TIMIKA- Kondisi pendidikan di Papua masih memprihatinkanBayangkan saja, di sana sudah biasa anak berusia 10 tahun misalnya, baru masuk SD
BACA JUGA: Tahun Depan 400 Ribu Guru Disertifikasi
Bukan itu saja, mulainya proses belajar mengajar di tahun ajaran baru pun molorAmbil contoh SD YPPK Kipia
BACA JUGA: Nunggak Rp270 ribu, Ijazah Disandera
Hingga saat ini pihak sekolah belum membuka pendaftaran murid baruBACA JUGA: Dilarang, Pungutan Tetap Terjadi
"Hal ini disebabkan anak-anak yang bersekolah di SD ini setelah menerima rapor dan memasuki musim liburan, mengikuti orang tuanya masing-masing, dan berkumpul di Kampung Uta selama hampir satu bulan penuh, untuk mengikuti rangkaian prosesi 17 Agustus," ujar Kepala Sekolah SD YPPK Kipia, Distrik Mimika Barat Tengah, Albertus E P A seperti diberitakan Radar Timika (Grup JPNN).
Menurut Albertus, tahun ajaran baru di SD Kipia kemungkinan besar akan terlambatAlasannya, masih harus menunggu guru-guru yang sedang ada di Kota TimikaSetelah guru-guru datang kembali ke tempat tugas, barulah pihak sekolah akan memulai pendaftaran murid baru serta pembentukan panitia ungkapnya.
Selain itu, terlambatnya proses belajar-mengajar di awal tahun ajaran baru ini, lantaran anak mengikuti pekerjaan orang tua yang memangkur sagu dan mendulang emas“Jadi kami harus menunggu mereka kembali semua ke kampung, baru sekolah dapat berjalan seperti biasa,” ujar Albertus.
Albertus menjelaskan, murid baru kelas 1 umurnya bahkan sudah 10 tahunMereka terlambat masuk sekolah. “Nanti kita lihat perkembanganya, kalau enam bulan berjalan, anak sudah bisa membaca dan menulis akan kami naikkan ke kelas dua” jelas Albertus.(tri/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemda Diminta Tindak Pungutan PSB
Redaktur : Tim Redaksi