Borobudur dan Pertemuan "Para Shaolin"

Jumat, 29 April 2016 – 06:54 WIB
Para bante--pemuka agama Budha--di sekitar replika Borobudur, di paviliun Wonderful Indonesia, Bangkok, Thailand, 22 April 2016. Foto: Wenri Wanhar/JPNN.com.

jpnn.com - ADA yang menarik di perhelatan Wonderful Indonesia di Bangkok, Thailand, 22-24 April 2016. Sebuah pengejawantahan bahwa kerajaan Budha pernah besar di negeri yang hari ini bernama Indonesia.   

Wenri Wanhar - Jawa Pos National Network

BACA JUGA: Sempat Lega Dengar Kabar Pelayaran Anaknya Dikawal Kapal Perang

Seorang bante--pemuka Budha--duduk bersila di samping replika Candi Borobudur. Tampak bersahaja dengan sebuah buku di tangan. Ia larut dalam bacaannya.  

Bante lainnya berdiri. Entah apa yang dibicarakan, mereka terlihat asyik berbincang. 

BACA JUGA: Kimilsungia, Tanda Keakraban Bung Karno - Kim Il sung

Paviliun Wonderful Indonesia seolah menjadi arena pertemuan "para shaolin". Ada yang berbalut kain putih, tapi lebih banyak berkain kuning kecokelatan--macam biksu-biksu di film shaolin. 

Berdasarkan informasi yang dihimpun JPNN.com, sebagian bante itu datang dari Indonesia. Sebagian lagi pemuka agama setempat; Thailand yang penduduknya 90 persen beragama Budha.

BACA JUGA: Keris Bertuah dari Penjaga Makam, Ada Lambang Golkar

Tak hanya berkerumun di sekitar replika Borobudur, sejumlah bante lainnya keliling menyinggahi aneka stand di paviliun Wonderful Indonesia, di Siam Paragon, mall terbesar di negeri Gajah Putih. 

Di samping ornamen Borobudur, diketengahkan pula khasanah kekayaan alam budaya Indonesia. Mulai dari workshop wayang hingga uniknya budaya Dayak. 

"Harusnya ada workshop tato Dayak. Tapi karena satu dan lain hal, ahli tatonya tidak jadi ikut," kata Tebo Rinyuakng (30), koordinator kesenian Kabupaten Landak, Kalimantan Barat.

Urusan goyang lidah, ada stand cokelat dan aneka jenis kopi khas Indonesia yang boleh dicicip gratis. 

Wine kopi racikan Pakcik Jonsen, barista dari Medan paling banyak dapat pujian. Aroma dan rasanya semakin aduhai sembari menikmati pagelaran seni budaya di panggung utama.

Menutur Borobudur

Siang itu dihelat seminar bertajuk Borobudur. Pembicara utamanya dua orang bante dari Indonesia dan Thailand. Tak ayal banyak "shaolin" yang datang. 

Para pembicara merawi hikayat monumen Budha terbesar di dunia tersebut dari berbagai aspek. Keanggunan Candi Borobudur yang pernah didaulat sebagai salah satu keajaiban dunia kembali menyeruak.

"Sudah waktunya mengangkat kembali Borobudur ke pentas dunia," kata Dodo Sudradjat, Counselor Bidang Penerangan, Sosial dan Budaya Kedutaan Besar RI di Bangkok, kepada JPNN.com, di sela berlangsungnya acara.

Untuk memperkuat pemahaman ini, saat Waisak pertengahan Mei nanti, KBRI dengan dukungan Kemenpar akan membawa sejumlah bante dari Thailand ke Borobudur.

"Harapannya ke depan mereka bisa memperkenalkan Borobudur kepada umat Budha di Thailand," ujar Dodo seraya menambahkan bahwa sebelum ini sudah ada program membawa wartawan Thailand ke Borobudur. 

Dodo yang sedikit banyak telah mempelajari budaya Thailand menambahkan, bagi umat Budha patung Budha amatlah sakral. Bahkan tak boleh dipunggungi. 

Maka dari itu, dia menyarankan kepada otorita Borobudur agar bisa mengatur waktu kunjungan. "Kapan sebagai wisata umum, dan kapan wisata reliji." 

Menurut Dodo, untuk menarik kunjungan wisatawan, yang perlu terus digadang-gadang adalah bahwa Candi Borobudur--monumen Budha terbesar di dunia merupakan bukti sejarah; kerajaan Budhis pernah besar di Indonesia. (wow/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Makin Menggeliat, Kini Sudah Merambah Semua Lapisan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler