Buntut Referendum, Kurdistan dan Iraq di Ambang Perang

Selasa, 17 Oktober 2017 – 12:16 WIB
Warga Kurdi Irak prokemerdekaan. Foto: kurdistan24.net

jpnn.com - Pasukan Iraq akhirnya menguasai Provinsi Kirkuk setelah berhasil masuk ke pusat Kota Kirkuk kemarin, Senin (16/10).

Sesaat sebelumnya, mereka berhasil menguasai pangkalan militer angkatan udara K1 yang terletak 5 kilometer di sisi barat laut Kota Kirkuk, tambang minyak Baba Gurgur, kantor pusat North Oil Company, bandara, kantor polisi, pembangkit listrik, jembatan, jalan, dan beberapa distrik yang termasuk daerah industri.

BACA JUGA: Jasa-Jasa Kurdi yang Dilupakan Washington

Menurut keterangan warga dan pejabat Iraq yang diperoleh Al Jazeera, tentara Iraq terlihat memasuki beberapa kantor pemerintahan di Kirkuk yang dikuasai Kurdistan Regional Government (KRG).

Selama ini, KRG berada di Kirkuk setelah membantu pemerintah Iraq mengusir kelompok militan negara Islam atau ISIS. Namun, sejak berlangsungnya referendum KRG beberapa waktu lalu, pemerintah Iraq berang dan berusaha mengambil alih Kirkuk.

BACA JUGA: Sejarah Naik Turun Hubungan Kurdi-Irak

”Pengambilalihan Kirkuk itu sama saja dengan deklarasi perang yang mencolok,” bunyi pernyataan Komando Pusat Peshmerga, pasukan militer KRG.

Mereka menuding ada satu fraksi dari partai politik Kurdi yang berkhianat dan memberikan informasi kepada pemerintah pusat. Karena itu, mereka bisa membalik situasi dengan mudah.

BACA JUGA: Ketika Musuh Jadi Teman demi Menjegal Kurdistan

Dewan Keamanan Wilayah Kurdistan menegaskan, pasukannya akan terus membela rakyat Kurdistan. Mereka mengklaim pasukan Peshmerga telah berhasil menghancurkan lima mobil Humvees buatan AS yang digunakan pasukan paramiliter Syiah alias Popular Mobilisation Forces (PMF).

PMF adalah pasukan bersenjata pendukung pemerintah pusat. ”Peshmerga telah mengirim pasukan tambahan ke Kirkuk untuk melawan pasukan Iraq dan sekutu-sekutunya,” ujar Juru Bicara Kementerian Peshmerga Brigjen Halgurd Hikmat.

Juru Bicara Peshmerga Brigjen Bahzad Ahmed mengungkapkan, pertempuran di selatan Kota Kirkuk telah menelan banyak korban jiwa. Pasukan pro pemerintah telah membunuh banyak orang di Tuz Khurmatu dan Daquq serta membakar rumah-rumah mereka.

Dua wilayah itu berada 75 kilometer dari Kota Kirkuk. Ahmed tak menyebutkan berapa orang yang meninggal.

Untuk membalas pemerintah Iraq, KRG sudah ancang-ancang menghentikan produksi minyak di pusat pengilangan di Kirkuk. Minyak dan gas alam memang menjadi daya tarik utama Provinsi Kirkuk.

Wilayah seluas 9.679 kilometer persegi itu memiliki banyak tambang minyak. Mayoritas penduduknya adalah orang Kurdi. Tapi, di ibu kota, banyak orang Arab alias Iraq asli dan Turkmenistan.

Sementara itu, pasukan koalisi AS menyatakan bahwa apa yang mereka lihat bukanlah sebuah serangan. Melainkan hanya pergerakan kendaraan militer yang terkoordinasi.

Saat perang malawan militan ISIS, pasukan koalisi AS mendukung pemerintah Iraq maupun pasukan Peshmerga.

Versi mereka, baku tembak yang terjadi sebelum Subuh disebabkan kesalahpahaman dan tidak disengaja karena situasi saat itu yang gelap dan membuat penglihatan terbatas.

”Pasukan koalisi tidak mendukung tindakan pemerintah Iraq maupun KRG di dekat Kirkuk,” bunyi pernyataan pasukan koalisi AS. (Reuters/BBC/RT/sha/c21/any)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dikeroyok Irak Cs, Kurdi Bertahan demi Kemerdekaan


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler