Bom di Mapolresta Surakarta Masih Terkait Kelompok KN

Selasa, 05 Juli 2016 – 12:53 WIB
Ilustrasi: pixabay

jpnn.com - JAKARTA - Aksi bom bunuh diri di Mapolresta Surakarta, Jawa Tengah, Selasa (5/6) pagi adalah rangkaian kedua setelah Bom Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat, Januari 2016 lalu.

Hal ini mengindikasikan adanya jejaring dan sel yang terkait dengan aksi teror di sejumlah negara tersebut dalam kurun waktu satu minggu terakhir.

BACA JUGA: Jokowi: Warga Tenang tapi Tetap Waspada

Hal ini juga harus dianggap sebagai pesan bahwa sel dan jejaring teror di Indonesia memiliki lingkup yang terkait dengan jejaring teror yang melakukan aksi serupa di sejumlah kota di dunia tersebut.

"Dalam pengertian bahwa akses dan komunikasi antara sel teror di Indonesia masih terhubung baik dengan jejaring teror di luar negeri, dalam hal ini ISIS," kata Ketua Pusat Studi Politik dan Keamanan Universitas Padjadjaran Bandung, Muradi, Selasa (5/6).

BACA JUGA: Mapolresta Surakarta Dibom, Kapolri Cuma Bilang Begini

Dalam konteks tersebut, perlu kiranya pihak keamanan untuk segera membatasi ruang gerak sel dan jaringan teror yang ada di Indonesia.

Sebab dengan aksi bunuh diri tersebut mengindikasikan bahwa jejaring antarorganisasi teror di Indonesia dengan di luar terjaga dengan baik.

BACA JUGA: Brexit Macet, Ini Saran Fahri Hamzah

"Hal tersebut adalah tantangan yang serius bagi aparat keamanan, khususnya pihak Kepolisian dengan Densus 88 Anti Teror dan BNPT," ujarnya.

Sehingga perlu kiranya untuk secara terintegrasi langkah-langkah efektif dan pengejaran untuk menutup ruang gerak organisasi teror tersebut di Indonesia.

Langkah pengejaran dan penangkapan Santoso dan jejaring MIT di Poso adalah hal yang baik dilakukan oleh Polri. Tapi, tegas dia, menghajar dan memberantas Katibah Nusantara (KN) adalah juga langkah yang perlu segera dilakukan. Karena ada pergeseran kepemimpinan setelah Santoso tersudut di hutan Poso.

Katibah Nusantara dianggap sebagai representasi baru dari ISIS di Asia Tenggara. KN ini dipimpin oleh Bachrum Naim, otak aksi Bom Sarinah Januari 2016 lalu.

Dan diduga kuat bahwa aksi bom bunuh diri di Mapolesta Solo adalah bagian dari jejaring KN ini. "Dan diatur secara remote oleh Bachrum Naim dengan jejaring KN yang melingkupi negara-negara asia tenggara berbahasa serumpun melayu," kata Muradi. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PPP Sebut Omongan Menteri Agama Salah Besar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler