Buah Tiongkok Banjiri Pasar

Impor Empat Bulan Salip Total Impor Tahun Lalu

Selasa, 31 Mei 2011 – 12:33 WIB
JAKARTA – Arus impor buah-buahan asal Tiongkok meningkat signifikan dalam dua bulan terakhirData Badan Karantina Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat, volume buah maupun sayur impor mengalami kenaikan cukup tajam

BACA JUGA: Bursa Tetap Buka Saat Cuti Bersama

Sepanjang 2010 lalu impor buah dari Tiongkok sebesar 418 ribu ton
Tahun ini, baru di periode Januari-April sudah menembus 229 ribu ton

BACA JUGA: PLN Seriusi Bisnis Batubara


      
Kepala Badan Karantina Kementerian Pertanian Banun Harpini mengatakan, kenaikan tersebut berlaku untuk semua jenis komoditas
"Namun impor dengan volume terbesar antara lain buah jeruk, apel dan pir

BACA JUGA: BRI Guyur Perhutani Rp 3 Triliun

Selain itu, sayuran seperti bawang putih, kentang, cabai kering dan wortel," kata dia. 
    
Dijelaskan, volume jeruk impor pada periode Januari-April sudah mencapai 50 persen dari total impor sepanjang 2010Seperti jeruk jenis mandarin pada kuartal pertama 2011 sudah mencapai 77 ribu tonPadahal, tahun lalu total impor jeruk mandari sebesar 96 ribu ton"Baru empat bulan saja sudah mencatat kenaikan signifikan," ucap Banun.

Selain itu ada jeruk jenis keprok, lokam, dan manis dengan total mencapai 37 ribu ton pada tahun iniSedangkan tahun lalu sejumlah 41 ribu tonUntuk buah pir pun mencatat kenaikan tajam yaitu volume impor tahun ini menembus 56 ribu ton dengan jumlah total 2010 sebanyak 110 ribu tonSementara apel dari realisasi impor 2010 sejumlah 155 ribu ton, untuk periode Januari-April baru masuk 52 ribu ton.

"Selama kuartal pertama, untuk komoditas buah-buahan kami belum melakukan penolakanKarena masih memenuhi standar keamanan, seperti kandungan batas bahan kimia berupa residu maupun mikrobaKomoditas yang sudah kami tolak seperti jagung sejumlah 25 ton dan kacang tanah 100 ton," jelasnya

Sedangkan 2010 lalu komoditas impor yang terpaksa tidak diperbolehkan masuk sejumlah 2 ribu ton atau sebanyak 38 kali penolakanDi antaranya termasuk jeruk sejumlah 195 ton dan pir 1,6 tonAlasannya, karena memiliki kandungan timbal cukup tinggi sehingga tidak aman konsumsi"Akan tetapi ke depan kami akan melakukan pengetatan terhadap buah dan sayur impor yang masuk," tandasnya.

Dikatakan, pihaknya akan melakukan review terhadap Peraturan Menteri Pertanian 27/2009 sebagai langkah pengetatan baik dari sisi jumlah maupun jenis komoditasSaat ini diskusi mengenai materi yang akan direview sudah memasuki tahap final dan akan dilakukan notifikasi ke World Trade Organization (WTO)"Diharapkan bisa tuntas dalam tahun ini juga," tandasnya

Secara terpisah, Ketua Dewan Hortikultura Nasional Benny A Kusbini mengatakan ancaman banjir komoditas impor tidak hanya berasal dari TiongkokDitengarai impor dari negara-negara lain di ASEAN bakal meningkat, salah satunya Thailand"Mereka sudah sangat siap dibandingkan kita terutama Thailandkemampuan produksi mereka sudah bagus dan berkualitas," kata dia.

Ditambahkan Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Tutum Rahanta, kenaikan impor tidak dapat dihindari lantaran adanya permintaan dari dalam negeri"Selama produksi lokal belum bisa memenuhi kebutuhan konsumen dalam negeri, produk impor akan tetap diperlukanKendati demikian peritel modern tetap menjual produk lokal yang memang memenuhi standar kualitas," katanya(res/kim)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Saatnya Investasi Reksa Dana Syariah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler