Bripka Retna Indah Cerita sambil Menangis

Jumat, 01 September 2017 – 00:05 WIB
Bripka Retna Indah Ike Wulansari menyuapi salah seorang warga di desa binaannya. Foto: Latiful Habibi/Radar Ponorogo/JPNN.com

jpnn.com - Bripka Retna Indah Ike Wulansari menjalankan tugasnya sebagai Bhabinkamtibmas dengan penuh dedikasi. Dengan sepenuh hati.

LATIFUL HABIBI, Ponorogo

BACA JUGA: Hampir Setiap Pekan Ada Pasien Gagal Ginjal Meninggal

AIR MATA Bripka Retna Indah Ike Wulansari langsung mengalir saat diminta menceritakan pengalamannya sebagai Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) di Desa Sragi, Sukorejo, Ponorogo, Jatim.

Raut wajahnya juga berubah. Dari semula ceria, menjadi sedih. Dari gerakan jemari tangannya, menunjukkan perasaannya bimbang dan menahan sesuatu.

BACA JUGA: Cerita di Balik Nama Kampung Vietnam di Kota Jayapura

Sambil terisak, dia berusaha bercerita. ‘’Maaf saya tidak bisa menahannya (air mata, Red),’’ kata polwan yang akbrab disapa Indah ini.

Siang itu, Indah baru saja mengunjungi salah seorang warga di desa binaannya. Yakni di Dusun Banaran, Sragi, Sukorejo.

BACA JUGA: Mariska Halinda Raih Emas, Bonus Rp 200 Juta Bakal Ditabung

Kebetulan, warga yang dia kunjungi itu sakit stroke. Namanya Mbah Kasinah, 65. Dia tinggal bersama suaminya, Jemari, 70. Mereka keluarga kurang mampu. Rumahnya gedek.

Karena keterbatasan biaya, keluarga merawat Kasinah di rumah. Siang itu, Indah tidak hanya ingin tahu kondisinya. Tapi sengaja memasak sayur sop untuk keluarga mereka.

‘’Saya kasihan melihat mereka. Tidak bisa membayangkan jika saya berada di posisi mereka,’’ ungkapnya sambil menyeka air mata.

Indah sudah dua kali mengunjungi keluarga tersebut. Dua kali pula dia memasak di rumah itu. Biasanya, dia sudah menyiapkan bahan yang akan dimasak dari rumah. Semua itu dia lakukan tanpa paksaan. Bahkan dia juga menyuapi Mbah Kasinah.

Indah biasa membaur dengan warga. Dari situ pula, dia menjadi tahu bagaimana kondisi warga yang sebenarnya.

‘’Saya sering curhat ke suami tentang tugas ini. Katanya lebih enak di Polsek, bisa lebih dekat dengan masyarakat,’’ ujar istri Bripka Dedik Rustanto, anggota Satlantas Polres Ponorogo.

Ibu empat anak ini mengaku tidak sekali dua kali memasak untuk warga. Saat tidak ada tugas, dia memilih untuk nimbrung bersama masyarakat. Itu kadang dia gunakan untuk masak bareng.

Bahkan jika ada waktu, juga makan bareng. Sambil memberikan imbauan, sharing, memberi semangat dan lainnya. Kebiasaan itu membuatnya semakin dekat dengan masyarakat desa binaanya.

‘’Meski baru delapan bulan, alhamdulillah bisa dekat dengan warga desa ini yang sifat dan karakternya beraneka ragam,’’ ujarnya sambil berusaha tersenyum.

Setelah ngobrol beberapa saat, perempuan asli Desa Maguan, Sambit ini terlihat kembali ceria. Sifat humorisnya mulai terlihat.

Meski, jika melihat nestapa orang, dia mudah terbawa perasaan. Dia mengungkapkan selama delapan bulan menjadi Bhabinkamtibmas lebih sering blusukan.

Menurutnya cara itu lebih mengena untuk menyampaikan program kepolisian. ‘’Kalau dengan ibu-ibu bisa dengan masak atau makan bareng. Tapi kalau dengan bapak-bapak ya diajak ngopi bareng aja, sambil ngobrol,’’ ujarnya.

Untuk membangun kedekatan dengan anak-anak, polwan lulusan SMAN 3 Ponorogo ini juga punya cara sendiri. Yakni sebulan sekali mengunjungi SDN Sragi untuk membaur dengan siswa.

Pihak sekolah memberikan waktu untuknya lebih dekat dengan anak-anak. Dia lebih sering datang tidak dengan tangan kosong. Tapi selalu membawa doorprize untuk dibagikan.

Maka tidak heran jika kedatangannya selalu disambut antusias siswa. ‘’Kalau di sekolah ya memberika motivasi belajar, dan mengingatkan agar tidak mudah terpengaruh hal negatif,’’ ungap polwan berjilbab ini.

Meski tugas sebagai Bhabinkamtibmas begitu berat, dia tidak pernah mengeluh. Sebaliknya, Indah merasa senang. Karena sejak menjadi anggota Polri, tugas itulah yang diinginkannya. Sebenarnya, tugasnya meliputi masalah ekonomi, sosial dan pendidikan.

Namun, saat bertugas di Desa Sragi, dia milih fokus pada sosial dan pendidikan. Karena menurutnya di desa bianaannya itu kondisi sosial dan pendidikan masih perlu perhatian.

‘’Biasanya kalau ada permasalahan saya sharing dengan suami. Kebetulan suami mendukung apa yang saya lakukan seperti sekarang,’’ papar polwan yang juga bertugas sebagai bintara pelayanan SKCK di Polsek Sukorejo ini.***(irw)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 7 Korban Tewas Kecelakaan Maut di Kebumen, Ternyata Ingin Memberi Kejutan


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler