Laba BABP Melesat berkat Tiga Pilar

Selasa, 19 April 2011 – 19:42 WIB
JAKARTA - PT Bank ICB Bumiputera Tbk (BABP) mengandalkan tiga pilar utama untuk mencapai target premier retail bank in Indonesia pada 2014Ketiganya, yaitu peningkatan penyaluran kredit, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK), dan fee based income, sudah terbukti berpengaruh signifikan pada 2010 sehingga laba perseroan melesat 141 persen menjadi Rp 12,17 miliar dibandingkan Rp 5,04 miliar pada 2009.

DPK pada 2010 tumbuh sebesar 21,39 persen menjadi Rp 7,21 triliun dibandingkan Rp 5,94 triliun pada tahun sebelumnya

BACA JUGA: Keruk Laut, Pelindo II Siapkan Rp 125 M

Perolehan DPK itu diikuti pertumbuhan Dana Murah sebesar 10,95 persen menjadi Rp 1,70 triliun.

Adapun peningkatan penyaluran kredit sebesar 15,05 persen, atau Rp 802,05 miliar menjadi Rp 6,13 triliun
Pada 2009, jumlah penyaluran kredit itu sebesar Rp 5,33 triliun

BACA JUGA: Holcim Tingkatkan Produksi hingga 10 Juta Ton

Pertumbuhan signifikan disumbangkan sektor kredit komersial (commercial banking) sebesar 24,20 persen menjadi Rp 2,36 triliun.

"Penambahan 44 kantor sepanjang 2010 di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali dan Sumatera Utara, sangat berperan meningkatkan kredit micro banking sebesar 625,56 persen, menjadi Rp 194,23 miliar," ungkap Presiden Direktur BABP Sridhar Natarajan, dalam keterangan resminya kemarin (18/4).

Produk kredit konsumer menyumbangkan pertumbuhan signifikan
Kartu Kredit memberikan kontribusi sebesar 36,07 persen menjadi Rp 251,17 miliar dan kredit pemilikan rumah (KPR) tumbuh sebesar 19,56 persen menjadi Rp 1,02 triliun

BACA JUGA: Mandiri Kucuri Industri Pupuk Rp 500 M

"Tetapi, pertumbuhan Kredit Bank tetap mengutamakan prinsip kehati-hatianSehingga dalam pengelolaan kredit, kami berhasil menurunkan rasio kredit bermasalah (NPL gross dan net)," tuturnya.

Kredit bermasalah (NPL gross) dilaporkan turun menjadi 4,34 persen, dibandingkan 5,63 persen pada 2009Sedangkan NPL Net turun menjadi 3,24 persen dibandingkan tahun sebelumnya 3,89 persen.

BABP pada Juli 2010 menerbitan Obligasi Wajib Konversi (Mandatory Convertible Bond/MCB) senilai Rp 150 miliarJuga, konversi waran menjadi saham oleh pemegang saham untuk memperkuat ekuitas sebesar Rp 58 miliar, sepenuhnya dilaksanakan pada Desember 2010.

"Sesuai dengan penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), Mandatory Convertible Bond dicatatkan sebagai Modal Pinjaman sebesar Rp 106,25 miliarEkuitas Bank naik sebesar 10,70 persen menjadi Rp 597,63 miliar dibanding tahun 2009 sebesar Rp 539,86 miliar," terusnya.

Peningkatan ekuitas itu, kata Sridhar, merupakan wujud dukungan pemegang saham utama, yaitu ICB Financial Group Holding AG"Modal yang diinvestasikan pemegang saham utama ini berperan meningkatkan rasio rasio kecukupan modal (CAR) ICB Bumiputera menjadi 12,63 persen, setelah memperhitungkan resiko kredit, resiko operasional dan resiko pasar," ucapnya.

Pada akhir 2010, total aset BABP dilaporkan naik sebesar 23,61 persen menjadi Rp 8,66 triliun dibandingkan tahun 2009 dengan total aset Rp 7,01 triliun"Kami optimis pada 2014, misi to be a premier retail bank in Indonesia bisa terwujud," yakinnya(gen/ttg/ito/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pertamina Rambah 11 Negara


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler