BNPT dan CUTA Belgia Kerja Sama dalam Penanggulangan Terorisme

Jumat, 10 Juni 2022 – 22:06 WIB
Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar bersama dengan pihak CUTA Belgia seusai menandatangani kerja sama penanggulangan terorisme. Dok Humas BNPT.

jpnn.com, BRUSSEL - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Coordination Unit for Threat Analysis (CUTA) Belgia di Kantor Kementerian Dalam Negeri Belgia di Brussels, pada Kamis (9/5).

Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar mengatakan koordinasi dan kolaborasi Indonesia dan Belgia wajib dilakukan dalam menjawab ancaman terorisme yang dinamis.

BACA JUGA: BNPT dan BPSDM Kemendagri Kerja Sama Mencegah Paham Radikal di Kalangan ASN

"Tantangan global dan regional serta lanskap terorisme yang terus berubah menuntut negara-negara untuk berkoordinasi dan berkolaborasi,” kata Boy dalam siaran persnya, Jumat (10/6).

Mantan Kapolda Papua ini pun meyakini kerja sama yang mereka lakukan dengan CUTA Belgia bisa menjawab tantangan yang ada.

BACA JUGA: Komjen Boy Pastikan BNPT Bekerja Maksimal Untuk Sukseskan G20

BNPT yang mewakili negara Indonesia dan CUTA Belgia sepakat untuk bekerja sama dalam penanggulangan terorisme dengan bertukar informasi, analisis strategis dan juga praktik terbaik yang telah dilakukan kedua negara. Berbagai pertemuan di tingkat pakar dan pejabat tinggi, juga menjadi agenda.

Mantan Kadiv Humas ini menjelaskan penandatanganan MoU merupakan momen penting mengingat penanggulangan terorisme tidak bisa dilakukan sendiri oleh sebuah negara. 

BACA JUGA: BNPT Sebut Kementerian Lembaga Berperan Penting Dalam Pelaksanaan RAN PE

"Tantangan global dan regional serta perubahan lanskap terorisme menuntut kami untuk bekerja sama dalam mendapatkan langkah tindak yang efektif,” ungkap Boy Rafli.

Boy Rafli menuturkan Indonesia dan Belgia sedang menghadapi ancaman terorisme yang akan berdampak pada gangguan keamanan, kesejahteraan, dan pembangunan negara.

Boy mengakui tantangannya mungkin tidak serupa, namun penandatanganan MoU ini memberikan kesempatan bagi Indonesia dan Belgia untuk berbagi pelajaran, dan praktik terbaik dalam mengatasi tantangan tersebut. 

"Belgia menghadapi isu meningkatnya ekstremisme sayap kanan, Indonesia pada saat yang sama menghadapi masalah kelompok ekstremis,” kata Boy.

Menteri Dalam Negeri Belgia Annelies Verlinden menjelaskan pihaknya dan Indonesia telah beberapa kali dihadapkan dengan aksi-aksi terorisme, sehingga kerja sama yang maksimal harus dilakukan.

“CUTA Belgia memiliki banyak keahlian di bidang analisis ancaman dan telah terkenal secara internasional, tentunya hal ini akan sangat mendukung dalam implementasi kerja sama ini," jelas Verlinden.

Kepala CUTA Belgia Gert Vercauteren menambahkan terorisme dan ekstremisme merupakan idelogi transnasional yang melampau batas negara.

Pihak Belgia yang berada di Eropa dan menjadi anggota Uni Eropa sangat mendukung terlaksananya implementasi MoU ini dapat terselenggara dengan baik. 

“Hubungan yang baik diperlukan untuk lebih memahami situasi satu dengan lainnya. Mulai hari ini, kami sekarang juga secara resmi bekerja sama dengan Indonesia dalam kerangka ini," ujar Gert Vercauteren. (cuy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... BNPT Tawarkan 3 Cara Mengatasi Kejahatan Transnasional di Sidang CCPCJ


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler