jpnn.com - TERNATE - Aktivitas penerbangan di Bandar Udara Babullah Ternate masih lumpuh total pasca meletusnya Gunung Api Gamalama, hingga Jumat (17/7). Belum ada aktivitas penerbangan di Bandara Babullah tujuan Ternate-Manado, Makassar, Ambon dan Jakarta.
Padahal pihak Bandara Babullah Ternate sebelumnya berjanji akan membuka kembali kegiatan penerbangan pada pukul 18.00 WIT Jumat (17/7). Namun hingga pukul 17.00 WIT, pihak bandara belum berani mengoperasikannya. Akibatnya, sejumlah penumpang terpaksa mengalihkan keberangkatan mereka menggunakan angkutan alternatif lain, seperti kapal laut.
BACA JUGA: Kisah Bang Toyib yang Tak Mudik Selama 19 Tahun
"Harusnya kami berangkat ke Palembang Kamis (16/7). Namun karena hingga hari ini bandara belum juga dibuka, maka kami terpaksa naik kapal laut ke Manado dulu siang ini (kemarin, red), baru dilanjutkan dengan pesawat dari Manado," ungkap Jay, salah satu calon penumpang.
Pihak maskapai yang beroperasi di Bandara Baabullah mengaku tak bisa memastikan kapan jadwal penerbangan akan berjalan normal. Pemberitahuan larangan penerbangan sendiri diperoleh maskapai dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Ternate. "Jadwal terbang tergantung himbauan dari BMKG," tutur Sales and Marketing
BACA JUGA: Rayakan Idul Fitri dengan Mercon, Rumah Penjual Bensin Ludes Terbakar
Sriwijaya Air District Ternate, Fahmi Fauzan. Akibat penutupan bandara, sebagian besar calon penumpang juga memilih memindahkan jadwal terbang hingga melakukan pengembalian tiket (refund). Sriwijaya sendiri membatalkan rute penerbangan tujuan Ternate-Manado, Ternate-Ambon dan Ternate-Makassar.
"Informasi terakhir, pesawat dengan tujuan Ternate-Manado juga masih berada di Manado. Sudah banyak penumpang juga yang melakukan refund,” sambung Fahmi.
BACA JUGA: Ratusan Penumpang Lebaran di Pelabuhan Lantaran Kapal Kandas
Sementara status Gamalama sendiri masih pada Siaga Level II. Berdasarkan data dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Ternate, semburan vulkanis masih konstan terjadi dengan ketinggian abu yang terus menurun ke kisaran 700 meter dari barat laut.
Artinya aktivitas gunung Gamalama mengalami penurunan dari sebelumnya yang mengeluarkan debu vulkanik dengan ketinggan 1000 meter. Selain itu, gempa tremor, gempa hembusan, dan gempa tektonis jauh juga masih tercatat beberapa kali terjadi.
Begitu pula dengan hembusan asap yang masih terjadi meski tak bisa teramati. "Semburan dan kestabilan aktivitas kegempaan Gamalama belum bisa kita prediksi, sebab kita tidak bisa berandai-andai. Saat ini sendiri Gamalama masih mengeluarkan semburan abu vulkanis. Kami mengimbau kepada warga agar tidak melakukan aktivitas di radius 1,5 kilometer dari puncak gunung," ujar Darno Lamane, Kepala PVMBG Ternate.(cr-01/cr-06/ray/kai/wat)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bentrok Desa di Bengkulu, Kades: Persoalannya Sudah Sejak Lima Bulan Lalu
Redaktur : Tim Redaksi