jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni menyoroti kian maraknya aksi bullying di kalangan anak-anak. Kasus baru-baru ini terjadi di Medan, bahkan berujung kematian korban seorang pelajar SD yang berusia 8 tahun.
Sahroni yang geram atas kejadian itu mendesak Polri mengusut tuntas kasus perundungan tersebut dan pelakunya mendapat hukuman setimpal.
BACA JUGA: Kepsek SMA Diduga Lakukan Bullying, Puluhan Siswa Berunjuk Rasa
"Untuk kesekian kalinya kita mendengar kasus bullying yang berakhir kematian. Mirisnya lagi, perundungan dilakukan oleh anak di bawah umur, terhadap anak di bawah umur. Ini sangat menyedihkan," ujar Sahroni di Jakarta, Rabu (5/7).
Terkait kasus tersebut, legislator Partai NasDem itu pun mempertanyakan bagaimana pengawasan orang dewasa terhadap perilaku anak di lingkungan mereka, terutama orang tua dan guru.
BACA JUGA: Begini Kata Mahfud MD soal Izin Ponpes Al Zaytun Pimpinan Panji Gumilang
"Karena itu saya minta polisi turun tangan, usut tuntas meski pelakunya anak, hukuman yang dijatuhkan harus maksimal," lanjut Sahroni.
Politikus asal Tanjung Priok, Jakarta Utara itu berharap kasus perundungan tersebut menjadi titik balik penanganan bullying di sekolah.
BACA JUGA: Sudah di Kamar Bareng Wanita yang Dipesan Lewat MiChat, Tukang Ojek Ini Babak Belur
Kian maraknya kasus bullying di lingkungan pendidikan membuat Sahroni meminta kepada seluruh jajaran polda melakukan sosialisasi hingga penanganan kasus yang terjadi sampai tuntas.
"Saya minta seluruh polda membuat program untuk masuk ke sekolah-sekolah. Kepolisian bersama pihak-pihak terkait harus paparkan bahaya dan jeratan hukum yang menanti bagi para pelaku bullying," tuturnya.
Selain itu, dia juga meminta kepolisian di semua daerah membuka hotline pengaduan kasus perundungan.
"Kalau perlu buat nomor aduan bagi siswa/siswi yang sudah merasa terancam di sekolahnya. Kita harus menghadirkan terobosan inovatif, karena kasus bullying ini begitu mengkhawatirkan,” tambahnya.
Sahroni merasa budaya atau pembiaran bullying dapat berdampak pada karakter anak dalam jangka panjang. Dia khawatir sekolah menghasilkan pribadi-pribadi yang terbiasa merendahkan, bahkan berbuat kasar kepada orang lain.
Terlebih lagi bila perundungan yang terjadi di lingkungan sekolah menular bahkan menjadi kebiasaan sampai ke lingkungan masyarakat yang lebih luas.
"Kasus bullying ini kan biasanya dilakukan oleh pengecut, baik itu individu atau gerombolan. Saya tidak ingin adanya pembiaran atas budaya-budaya buruk seperti ini, terutama di lingkungan anak dan remaja," tegasnya.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Biadab! Debt Collector Ini Malah Menggagahi Anak Nasabah saat Menagih Utang
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam