BNPB Waspadai Tiga Potensi Banjir

Selasa, 15 November 2011 – 07:39 WIB

JAKARTA - Curah hujan di Indonesia diperkirakan tinggi dalam beberapa bulan mendatangBadan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai kejadian sesaat yang bisa mengakibatkan bencana banjir.

"Yang harus kita waspadai adalah munculnya kejadian sesaat yang bisa saja meningkatkan curah hujan secara luar biasa dalam waktu singkat," kata Kepala BMKG Sri Woro Budiati di Kantor Wakil Presiden kemarin (14/11)

BACA JUGA: Massa Desak Referendum Ulang

Kondisi seperti itulah yang terjadi di sebagian wilayah Thailand yang dilanda banjir pada Oktober lalu.

Dia mengungkapkan, curah hujan diprediksi masih normal
La Nina juga diperkirakan tidak begitu memengaruhi curah hujan di kawasan timur Indonesia

BACA JUGA: RI Usung Biodiversity di KTT Ke-19 Asean

Sementara itu, di wilayah Indonesia bagian barat, curah hujan hingga kini belum terdeteksi
"Dipole mode di Samudera Hindia yang mungkin menambah pasokan curah hujan sejauh ini belum terdeteksi," katanya.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Muarif menyatakan, terdapat tiga kejadian yang memerlukan langkah antisipasi terkait dengan ancaman banjir pada musim hujan

BACA JUGA: Daerah Diminta Segera Tetapkan UMP 2012

Yakni, banjir lahar dingin di lereng Gunung Merapi, banjir Bengawan Solo, dan banjir di ibu kota Jakarta.

Dia mengungkapkan, di lereng Merapi terdapat sekitar 90 juta meter kubik material erupsi yang menumpuk"Itu berpotensi menjadi banjir lahar dingin," jelasnya.

Saat ini, langkah antisipasi sudah disiapkanDi antaranya, memasang alat pemantau aliran lahar dingin di 13 sungai yang menampung aliran lahar dingin ke bawah, termasuk Kali Krasak dan Kali CodePemerintah juga memasang sensor penakar hujan maupun kamera web di berbagai titik.

Sementara itu, terkait dengan Bengawan Solo, banjir bisa mengancam sejumlah wilayahDi antaranya, Bojonegoro, Lamongan, Tuban, dan GresikMenteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto menjelaskan, banjir di daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo hanya mungkin diatasi dengan tuntas jika pemerintah membangun Waduk Jipang di kawasan perbatasan Jawa Tengah dan Jawa TimurNamun, solusi itu harus disertai pemindahan sekitar 78 ribu penduduk

"Saat ini, pemerintah berupaya mengurangi dampak banjir dengan pengelolaan sungai yang lebih baik," katanyaMisalnya, memperbaiki dinding sungai dan membangun sistem informasi banjir yang efektif.

Terkait dengan antisipasi banjir di Jakarta, ujar Djoko, pemerintah DKI Jakarta sudah membangun dinding-dinding penahan air pasang untuk mencegah kejadian banjir pada 2007Pemerintah pusat juga terus melanjutkan rehabilitasi sungai di Jakarta yang menjadi wewenang pusat.

Proyek rehabilitasi sungai yang kini sedang berlangsung adalah rehabilitasi Kali Angke, Kali Pesanggrahan, serta Kali SunterPengerukan sungai dan pembangunan turap dinding sungai itu selesai pada 2013"Sudah berjalan sebagai proyek tahun ganda dan akan selesai pada 2013," ujar Djoko(wir/fal/c5/agm)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Greenpeace Minta Tunda Penyegelan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler