukan pemerintah untuk memancing minat para pelancong? 

Di Landak, upacara-upacara adat yang besar, masuk agenda event budaya. 

Setiap 27 April ada Naik Dango. Ini pesta setelah panen padi. Pesta besar orang Dayak.

Setiap bulan April, tapi tanggalnya berubah-ubah, juga ada Tumpang Nagari. Ini budaya Melayu. Semacam sedekah bumi kalau di Jawa. 

Hari itu, sesajen dilarung di Sungai Landak. Lokasinya persisi di tepian permandian raja, dekat Istana Ismahayana.

Sesajennya berupa apa?

Sajennya ayam panggang seekor, telur rebus, pinang, kapur sirih, beras kuning, beras banyu (beras dibalur minyak  goreng), nasi ketan kuning, tembakau, rokok, lalu sebuah lilin menyala. 

Sesajen itu disusun rapi dalam sebuah  rumah-rumahan. Namanya tumpang.

Di samping itu, ada juga Robo-Robo. Digelar setiap Rabu terakhir bulan Safar. Upacara ini memperingati kedatangan Daeng Manambon, pendiri Kerajaan Amantubillah, dari Makasar ke Mempawah--negeri sebelah Landak.

Acara di Mempawah. Dekat sekali dengan Landak. Jadi kita ikut.

Menarik sekali. Untuk mencapai lokasi-lokasinya bagaimana aksesnya?

Destinasi-destinasi yang tadi saya ceritakan berada satu jalur di lintasan jalan raya nasional. Dari bandara Pontianak, bisa naik Damri atau taksi. 

Gambarannya begini…dari Pontianak, rutenya melewati Makam Juang Mandor. Terus lagi, sampai di Rumah Panjang Dayak. Ke sananya lagi, Istana Kesultanan Ismahayana. Jadi, memang satujalur. Naik taksi lebih kurang Rp120 ribu. Kalau Damri dari bandara, sekitar 80 ribu.

Bagaimana dengan wisata alam? Kabarnya di Landak banyak air terjun…

Air terjun di Landak sangat banyak. Kami menyebutnya riam. Tak kurang dari 20 banyaknya. Ada empat yang sudah diberdayakan pemerintah jadi ecotourism.

Di antaranya air terjun Banangar di Kecamatan Air Besar. Air terjun ini unik. Dia bukan rembesan air. Melainkan aliran sungai selebar 40 meter yang tiba-tiba patah. Patahan selebar sungai itu jatuhnya 30-an meter. 

Karena derasnya, sudah ada studi kelayakan untuk pembangkit listrik.

Di bawah air terjun, orang biasa menambang intan dan permata. Di dindingnya banyak yang mencari emas. 

Wisatawan yang datang, bisa merasakan sensasi menambang di sini. Gratis.

Pernah ada kajian dari mana kira-kira emas dan permata itu?

Ribuan tahun yang lalu, di situ pernah ada Pegunungan Niut. Gunung berapi. Tapi sekarang sudah tidak aktif. (Secara ilmiah kandungan di perut gunung berapi memang menyimpan emas dan permata--red)

Kembali ke air terjun. Apa lagi yang unik? 

Air terjun tujuh tingkat di Desa Sekendal, Dusun Engkitip. Namanya Remabo. Nam lainnya Riam Daid. 

Dari tingkat satu ke tingkat lainnya, masing-masing jaraknya lebih kurang 100-an meter. Retunya hanya bisa dilintasi dengan berjalan kaki. Masih hutan belantara. Khas alam Kalimantan nan eksotik. (wow/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tersulit Melawan Rasa Kangen


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler