Deputi Direktur Pengembangan Bisnis RNI Agung P
BACA JUGA: Pemda Hanya Diminta Ikut Awasi BBM Bersubsidi
Murdanoto mengatakan lima perusahaan BUMN gula memutuskan menjual sebagian produksi mereka melalui BulogSaat ini, sudah tahun keempat mereka melaksanakan kerja sama tersebut
BACA JUGA: Harga Naik, Pemerintah Salahkan Masyarakat
"Kami ingin harga gula lebih stabil, sehingga tidak ada perbedaan terlalu tinggi antardaerahBACA JUGA: Mendagri Diusulkan Terlibat Dalam Pengajuan Utang Daerah
Selain itu, penyebaran gula menjadi lebih merata karena Bulog memiliki sub-divre di daerah," kata dia kemarin (1/8).Dijelaskan, kerja sama tersebut ditandatangani pada 15 Juli laluSedangkan PT RNI baru menandatangani pada 25 Juli dan Bulog sudah melakukan penjualan sejak seminggu laluMenurut Agung, pedagang setingkat distributor III (D-III) bisa melakukan pembelian minimal 25 ton"Dengan demikian, pedagang kecil bisa beli untuk dijual kembali," kata dia.
Memang, selain menjual melalui kerja sama keagenan, tiap perusahaan memiliki kebijakan penjualanDijelaskan, PT RNI juga menjual gula secara ritel melalui anak perusahaan mereka bernama PT Rajawali Nusindo"Dalam perjanjian tersebut ada perkecualianDi antaranya, gula yang dijual secara ritel dan yang sudah memiliki kontrak penjualan seperti di koperasi," urai dia.
Mengenai harga, lanjut dia, akan berbeda tiap mingguDijelaskan, penetapan harga tersebut terdiri atas tiga halAntara lain, harga lelang, harga gula petani, dan harga gula dunia pada minggu lalu"Kemudian kita susun, tapi kita juga boleh meng-adjust (menyesuaikan) karena tiap perusahaan memiliki dasar berbeda-beda," jelasnya.
Atas penjualan tersebut, pihak Bulog menerima fee 0,25 persen dari harga jualKendati demikian, lanjut dia, keuntungan penjualan baik melalui Bulog maupun secara ritel tidak jauh berbeda"Gula yang dijual melalui Bulog selalu habis tiap tahun," katanya(res/oki)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Inflasi Makin Melandai
Redaktur : Tim Redaksi