JAKARTA - Polisi tidak ingin dianggap lamban dalam menyelidiki kasus bom bunuh diri di Masjid Adz-Dzikra, kompleks Mapolres Kota Cirebon, Jumat siang lalu (15/4)Kemarin siapa bomber atau pelaku bom bunuh diri itu sudah diungkap
BACA JUGA: Sanksi Tegas Pejabat yang tak Serahkan LHKPN
Dari pencocokan data post mortem (setelah kematian) dan data ante mortem (sebelum kematian) muncul nama Muhammad Syarif (MS)Dia adalah warga Astanagarib Utara, Kelurahan Pekalipan, Kecamatan Pekalipan, Kota Cirebon
BACA JUGA: Cirus Sinaga Resmi Ditahan
Meski polisi yakin, tetap saja untuk memastikan itu harus menunggu tes DNABACA JUGA: Eks TKI Butuh Stimulan Pemerintah
Polri sudah 97 persen yakin bahwa pengebom itu adalah SyarifHanya, untuk memastikan itu, tim identifikasi menunggu hasil pencocokan DNA yang baru selesai dalam 30 jamSampel darah mulai diteliti pukul 04.00 Sabtu (16/04) dan baru selesai sekitar pukul 10.00 hari ini (17/4)
"Kami akan mengumumkan kepastiannya apakah MS atau bukan besok (hari ini) jam 13.00," kata Kadivhumas Polri Irjen Pol Anton Bachrul Alam kemarin (16/4)Mantan Kapolda Jatim itu membenarkan adanya pemeriksaan sampel darah keluarga MS"Ya, sudah diambil Sabtu dini hari dan sekarang masih diteliti," katanya.
Seorang petugas Inafis Mabes Polri yang menolak dikutip namanya menyebutkan bahwa dari data lain, seperti struktur wajah dan sidik jari, identik dengan MS"Margin error sidik jari itu kecil sekali, hanya satu persenTapi, untuk lebih yakin, kami tetap menunggu hasil tes DNA," katanya kepada Jawa Pos kemarin
Dari mana Polri mempunyai data sidik jari MS" Menurut dia, penyidik sudah berhasil memperoleh SIM (surat izin mengemudi) milik pemuda kelahiran 1979 itu"Sekali lagi, pencatatan sidik jari kita belum maksimalJadi, tetap menunggu DNA," kata perwira yang juga dokter itu
Saat membeber ciri-ciri pelaku di RS Polri, Anton Bachrul Alam menjelaskan, tim ahli forensik sudah bekerja keras setelah mayat pelaku itu tiba di Jakarta sekitar pukul 20.30 Jumat (15/4)Setelah melakukan pemeriksaan, polisi menyimpulkan bahwa pelaku adalah pria dengan ras MongoloidPria yang diduga berusia 25-35 tahun itu memiliki tinggi 181 sentimeter dan berat badannya diperkirakan 70 kilogram.
Mantan Kapolda Jatim itu menambahkan, ada beberapa tanda lahir pada mayat pelaku bom bunuh diri tersebutDi antara tanda lahir tersebut, ada di paha kananCiri lainnya adalah gigi atas pelaku pecah sedikitKuku jempol tangan kirinya terlihat bekas luka dan berjenggot tipis
Setelah mayat pelaku tersebut diperiksa, Anton menjelaskan bahwa si pelaku telah mengelabui penjagaan petugasCaranya, mengenakan busana rangkap lima
Cara itu dilakukan untuk membuat badannya semakin terlihat gemukDengan begitu, bom yang digembol di perut bagian kanan tidak terlihat menonjolSetiap busana yang dikenakan itu diselotip rapat"Persiapan yang dilakukan benar-benar sudah rapi," urai jenderal bintang dua ituAkibat ledakan bom tersebut, perut sisi kanan bolong dan seluruh isinya terburai.
Anton lantas menjelaskan, korban bom bunuh diri yang meledak Jumat lalu pukul 12.17 tersebut adalah 31 orang"Termasuk pelaku yang meninggal di TKP (tempat kejadia perkara)," kata diaSebanyak 30 korban lainnya terdiri atas 24 terluka ringan dan 6 luka berat"Delapan korban luka ringan menjalani rawat jalan," papar Anton.
Wakabareskrim Mabes Polri Irjen Pol Mathius Salempang menjelaskan, pihaknya saat ini berupaya memastikan siapa pelaku tersebutSelanjutnya adalah menelusuri dia berasal dari kelompok mana
Mathius mengonfirmasi bom yang meledak itu berdaya ledak rendah atau low explosiveDi dalam bom itu terdapat paku, mur, baut, dan satu baterai
Berdasar hasil pemeriksaan terhadap mayat pelaku, Mathius mengatakan bahwa polisi tidak menemukan secarik identitas atau pesan-pesan yang lain"Kami hanya menemukan sebuah setruk makan nasi di warung," katanya.
Sumber lain Jawa Pos di lapangan menyebutkan, penyidik sekarang memburu partner MS dalam aksinya di Cirebon"Jejaknya terbaca ke KuninganInsya Allah, akan ada penangkapan segera," katanya tadi malamDia tidak memerinci berapa orang yang diburu
Perwira muda alumnus kursus antiteror di Manila itu menyebutkan, aksi MS bukan aksi individual"Dipersiapkan dengan baikHanya memang aksesnya terhadap bahan peledak lemahJadi hanya low explosive," katanya
Dia menduga, skenario MS seharusnya merangkul Kapolresta untuk membunuh"Untungnya, dia terlalu bersemangat dan terburu-buru sehingga justru berbalik badan (membelakangi kiblat) dan meledak," katanya.
Di bagian lain, aparat kepolisian di Polres Kota Cirebon hingga kemarin masih mengumpulkan sejumlah data dan fakta terkait sosok MSDari hasil penelusuran itu diperoleh data, MS diduga sebagai pelaku pembunuhan anggota Kodim Cirebon Kopral Kepala Sutejo di Jalan Raya Desa Cempaka, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, pada 3 April lalu
Saat itu Sutejo ditemukan tewas mengenaskan dalam keadaan leher digorok dan banyak luka tikaman senjata tajamNama MS disebut terlibat karena di TKP (tempat kejadian perkara) polisi menemukan SIM milik MS"Kami masih harus mengumpulkan bukti-bukti lain keterlibatan dia (MS)," kata seorang petugas
Soal keterlibatan MS dalam pembunuhan anggota TNI itu kemarin juga dikonfirmasi Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Suparni Parto dalam jumpa pers dengan wartawan, kemarin"Boleh-boleh saja mendugaTapi, jika benar ada kaitannya dengan kasus pembunuhan terhadap anggota TNI di wilayah hukum Polres Cirebon, itu masih perlu waktu untuk analisis identifikasi dan pengumpulan data," jelasnya.
Informasi yang juga dihimpun polisi menyebutkan, MS pernah mondok di SoloTetapi, belum diketahui secara persis nama pondoknya"Sepulang dari Solo, kata warga, dia (MS) menjadi orang yang radikalDia pernah merusak sebuah minimarket karena menjual minuman beralkohol," ujar seorang sumber di Polres Cirebon"Dia juga sering ikut demonstrasi di Cirebon," tambahnya(rdl/wan/rdh/jpnn/c4/kum)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hentikan Pengiriman TKW, Cukup Pria Saja!
Redaktur : Tim Redaksi