jpnn.com - JAKARTA – Bank Indonesia memiliki optimisme besar tentang peringkat kredit Indonesia di mata Standard & Poor (S&P). Bank sentral Indonesia tersebut yakin peringkat bakal membaik.
Hal itu sejalan peningkatan Indeks Kemudahan Bisnis (IKB) dipatok pemerintah menuju level 40. Penilaian IKB bisa berpengaruh signifikan mengingat pemeringkatan S&P dilakukan berdasar reformasi institusional.
BACA JUGA: Warga California Doyan Air Kelapa dan Jus Sirsak
Nah, kalau IKB membaik, ada potensi perekonomian Indonesia ikut terdongkrak. Perbaikan IKB tersebut jelas bakal mengerek rating kredit. Pada dasarnya, penilaian S&P disandarkan pada reformasi dan perbaikan institusional.
“Inisiatif institutional terkait IKB tentu sangat berpengaruh sangat signifikan,” tutur Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara pada Indopos (JPNN Group), Jumat (11/3) kemarin.
BACA JUGA: Luar Biasa! Pertamina Siap Masak Premium di India
Rating S&P itu amat krusial karena bisa memicu kepercayaan investor. Dengan begitu, aliran dana masuk (capital inflow) bakal semakin deras. Capital inflow bisa membantu neraca pembayaran agar tidak defisit.
Berdasar statistik neraca pembayaran indonesia (NPI) tahun lalu, tercatat jumlah modal masuk senilai USD 16,7 miliar atau anjlok 35,77 persen dibanding periode sama 2014 di kisaran USD 26 miliar. (far/jos/jpnn)
BACA JUGA: Kadin Jabar Dukung Kereta Cepat di Bandung
BACA ARTIKEL LAINNYA... Saldo Nasabah Rp 100 Triliun, Inilah Penjelasan Resmi Bank Mandiri
Redaktur : Tim Redaksi