Bu Mega Bernostalgia dengan Menteri Kabinet Gotong Royong

Rabu, 23 Januari 2019 – 17:38 WIB
Megawati Soekarputeri saat menerima secara simbolis buku The Brave Lady, dari editor Rokhmin Dahuri. Foto: M Kusdharmadi/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri bernostalgia dengan sejumlah menteri Kabinet Gotong Royong. Nostalgia itu terjadi saat ketua umum PDI Perjuangan ini menghadiri launcing buku "The Brave Lady, Megawati dalam Catatan Kabinet Gotong Royong" di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Rabu (23/1) siang. Peluncuran buku ini merupakan rangkaian peringatan HUT ke-72 Megawati.

Lauching buku yang digarap oleh tim yang terdiri dari antara lain Rokhmin Dahuri, dan mantan wartawan Christine Samah, itu dihadiri sejumlah mantan menteri Kabinet Gotong Royong pimpinan Megawati dan Hamzah Haz, para menteri Kabinet Kerja pemerintah Presiden Joko Widodo alias Jokowi dan lainnya.

BACA JUGA: Tiba-tiba Megawati Soekarnoputri Telepon Boediono 

Para mantan menteri itu adalah Hatta Rajasa, Pernomo Yusgiantoro, Boediono yang juga mantan wapres, Rokhmin Dahuri, Faisal Tamin, Hasan Wirajuda, Yusril Ihza Mahendra, Kwik Kian Kian Gie dan lainnya. Hadir pula mantan Kapolri Dai Bachtiar.

Ada pula mantan Wapres Try Sutrisno, serta Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri Kelautan dan Perikanan Pudji Susiastuti, Kepala BIN Budi Gunawan, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Seskab Pramono Anung, serta Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto.

BACA JUGA: Pujian Tjahjo untuk Konsistensi Mega Jelang Ultah ke-46 PDIP


Megawati yang mengenakan baju putih hadir ketika launching tengah memasuki sesi bedah buku dan testimoni. Kala itu yang didapuk memberi testimoni adalah mantan menteri di Kabinet Gotong Royong yakni mantan Menkumham Yusril Ihza Mahendra, mantan Menkeu Boediono, mantan Menteri ESDM Poernomo Yusgiantoro dan mantan Menteri Pendidikan Malik Fajar.

Saat Yusril bercerita dalam diskusi yang dipandu Bane Raja Manalu, itu tiba-tiba Bu Mega masuk ke dalam ruangan. Mega langsung disambut para menteri Kabinet Gotong Royong yang hadir. Bahkan juga sejumlah menteri Kabinet Kerja pemerintahan Presiden Jokowi turut menyambut putri Proklamator RI Bung Karno itu.

BACA JUGA: Bersafari di Lebak, Hasto Bawa Pesan Bu Mega dan Kiai Maruf

Mega terlihat bersalaman dengan sejumlah pejabat maupun mantan petinggi di negeri ini. Misalnya, mantan Wapres Hamzah Haz yang langsung menyalami Mega ketika masuk ruangan. Senyuman terpancar di wajah Bu Mega yang hari ini berulang tahun ke 72. Bu Mega kemudian duduk di dekat podium bersama Yusril di sebelah kanannya, dan Poernomo, Boediono, Malik Fajar di sisi kirinya.

Mega dalam kesempatan itu bercerita banyak hal ketika memimpin Indonesia maupun kabinetnya. Bu Mega juga bercerita bagaimana buku itu ditulis.

Dia mengatakan, Kristin bolak-balik meminta kepadanga sebagai satu-satunya presiden perempuan di Indonesia agar menulis riwayat hidup. Mega sempat menolak karena baginya lebih banyak duka daripada sukanya.

"Daripada nanti berurai air mata terus saat wawancara, jadi kapan-kapan saja nanti kalau saya lagi senang," ucap Bu Mega.

Namun, kata Mega, diam-diam ternyata proses pembuatan buku itu berjalan. Tim yang mengerjakan, seperti Christine Samah, Rokhmin Dahuri, dan Hasto, kompak.

"Kemudian diberitahu sudah diluncurkan. Jadi yang tanggung jawab bukan saya," kata Mega disambut tepuk tangan dan tawa.

The Brave Lady yang menjadi buku ini diambil dalam testimoni dan cerita yang ditulis oleh Poernomo Yusgiantoro. Dalam buku itu disebutkan bahwa The Brave Lady, merupakan seorang ibu yang berani ambil keputusan dalam keadaan apa pun.

"Saya tidak menyangka ini menjadi topik buku Bu Mega untuk ultah yang ke 72," ungkap Poernomo. Dia mengaku banyak pengalaman dan pelajaran penting yang didapat saat berada dalam Kabinet Gotong Royong.

Rokhmin Dahuri mengatakan salah satu alasan menulis buku ini karena semua pengin bangsa Indonesia maju dan makmur. Salah satu kunci mencapai itu adalah penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dan itu juga dibuktikan dengan produktivitas bangsa dalam menulis buku.

Selain itu, buku ini juga merupakan sebuah legacy bagaimana kebijakan-kebijakan The Brave Lady, dan yang ditulis 21 menteri Kabinet Gotong Royong. "Apa yang ada di buku ini juga menjadi pelajaran dan mana yang baik diteruskan," ungkap Rohmin.(boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Megawati: Hari Ibu adalah Perayaan Gerakan Politik Perempuan


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler