BKPM: Perlu Alat Ukur untuk Mencapai Target Ekonomi Hijau

Kamis, 12 Mei 2022 – 19:58 WIB
Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Indra Darmawan. Foto: Wenti Ayu/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Indra Darmawan mengatakan beberapa hal yang harus diperhatikan untuk bisa mencapai target ekonomi hijau.

Menurut Indra, untuk mencapai target tersebut dibutuhkan pengukuran yang tepat, perencanaan bisnis yang sudah ramah lingkungan, dan perhitungan jumlah jejak karbon.

BACA JUGA: UMKM Perempuan Lebih Dukung Praktik Ramah Lingkungan Dibanding Laki-Laki

"Kami perlu alat mengukur ini. Selama ini tidak ada alat untuk menuju taksonomi hijau," ujar Indra pada Green Economy Indonesia Summit 2022: The Future Economy of Indonesia", Kamis (12/5).

Di samping itu, Indra menyambut baik langkah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan Taksonomi Hijau Indonesia yang  yang berisikan daftar klasifikasi aktivitas ekonomi.

BACA JUGA: Kementerian ESDM Dukung Langkah Pemerintah Menuju Ekonomi Hijau

Taksonomi hijau itu untuk mendukung upaya perlindungan lingkungan hidup serta mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

"Sebentar lagi mungkin BI akan mengeluarkan kalkulator karbon. Itu bagus untuk pelaku usaha agar mereka punya pedoman menjadi hijau harus melakukan apa, mengurangi apa, pengurangan emisinya berapa dan lainnya," kata Indra.

BACA JUGA: Selamat, Pertamina Sabet 3 Penghargaan Emisi Transparansi Korporasi 2022

Lebih lanjut, Indra mengatakan hal lain menjadi perhatian selain pengukuran ialah motivasi.

Dia mencontohkan ketika pemerintah mendorong energi hijau, tentu ada daerah atau pelaku usaha yang dirugikan, misalnya daerah penghasil batu bara.

Akibatnya akan ada segmen masyarakat miskin mengonsumsi barang atau pangan yang dihasilkan dari energi intensif yang tinggi.

"Kalau pajak karbon diterapkan begitu saja, akan sangat tidak adil bagi mereka lantaran mereka masih mengonsumsi energi itu. Maka motivasi untuk bergerak ke arah hijau akan terkendala hal-hal tersebut," ucap dia.

Menurut Indra, prinsip ekonomi hijau harus dilakukan secara adil dan terjangkau.

Indra menegaskan perlunya literasi yang memadai soal ekonomi hijau.

Dia menyebut tidak banyak orang paham soal net zero emission, carbon offset, sukuk green, dan lainnya.

"Jadi kita harus meningkatkan literasi di bidang ekonomi hijau supaya orang paham dan kalau paham mereka akan patuh," tutup Indra. (mcr28/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... LPEM UI Sebut Indonesia Harus Terapkan Pemulihan Ekonomi Berkelanjutan


Redaktur : M. Rasyid Ridha
Reporter : Wenti Ayu Apsari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler