bocah berusia 13 tahun tersebut gagal melanjutkan pendidikan ke SMP, yang merupakan bagian dari program wajib belajar sembilan tahun
BACA JUGA: Dilarang, Pungutan Tetap Terjadi
Penyebab utamanya, andik siwa miskinBACA JUGA: Pemda Diminta Tindak Pungutan PSB
padahal, dua dokumen penting itu menjadi syarat utama untuk mendaftarkan diri pada PPDM SMP."Saat penerimaan ijazah, saya ditegur guru
BACA JUGA: Pengurangan Pajak PTS Terganjal UU Perpajakan
administrasi itu kalau di total RP 270 ribu,"tutur andika dirumahnya yang sangat sederhana kemarinAtas keputusan sekolah tersebut, bungsu diantara tiga bersaudara pasangan Joyo Sukir,70, buruh tani, dan Kartini,40, buruh cuci dijakarta hanya bisa pasrahDengan kondisi ekonomi keluarga yang kekurangan, dia tidak bisa berbuat apa-apaAkibatnya putus sekolah
Untuk kebutuhan sehari-hari saja, Andika yang tinggal bersama ayah dan kakak keduanya disamping kuburan Terung itu kesusahanTenetu utang kepada sekolah itu bernilai cukup besar bagi Andik dan ayahnya"Ayah saya buruh taniKadang kerja, kadang tidakIbu merantau ke Jakarta untuk membantu ekonomi kami,"kata anak yang biasa tidur seatap dengan kandang ayam tersebut.
sebenarnya, bocah kelahiran Magetan, 23 Desember 1997, itu masih memiliki keinginan kuat untuk melanjutkan pendidikan ke SMPApalagi, terang dia, nilai unasnya masuk sepuluh besar terbaik dikelas.Namun terpaksa tidak melanjutkan pendidikan
Saya masih ingin bersekolahtetapi, bagaimana lagikalau tidak pegang ijazah, saya tidak berani mendaftar ke SMPSaya malu kalau ditertawakan," tuturnya, sedih.(wka/jpnn/c11/end)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pelajar Harus Selektif Pilah Informasi
Redaktur : Tim Redaksi