BI Jatim Garap Klaster UKM

Jumat, 22 Februari 2019 – 12:24 WIB
Bank Indonesia. Foto: Ilana Adi Perdana/Jawa Pos.Com/JPNN

jpnn.com, SURABAYA - Kepala Grup Advisory dan Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur Harmanta menyebut Jatim sebagai lumbung pangan.

Sebab, pertanian menjadi salah satu pilar penting perekonomian. Karena itu, BI Jatim terus meningkatkan potensi.

BACA JUGA: Utamakan Stabilitas, BI Tahan Suku Bunga

’’Kami memiliki klaster-klaster binaan gapoktan (gabungan kelompok tani). Misalnya, jagung di Lamongan, bawang putih di Malang, telur di Blitar, dan pembibitan sapi di Malang,’’ papar Harmanta saat berkunjung ke kantor redaksi Jawa Pos di Graha Pena, Kamis (21/2).

BI Jatim, menurut dia, mendorong gapoktan di hilir untuk menghasilkan produk dengan nilai jual lebih.

BACA JUGA: Strategi Kanwil DJP Jatim Kejar Penerimaan Pajak Rp 49 Triliun

Dengan demikian, sambung Harmanta, produk-produk itu mampu bersaing di pasar.

Dia lantas mencontohkan klaster binaan BI Jatim di Bondowoso yang mengolah gabah menjadi beras siap jual.

BACA JUGA: BFI Finance Indonesia Garap Segmen Perempuan

Selain mesin pengering, kelompok itu memiliki mesin pengemas modern. Beras dari kelompok tersebut bisa langsung dijual ke konsumen.

Mereka yang semula menjual gabah pun kini menjadi juragan beras. Harga beras yang lebih mahal daripada gabah membuat pendapatan kelompok itu meningkat.

Selain itu, BI Jatim menggencarkan konsep integrated farming tahun ini. Harmanta mencontohkan, Blitar dan Lamongan yang berkolaborasi.

Sebagai penghasil telur, Blitar membutuhkan Lamongan yang merupakan produsen jagung untuk mencukupi kebutuhan pangan ternak yang menghasilkan telur.

’’Nah, dua daerah itu kami harap bisa berintegrasi dan berkolaborasi,’’ tutur Harmanta.

Harmanta menyatakan, pertumbuhan ekonomi Jatim saat ini memang lebih tinggi daripada nasional.

Angka pertumbuhan nasional berkisar 5,18 persen. Jatim mampu menyentuh growth sekitar 5,5 persen.

’’Jatim menduduki posisi kedua pertumbuhan ekonomi. Pertama diisi Jakarta yang pertumbuhan ekonominya hampir mendekati enam persen. Lalu, ketiga diisi Jabar,’’ jelas Harmanta.

Harmanta berharap angka pertumbuhan Jatim tahun ini bisa meningkat dan menyentuh 5,6 persen.

’’Target itu bisa tercapai bergantung bagaimana nanti setelah triwulan kedua. Saat Lebaran, pasti growth-nya tinggi. Daya beli masyarakat selalu meningkat,’’ kata Harmanta. (car/c14/hep)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kurangi Ketergantungan dari Sektor Energi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler