BI Waspadai Peningkatan Risiko Kredit Pertambangan

Jumat, 01 Februari 2019 – 13:47 WIB
Ilustrasi pertambangan. Foto: Jawa Pos.Com/JPNN

jpnn.com, BALIKPAPAN - Bank Indonesia (BI) mencatat penyaluran kredit di Kalimantan Timur menunjukkan tren positif dengan total Rp 110,5 triliun pada 2018.

Meski demikian, Kepala Kantor Perwakilan (KPw) BI Kaltim Muhamad Nur mengatakan, peningkatan risiko kredit tetap perlu diwaspadai, terutama yang bersumber dari sektor pertambangan.

BACA JUGA: Ajukan Kredit, Jangan Sampai Salah Kalkulasi dan Justru Menyusahkan

Sebab, peningkatan harga batu bara yang lebih rendah dibandingkan tahun lalu menyebabkan repayment capacity pelaku usaha atau korporasi pertambangan berkurang.

“Jika kita lihat secara angka, kredit Kaltim pada 2018 tumbuh sebesar 16,72 persen year on year (yoy) dengan non-performing loan (NPL) sebesar 4,61 persen,” kata Nur, Rabu (30/1).

BACA JUGA: Bantu Perguruan Tinggi Siapkan Tenaga Ahli di Bidang Pertambangan

Berdasarkan jenis penggunaan, penyaluran kredit investasi tercatat sebesar 41 persen.

Setelah itu diikuti dengan modal kerja sebesar 36 persen dan konsumsi yang mencapai 33 persen.

BACA JUGA: Misbakhun Ajak BI Blusukan ke Sekolah agar Pelajar Cinta Rupiah

Berdasarkan lapangan usaha, penyaluran ke lapangan usaha pertanian dan kehutanan tercatat sebesar 18 persen, perdagangan sebesar 13 persen dan pertambangan sebesar 12 persen.

“Pertumbuhan penyaluran kredit menunjukkan adanya optimisme pelaku ekonomi terhadap kondisi ekonomi Kaltim ke depan,” tutur Nur.

Secara spasial, kinerja pertumbuhan kredit yang positif juga didukung sebagian besar kabupaten dan kota di wilayah Kaltim, kecuali Samarinda, Kutim, dan Bontang.

Kabupaten dan kota dengan tingkat pertumbuhan kredit tertinggi ialah Kubar sebesar 42,73 persen (yoy), diikuti Berau sebesar 25,74 persen (yoy).

Sementara itu, penyaluran kredit masih terkonsentrasi di Balikpapan dan Samarinda, kedua wilayah tersebut menyumbang pangsa sebesar 55,50 persen terhadap total kredit di Kaltim.

Kondisi ini sejalan dengan keadaan kedua kota tersebut sebagai pusat aktivitas ekonomi daerah.

Tingginya penyaluran kredit di Balikpapan didorong banyaknya perusahaan besar asing ataupun nasional yang memiliki kantor cabang di Balikpapan.

Di sisi lain, penyaluran kredit di Samarinda didominasi sektor perdagangan.

“Namun, secara keseluruhan, mencatatkan penyaluran kredit di Kaltim sudah sangat baik,” kata Nur. (ctr/ndu/k15)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Suku Bunga Acuan Masih Bertahan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler