JAKARTA—Anggota Komisi X DPR RI, Raihan Iskandar menilai, buku seri SBY yang berjudul "Lebih Dekat Dengan SBY" sangat tidak layak jika dimasukkan ke dalam mata pelajaran di sekolah, baik jenjang SD, SMP, dan SMA.
Menurutnya, isi dari buku yang terdiri dari 10 seri ini tidak sesuai dengan mata pelajaran di sekolah“Pada prinsipnya, jika digunakan sebagai bahan pengayaan, sangat tidak sesuai dan tidak bisa dimasukkan ke dalam mata pelajaran di sekolah
BACA JUGA: Butuh Dana Rehab Sekolah, Bukan Buku SBY
Ini tidak ada kaitannya,” ungkap Raihan kepada JPNN di Jakarta, Jumat (28/1).Raihan menambahkan, pemerintah khususnya Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) sebaiknya juga lebih jeli dalam menangani masalah ini
BACA JUGA: Kurikulum Pendidikan Pancasila Harus Bentuk Akhlak Mulia
“Harus diketahui, siapa yang memasukkan buku-buku itu di sekolah? Jika dikatakan bahwa buku itu hanya untuk koleksi perpustakaan, berarti sekolah juga boleh menerima buku-buku yang menceritakan tokoh-tokoh politik lainnya dong?” tukasnya.Raihan juga mengimbau kepada Kemdiknas untuk tidak melempar tanggung jawab dalam menganggapi masalah ini
BACA JUGA: Kemdiknas Tak Sudi Tarik Buku Seri SBY
“Setidaknya, Kemdiknas harusnya bisa mencegah untuk sementara waktu sembari menunggu masalah ini diselesaikan dan dilakukan evaluasi ulang,” ujar Raihan.Terpisah, Anggota Komisi X DPR RI, Tubagus Dedi Gumelar juga berkesimpulan bahwa buku tersebut tak bisa jadi materi pengayaan karena lebih terlihat seperti profil daripada buku pengayaan‘’Jika ini buku profil dan bukan buku pengayaan, berarti tidak boleh menggunakan dana alokasi khusus (DAK),’’ucapnya
Pria yang akrab disapa Miing ini juga menilai bahwa buku SBY tersebut akan memberikan dampak negatif terhadap anak-anak yang membacanyaDijelaskan, dampak tersebut akan dirasakan para pelajar SMP pada tiga tahun mendatang, yakni pada pelaksanaan pemilu 2014Pasalnya,lanjut Miiing, fakta yang tertulis di dalam buku tersebut ada yang salah sehingga hal itu akan dapat menyesatkan pemikiran para pelajar.
“Ini bisa dikatakan sebagai wujud indoktrinasiSBY adalah penjelmaan dari Partai Demokrat, dan bisa jadi anak-anak ini akan menjadi pemilih loyal DemokratIntinya, buku ini tidak obyektif karena memuat beberapa hal yang tak sesuai dengan kenyataan,” paparnya(cha/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kadisdik Tegal Bantah Langgar Aturan DAK
Redaktur : Tim Redaksi