JAKARTA - Pengoperasian Tol Cikopo-Palimanan sukses mengurangi kemacetan arus mudik di jalur pantura Jawa Barat. Kemacetan itu kini pindah ke kawasan Brebes yang menjadi ujung jalan tol.
Evaluasi tersebut disampaikan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan saat ditemui di kediaman Ketua DPR Setya Novanto kemarin. "Tol Cipali membuat litas utara menjadi lebih sepi dan normal," ujarnya.
Meskipun sempat terjadi kemacetan menjelang pintu tol, namun secara umum lebih baik daripada saat mengandalkan jalur arah Indramayu.
Jonan mengakui, keberadaan tol tersebut memiliki efek samping. Pertama, simpul kemacetan bergeser dari Cikampek ke Pejagan, Brebes. "Kita tidak bisa apa-apa karena memang ujungnya di situ," tutur mantan Dirut PT KAI itu. Satu-satunya solusi agar kemacetan tersebut hilang adalah selesainya tol trans Jawa secara keseluruhan.
Efek samping kedua adalah banyaknya kecelakaan di ruas tol tersebut. Khusus untuk kecelakaan, akan ada evaluasi tersendiri. Jonan mengatakan, rambu lalu lintas di tol Cipali harus diperbanyak agar petunjuk untuk pengendara lebih banyak.
Untuk angkutan umum, khususnya jalur darat, aktivitas di terminal bus dan stasiun KA cenderung normal. Menurut dia, hal itu merupakan imbas dari banyaknya instansi yang mengadakan program mudik gratis. Program itu sukses mengurangi penumpukan penumpang di terminal bus.
Hanya saja, Jonan tetap memberi catatan pada pelayanan angkutan darat. "(Standard layanan angkutan) kurang baik. Kami akan segera perbaiki," ujarnya singkat tanpa merinci kekurangan yang ada.
Berdasarkan pantauan Jawa Pos beberapa hari menjelang masa mudik, layanan angkutan darat memang masih jauh dari ideal. Terminal bus masih dipenuhi calo, yang tidak jarang memaksa calon penumpang naik bus yang dia tunjuk. Kualitas bus, khususnya kelas ekonomi juga masih buruk, dan tidak jarang sekadar bisa melaju.
Begitu pula layanan pembelian tiket secara langsung di loket stasiun, prosesnya menjadi lebih lama. Keharusan mengisi data calon penumpang saat membeli tiket memang tergolong mudah bila dilakukan secara online. Namun, menjadi lama apabila membeli langsung di loket karena petugas akan memverifikasi data calon penumpang secara manual.
Terkait letusan gunung Raung dan Gamalama yang mengganggu penerbangan, menurut Jonan pihaknya tidak bisa melawan kehendak alam. Yang bisa dilakukan Kemenhub adalah menawarkan alternatif apabila tiba-tiba bandara ditutup. Salah satunya menggunakan bus Damri. Penumpang pesawat pun rata-rata menerima alternatif tersebut.
BACA JUGA: Erupsi Gunung Raung, Ribuan Penumpang Gagal Lebaran di Kampung Halaman
"Kalau tidak bersedia, tidak akan penuh," imbuh Alumnus Universitas Airlangga Surabaya itu.
Untuk arus balik, Jonan memprediksi terjadi pada 24-25 Juli mendatang. "Itu untuk angkutan darat," tambahnya. Sedangkan, moda transportasi lainnya tidak memiliki puncak kepadatan karena menggunakan tiket dan sudah terjadwal.
Sementara itu, Setya Novanto memuji langkah sejumlah instansi menyediakan angkutan gratis bagi para pemudik. Selain membuat pemudik mendapat kepastian terangkut, kualitas angkutan yang digunakan dalam mudik gratis bisa dipastikan baik. "Program semacam ini harus diperbanyak," ucapnya. (byu)
BACA JUGA: Gunung Gamalama Masih Sembur Abu, Penutupan Bandara Babullah Diperpanjang
BACA JUGA: Kisah Bang Toyib yang Tak Mudik Selama 19 Tahun
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rayakan Idul Fitri dengan Mercon, Rumah Penjual Bensin Ludes Terbakar
Redaktur : Tim Redaksi