PADANG - Penyaluran logistik ke daerah-daerah yang terkena dampak bencana di Mentawai terkendalaPenyebabnya, aktivitas pembongkaran logistik bantuan di Sikakap lamban karena tenaga bongkar muat logistik sangat kurang
BACA JUGA: Refly Siap Investigasi Hakim MK
Kapal yang datang dari Padang membawa bantuan, terkadang harus menunggu tiga hari untuk mendapat giliran dibongkarPelaksana tugas Pimpinan Cabang PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry, Pelabuhan Teluk Bungus, Padang, Am Heriyanto seperti dilansir Padang Ekspres (grup JPNN), Sabtu (30/10), mengungkapkan, Kapal KMP Barau yang sudah merapat di Mentawai pada Jumat (29/10) lalu baru bisa dibongar kemarin
BACA JUGA: Patrialis Perintahkan Pemantauan Tamu Napi Teroris
Hal itu dikarenakan minimnya tenaga bongkar muat dan gudang penyimpanan, sementara logistik bantuan juga minimBACA JUGA: Anggota DPR Nilai Daerah Kurang Sigap Atasi Bencana
Padahal, korban tsunami sangat mengharapkan bantuanDi Dusun Gobi, Sipora, misalnya, hingga saat ini belum tersentuh bantuan"Korban di sana sangat membutuhkan makanan, pakaian, obat- obatan, dan tenda," ujar Anton, salah seorang warga Dusun Gobi, Sipora
Sementara itu, pengiriman korban yang sakit parah ke Rumah Sakit Umum M Djamil Padang terkendala cuacaPengiriman korban yang sedianya dialkukan kemarin, juga batal dilakukanSama dengan dua hari sebelumnya, batalnya pengiriman korban yang sebagian besar mengalami patah tulang akibat terkendala cuaca yang tidak bersahabat
Sepanjang pagi hingga sore kemarin, ombak dan gelombang di perairan Mentawai cukup tinggi. Wartawan Padang Ekspres, Ricco Mahmudi yang meliput langsung tragedi gempa dan tsunami ke Mentawawi tadi malam melaporkan, ratusan pasien yang sejak dua hari lalu sudah bersiap-siap diberangkatkan untuk mendapat pelayanan yang layak di M Djmail terpaksa harus memendam harapannya
Aparat berwenang juga tidak mau mengambil resiko lebih untuk tetap memberangkatkan mereka dalam kondisi cuaca yang kurang bersahabat. Sementara pihak Rumah Sakit Umum M Djamil tetap siaga menyambut kedatangan pasien dari MentawaiMeskipun sebenarnya sudah stand by sejak hari pertama gempa, namun pihak IGD merasa perlu melakukan cek ulang guna memastikan kelengkapan alat-alat di ruangan itu
Sedangkan untuk tenaga medis seperti dokter umum dan dokter spesialis empat pelayanan dasar yakni bedah, anak, penyakit dalam dan anastesy, sudah siagaUntuk mengantisipasi padatnya pasien, juga disigakan sejumlah dokter umum, spesialis dan perawat on call (siap panggil).
"Pada prinsipnya, kami sudah siap menerima kedatangan pasien dari MentawaiHanya saja, hingga saat ini, belum satu pun pasien korban gempa dan tsunami itu yang datangInformasi yang kami terima, belum sampainya pasien tersebut karena terkendala cuacaHal yang sama juga terjadi sehari sebelumnya,"ÃÂ ujar Humas RSUP M Djamil Gustianov.
Hingga tadi malam, korban gempa dan tsunami di Mentawai terus bertambahKorban tewas sudah mencapai 435 orangSementara itu, 110 orang hilang atau belum ditemukanSelain itu, 270 luka berat dan 142 luka ringan.
Evakuasi korban maupun distribusi bantuan belum bisa optimal akibat kendala cuacaSebelumnya, BMKG telah mengeluarkan peringatan dini untuk pelayaranHingga Selasa depan (2/11), di perairan Nias Selatan hingga Pulau Enggano dan Mentawai berpotensi terjadi gelombang tinggi sekitar 3-5 meter.
"Kami imbau awak kapal-kapal kecil dan kapal yang akan mengantarkan bantuan ke pulau-pulau di perairan Mentawai agar meningkatkan kewaspadaan karena cuaca buruk," ujar Kepala BMKG Wilayah Maritim Teluk Bayur Padang Amarizal via telepon tadi malam.(zul/mg27/jpnn/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Staf Khusus Presiden Akui Mentawai Belum Tertangani
Redaktur : Tim Redaksi