JAKARTA - Deputi Bidang Geofisika Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Prih Harjadi, mengatakan bahwa sekalipun peringatan dini tidak dicabut, hal itu tidak akan mengurangu jumlah korban tsunami di Kepulauan MentawaiAlasannya, tsunami yang memporak-porandakan Mentawai sangat dekat dengan pusat gempa dan tidak ada alat pendeteksi tsunami yang di terpasang.
"Seumpana peringatan dini tidak diakhiri tidak akan mengurangi korban jiwa," kata Prih Harjadi pada diskusi di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (30/10)
BACA JUGA: Kapal Bantuan PLN Terbalik, Genset Ditelan Ombak
Prih menjelaskan gempa bumi dengan kedalaman 10 kilo meter sebelah selatan datang merusak di Mentawai terjadi 21.42 WIBSelang lima menit atau sektiar pukul 21.47 WIB, BMKG mengeluarkan peringatan dini adanya tsunami, sementara tsunami yang merusak Mentawai terjadi tujuh menit setelah terjadinya gempa
BACA JUGA: Cuaca Tak Bersahabat, Bantuan Banyak yang Rusak
Tsunami yang datang 30 menit setelah gempa, tiba di Pulau Enggano Bengkulu dan di Padang dengan ketinggian kurang 30 cmBMGK mengeluarkan pernyataan tentang pencabutan ancaman tsunami
BACA JUGA: Refly Siap Investigasi Hakim MK
" Peringatan dini tsunami kita anggap sudah selesai karena tsunami yang merusak sudah selesai," ujarnya.Prih mengaku tsunami yang terjadi di Mentawai memang tidak mampu dideteksi karena tidak adanta detektor di bagian selatanHanya saja, kata dia, peringatan tsunami bisa dianalisis melalui jaringan pengamatan gempat bumi (seismograf).
"Peringatan dini tsunami ada kriterianyaSumber gempa di laut, kedalaman kurang dari 70 kilometer, magnitude (kekuatan gempa) 7 skala richterJadi sumber gempanya a memenuhi adanya tsunami hanya sepuluh meter di kedalaman lauat dan gempa yang terjadi 7,2, skala richter," tukasnya(awa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Patrialis Perintahkan Pemantauan Tamu Napi Teroris
Redaktur : Tim Redaksi