Kapal Bantuan PLN Terbalik, Genset Ditelan Ombak

Minggu, 31 Oktober 2010 – 07:57 WIB

SIKAKAP – Upaya pendistribusian bantuan logistik bagi korban gempa dan tsunami di Mentawai benar-benar terkendala cuacaKeganasan laut di perairan kepulauan tersebut membawa korban

BACA JUGA: Cuaca Tak Bersahabat, Bantuan Banyak yang Rusak

Sebuah kapal yang membawa bantuan genset dari PT PLN untuk para pengungsi mengalami musibah pukul 15.35, Sabtu (30/10).

Kapal tersebut terbalik di perairan Saumanganyak, Pagai Utara, Kepulauan Mentawai
Genset (peralatan generator untuk listrik) ditelan ombak dan tenggelam

BACA JUGA: Refly Siap Investigasi Hakim MK

Beruntung, seluruh penumpang kapal memakai jaket pelampung sehingga hanya terempas di bibir pantai Tanjung Gadang


Mereka adalah Mufdal (operator kapal), Nofiardi (Kasub PLN Saumanganyak), Afrizon (pegawai teknis PLN), Agus (asisten operator kapal), dan Adi (relawan setempat)

BACA JUGA: Patrialis Perintahkan Pemantauan Tamu Napi Teroris

Barang-barang milik PLN yang tenggelam terdiri atas satu unit genset, kabel listrik sepanjang 100 meter, serta tenda.

Sejak pagi kemarin, cuaca di Mentawai sebetulnya kurang bersahabatHujan membasahi sebagian besar wilayah Pulau PagaiAngin kencang membuat laut bergejolak.

Beberapa jam kemudian, hujan sempat berhentiRelawan mulai berkoordinasi dan menyebar ke titik-titik bencanaBadan Meteorologi, Klimatologi, dan Geosifika (BMKG) memang telah menyebarkan imbauan soal cuaca burukNamun, karena kebutuhan listrik sangat vital di lokasi bencana, relawan PLN memaksa berangkat

Tepat pukul 10.00, boat relawan PLN mulai berangkatWartawan Jawa Pos ikut menumpangMereka berencana menyambung instalasi listrik di daerah terdampak tsunami"Karena cuaca buruk, semua wajib memakai pelampung dan kelengkapan lapangan," ujar Fauzi, koordinator relawan PLN Tuapejat.

Saat itu, tim PLN dibagi dalam dua kapal bermesin tempelBoat kayu pertama yang berukuran 20 meter mengangkut tim teknis dan membawa logistikKapal kayu kedua yang lebih kecil membawa lima petugas dan perlengkapan gensetJawa Pos bersama wartawan Pos Metro Padang (Jawa Pos Group) ikut menumpang kapal pertama yang berkapasitas lebih besar

Sekitar 15 menit saat kapal melaju meninggalkan Pelabuhan Lestari, Sikakap, laut mulai bergejolakKapal pertama yang mengangkut 16 penumpang dan operator kapal mulai diempas ombakSetelah sejam berada di laut, gelombang semakin besarLangit juga mulai mendungBadan kapal pun berkali-kali ditampar gelombang

Belasan karyawan PLN yang didatangkan dari Jakarta dan Padang sempat bertukar lelucon dan tertawa terbahak-bahakNamun, kegembiraan tidak lamaPukul 12.15, ombak setinggi lima meter mengempas lambung kapalKapal pun oleng hingga nyaris terbalikKondisi tersebut berlangsung hampir 45 menit

Ketika itulah, kapal kedua yang ditumpangi lima orang terbalikPenumpang di kapal pertama hanya menyaksikan karena terjebak dalam situasi yang samaBahkan, air laut mulai masuk ke lambung kapalOperator pun berupaya merapatkan kapal ke pesisir Saumangayak.

Di antara lima korban, Nofiardi merupakan yang terparahDia sempat tenggelam hingga pingsanItu terjadi karena pelampung yang digunakan lepasHampir sejam dia terapung dan hanya berpegangan pada sisa badan kapal sebelum terseret ombak ke tepi pantai"Saya sempat pikirkan cara menyelamatkan logistik (genset)Tapi, belum sempat bergerak, jaket pelampung terlepas sehingga saya tenggelam," kata Nofiardi, 34, setelah dirawat

Manajer Komunikasi dan Hukum PLN Wilayah Sumbar Edison menyatakan, awalnya kapal tersebut berangkat untuk memasang dua genset di dua titikYakni, Pasipuat dan SaumanganyakDua kapal itu membawa dua genset berdaya 2 x 6 kw dan 1 x 4 kw.

Yang terbalik adalah kapal kecil yang membawa genset dengan daya 1 x 4 kw"Kapal terbalik setelah dihantam gelombang tinggiAlhamdulillah, semua selamat," jelasnya kepada Padang Ekspres (grup JPNN).

Tim PLN yang menuju Pasipuat akhirnya gagal melanjutkan misi memberikan penerangan bagi para pengungsiTapi, tim yang menuju Saumanganyak berhasil merapatMereka berhasil memasang genset untuk penerangan dan mendirikan tenda untuk para pengungsiObat-obatan serta perlengkapan kesehatan juga bisa dikirimkan ke pos pelayanan.
Direktur Utama PT PLN Dahlan Iskan langsung mengapresiasiSemula, dia mengkhawatirkan nasib pegawai PLN dalam kapal tersebutDia pun berdoa agar mereka selamat

"Astaghfirullah, Tuhan, tolonglah selamatkan anak-anakku yang akan menolong para korban tsunami MentawaiKasihani mereka dan keluarga mereka," tutur Dahlan lewat SMS (pesan singkat) tadi malam.

Setelah menerima kabar seluruh awak selamat, Dahlan yang kemarin berada di Tokyo, Jepang, langsung mengucapkan syukurMeski berada jauh, dia terus memonitorSebelum di Tokyo, Dahlan berada di Taipei, Taiwan"Dari sana, saya ditunjuk sebagai presiden persatuan perusahaan listrik se-Asia," lanjut Dahlan lewat SMS.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Anggota DPR Nilai Daerah Kurang Sigap Atasi Bencana


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler