Biar Awet dan Licin, Kikil Direndam Campuran Formalin

Jumat, 13 Maret 2015 – 10:36 WIB
Foto: Haritsah Almudatsir/Jawa Pos

jpnn.com - JAKARTA - Petugas gabungan dari Polres Metro Jakarta Barat dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menggerebek enam industri rumah tangga (home industry) di kawasan Kalideres, Jakarta Barat, karena memproduksi kulit dan kaki sapi (kikil) berformalin. Enam industri itu selama ini memasok kikil untuk pasar Jakarta dan Tangerang.

Penggerebekan dilakukan pada Rabu lalu (11/3). Sebelumnya, polisi telah menyelidiki kasus tersebut sejak Januari lalu setelah mendapat laporan dari warga.

BACA JUGA: Ngeri! Preman Terminal Kena Razia, Ada Golok di Tasnya

’’Kami melakukan penyelidikan bersama BPOM. Ternyata benar ada enam home industry kikil yang berformalin,’’ tutur Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Barat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Putu Putra Sadana Kamis (12/3).

Sebanyak 14 orang yang terdiri dari pemilik home industry dan pekerja diperiksa intensif di Mapolres Jakarta Barat. Mereka pun ditahan di sel mapolres. Bahkan, 13 orang di antaranya telah ditetapkan sebagai tersangka. Seorang lainnya masih menjalani pemeriksaan intensif.

BACA JUGA: Ahok Tebar Ancaman ke Semua Pengelola Gedung

Dalam penggerebekan itu, kata Putu, petugas menyita ratusan kilogram kikil sapi maupun peralatan yang digunakan untuk mengolah. ’’Dugaan adanya kandungan formalin dalam sampel kikil sapi sangat kuat. Sebab, sampel langsung berubah menjadi ungu setelah bereaksi dengan zat yang digunakan petugas untuk identifikasi,’’ jelas Putu.

Kanit Kriminal Khusus Polres Jakarta Barat AKP Victor Inkiriwang menambahkan, enam industri rumahan tersebut telah menjual barang dagangan mereka ke wilayah Tangerang dan Jakarta.

BACA JUGA: Dimaki dengan Kata Goblok, Ini Reaksi Ahok

’’Mereka bisa memproduksi sekitar 1 ton kikil sehari dan menjualnya ke pasar-pasar di Jakarta dan Tangerang,’’ kata Victor.

Untuk memastikan kandungan formalin tersebut, penyidik mengirimkan sampel kikil ke BPOM Jakarta Barat. Jika terbukti memperdagangkan kikil berformalin, mereka akan dikenai pasal tentang menjual makanan yang mengandung bahan terlarang dengan ancaman 5 tahun penjara.

Sementara itu, hasil pemeriksaan sementara yang dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menunjukkan bahwa sampel kikil yang telah diamankan tersebut positif mengandung formalin.

’’Sebelumnya, kita sudah mendapatkan sampel awal dan positif (mengandung formalin). Karena itu, pabriknya langsung digerebek untuk diuji sampel secara lebih lengkap,’’ ungkap Kepala BPOM DKI Jakarta Dewi Prawitasari.

Dia mengimbau agar masyarakat bersikap kritis sebelum membeli bahan makanan berbahan dasar kikil. Menurut dia, kikil yang diberi formalin akan terasa lebih kenyal, berbau tidak amis, dan terlihat lebih bersih.

Dia mengingatkan, mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung formalin lebih dari 0,2 miligram per liter dalam jangka pendek bisa menyebabkan pusIng-pusing. Dalam jangka panjang, bahan berbahaya tersebut akan merusak lambung, hati, paru, ginjal, kesuburan, serta memicu kanker dan kebutaan.

Dalam kesempatan tersebut, Sri, salah seorang pemilik home industry, mengakui memproduksi kikil berformalin. Formalin digunakan untuk mengawetkan kikil sapi karena bahan baku itu dapat membusuk dalam sehari. Karena kikil produksinya tidak cepat membusuk, dia pun bisa menjual 100 kilogram kikil dalam sehari. Setiap kilogram dijual Rp 17 ribu.

Perempuan asal Pekalongan tersebut mengaku menggunakan formalin sejak Juli 2014. Menurut dia, bahan kimia yang bisa merusak organ tubuh itu digunakannya karena kikil sapi yang dibeli dari Pasar Tangerang cepat busuk dan berbau sebelum terjual.

Dia membeli kikil sapi sekitar 40-50 kilogram kilogram untuk produksi. Lantas, kikil sapi direndam dengan formalin sebanyak satu sendok teh.

’’Biar (kikil) tambah awet dan licin. Jadi, setiap produksi 50 kilogram, direndam dengan satu sendok formalin,’’ terang perempuan yang mengaku sudah menjual kikil selama 10 tahun. ’’Kalau enggak diberi formalin, ya enggak dapat untung, Mas,’’ lanjutnya.

Selain formalin, home industry itu biasanya juga menggunakan sejumlah bahan kimia lain yang tidak seharusnya dipakai untuk produk makanan. Antara lain, hidrogen peroksida (H2O2) yang biasa dipakai dalam industri tekstil sengaja digunakan untuk memutihkan kikil sapi. ’’Biar (kikil sapi) tidak bau juga,’’ ujar Wasrono, salah seorang pekerja yang ditangkap polisi.

Dia mengungkapkan, kikil sapi yang direndam dalam cairan pemutih tekstil, formalin, dan pelicin pakaian langsung berubah warna menjadi bening dan tidak berbau. Setelah berubah warna, kikil lantas digoreng dan dijual kepada pemilik warung makan. (all/co1/noe/dwi)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dikatain Goblok dan Bangsat, Begini Balasan Ahok


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler