BSM Jaga CAR 12 Persen

Rabu, 20 April 2011 – 12:16 WIB
JAKARTA - PT Bank Syariah Mandiri (BSM) berharap induk usahanya, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menambah suntikan dana dalam rangka menjaga rasio kecukupan modal (capital adequate ratio/CAR) sebesar 12 persenPada 19 Maret 2011 lalu BSM telah mendapatkan suntikan dana Rp 200 miliar.

"Dalam rangka menunjang ekspansi bisnis, saya kira Bank Mandiri akan selalu siap memberikan tambahan modal," ujar Direktur Utama BSM, Yuslam Fauzi dikantornya kemarin

BACA JUGA: Waspadai Emiten Baik Sekadar Kosmetik

Penambahan modal itu diperlukan untuk menjaga rasio kecukupan modal di posisi 12 persen disaat BSM gencar menyalurkan kredit.

Bank Mandiri telah menambah modal di Bank Syariah Mandiri (BSM) pada Maret lalu sebesar Rp 200 miliar atau 40 juta saham
"Bank Mandiri selaku induk usaha selalu berkomitmen untuk mendukung permodalan perseroan dalam menunjang ekspansi bisnis kita," tukasnya.

Setelah transaksi tersebut, kepemilikan Bank Mandiri di BSM meningkat dari 131.648.712 saham menjadi 171.648.712 saham, masing-masing saham dengan nilai nominal Rp5.000, dengan begitu nilai saham yang dimiliki Bank Mandiri di BSM seluruhnya senilai Rp858.243.560.000

BACA JUGA: Telkom Buyback Rp 3 Triliun

"Penambahan penyetoran modal itu merupakan transaksi afiliasi," ungkapnya.

Dijelaskan, obyek transaksi adalah tambahan setoran modal oleh Perseroan kepada BSM sebagaimana dimuat dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) tahun 2010-2013 yang dilakukan secara tunai
Penguatan struktur modal BSM ini dilakukan dalam rangka optimalisasi pengembangan pilar bisnis anak perusahaan

BACA JUGA: Laba BABP Melesat berkat Tiga Pilar

"Ini merupakan bagian dari upaya untuk menunjang pertumbuhan anak usaha yang memiliki nilai strategis," tegasnya.

Khusus untuk BSM, suntikan dana itu dalam rangka mendukung pengembangan core-business Bank Mandiri, khususnya pelayanan perbankan ritel, untuk target segmen yang berbasis syariah"Komitmen besar dari induk itu maka kami belum memikirkan untuk menambah permodalan lewat jalur lain seperti penerbitan obligasi subordinasi," tambahnya.

Dengan adanya suntikan modal tersebut, hasilnya bisa meningkatkan rasio kecukupan modal BSM pada Maret 2011 lalu mendekati 12 persen dari posisi akhir 2010 yang sekitar 10,6 persen"Rasio kecukupan modal akan terus dijaga pada 12 persen agar leluasa dalam mendukung ekspansi pembiayaanSuntikan modal itu diperrlukan sebagai bantalan rencana bisnis," kata dia.

Tergerusnya rasio kecukupan modal, menurut Yuslam memang sudah diperhitungkan karena perseroan tahun ini menargetkan pertumbuhan pembiayaan mencapai Rp29,96 triliun, atau meningkat sekitar 25 persen dari 2010 yang sebesar Rp23,97 triliun"Suntikan modal saya pada pertengahan tahun ini agar rasio kecukupan modal tidak sempat tergerus dibawah 12 persen," tuturnya.

Jika suntikan modal dari Bank Mandiri baru masuk pada akhir tahun maka diperkirakan rasio kecukupan modal BSM akan turun menjadi 10 persen terlebihh dahulu hingga akhirnya meningkat lagi pada kisaran 12 persen setelah dana itu masukMeskipun bulan lalu, Bank Mandiri sudah menyuntikkan dana sebesar Rp 200 miliar,namun itu masuk dalam alokasi 2010"Kemarin sudah tapi itu hitungannya masuk yang di 2010," cetusnya.

Yuslam mengatakan, pertumbuhan aset dan dana pihak ketiga (DPK) pada akhir 2011, lanjutnya, ditargetkan masing-masing mencapai Rp 40,6 triliun dan Rp 36,25 triliun, atau tumbuh 25 persen dari posisi 2010"Target pembiayaan, aset dan DPK kami tidak ambisius, tapi untuk target laba kami cukup ambisius, yakni mencapai Rp 525 miliarItu meningkat sekitar 25,44 persen dari akhir 2010 yang mencapai Rp 418,52 miliar," terangnya.

Yuslam menjelaskan kinerja pada kuartal I outstanding penyaluran pembiayaan mencapai Rp 27 triliun, meningkat 12,64 persen dari akhir 2010Adapun untuk DPK meningkat 11,03 persen, sehingga tumbuh menjadi Rp 32,2 triliun"Aset kami sampai akhir Maret telah mencapai Rp 36 triliun," jelasnya(wir)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Keruk Laut, Pelindo II Siapkan Rp 125 M


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler