jpnn.com - LAMPUNG - Bupati Lampung Tengah Mustafa mengapresiasi atas operasi penggerebekan Densus 88 Antiteror dan Polres Lamteng, di rumah kontrakan terduga teroris jaringan Lampung, Senin (15/8) lalu.
’’Kami apresiasi kinerja Densus 88 dan Polres Lamteng sehingga dapat diantisipasi sebelum menyebar luas. Dua terduga teroris yang tertangkap ini belum ada aksinya di Lamteng”
BACA JUGA: Terduga Teroris Jaringan Lampung Rakit Bom di Kebun Singkong
“Harapan saya, dengan tertangkapnya dua terduga teroris ini, tidak ada teroris-teroris dan kerusuhan-kerusahan lain di wilayah ini,” tutur Mustafa seperti diberitakan Radar Lampung (Jawa Pos Group), hari ini (18/8).
Sebelumnya, Densus 88, Senin (15/8) siang, membekuk Dwi Atmoko (35) dan Abu Sufyan (24) karena diduga terlibat jaringan teroris. Dua orang ini ditangkap di Dusun 1 Tirtokencono, Kampung Tanggulangin, Kecamatan Punggur.
BACA JUGA: Densus Ciduk Dua Terduga Teroris di Lampung
Menurut Joni (35), pemilik bengkel yang berada di rumah kontrakan terduga teroris, penggerebekan terjadi sekitar pukul 14.00. ’’Saya lagi bekerja, tahu-tahu ada sekitar tiga mobil. Dua orang masuk ke dalam rumah bersenjata dan langsung menangkap dua penghuni rumah kontrakan itu,” paparnya.
Menurut dia, para aparat bersenjata tersebut menggunakan kemeja. Dia tak menduga kalau sipil bersenjata ini adalah pasukan Densus 88. ’’Mereka pakai kemeja, tetapi bawa senjata,” katanya.
BACA JUGA: Bu Susi Resmikan Pusat Komando Pemberantasan Illegal Fishing di Natuna
Diketahui, rumah yang cukup besar itu sudah lama dikontrakkan. ’’Sekitar 4-5 tahunan. Dipakai buat bisnis Warnet Az Zahra,” ungkapnya.
Joni menuturkan, Dwi dan Abu sudah lama tinggal di Dusun 1 Tirtokencono. Keduanya juga dikenal bergaul baik dengan warga. Tetapi, mereka irit bicara.
’’Kalau bergaul sih baik. Tetapi, kedua orang itu sering keluar malam. Masalah bicara agak tertutup, tidak seperti warga biasanya. Apalagi kalau malam langsung ditutup pagar dan dikunci,” ujarnya.
Karni, tetangga lainnya, mengatakan, keduanya berperilaku sopan dan baik. Bahkan ketika hari raya Idul Fitri lalu, keduanya memberi bingkisan pada orang-orang tak mampu. ’’Kami tidak tahu kalau itu terduga teroris. Tampaknya biasa saja,” kata dia.
Rumah kontrakan itu sendiri milik orang tua Kepala Kampung Tanggulangin Rumiyati. Dia diketahui istri anggota DPRD Lampung Midi Iswanto. Rumiyati menyatakan, Dwi dan Abu bukanlah warga asli Kampung Tanggulangin.
Ia mengaku lupa sejak kapan keduanya mengontrak. Tetapi dalam perkiraannya sudah lima tahun. ’’Karena sebelum orang tua saya meninggal dunia 2013 lalu, mereka sudah mengontrak. Saya tak tahu banyak dengan mereka,” ujarnya. (sya/p6/c1/wdi/ray/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketika Waria Ikut Lomba Dayung HUT RI, Seru... Lucu... Heboh!
Redaktur : Tim Redaksi