Bupati Siap Ganti Ternak Mati

Selasa, 26 Oktober 2010 – 06:42 WIB
Warga Lereng Merapi menumpang kendaraan kap terbuka menuju lokasi pengungsian di Balai Desa Umbulharjo, Cangkringan, Sleman (25/10). Pasca BPPTK menyatakan Gunung Merapi dalam status "awas", warga mulai mengungsi. Warga berusia lanjut dan anak-anak menjadi prioritas untuk diungsikan. Namun sebagian besar warga di sekitar Gunung Merapi masih beraktivitas seperti biasa dan memilih untuk tinggal di rumah masing-masing. Foto: HERMITIANTA/RADAR JOGJA

SLEMAN - Menyusul rekomendasi dari BPPTK Jogjakarta dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Kementerian ESDM tentang kenaikan status Merapi yang sudah Awas sejak Senin (25/10) pukul 06.00 WIB kemarin, Pemkab Sleman menegaskan bahwa lokasi pemukiman di Merapi yang berada di kawasan rawan bencana (KRB) III harus dikosongkanProses evakuasi terhadap warga dilakukan mulai pukul 15.00 ke tujuh barak utama yang sudah dipersiapkan.

"Evakuasi harus dilakukan hari ini (kemarin, Red), dan difokuskan pada penyelamatan manusia

BACA JUGA: Aktivitas Naik Tajam, Status Jadi Awas

Untuk masalah keselamatan ternak, itu bisa dikesampingkan
Nanti kalau ada ternak yang mati akibat bencana Merapi, akan diganti," ujar Bupati Sleman Sri Purnomo yang ditemui di kawasan wisata Lava Tour di Dusun Kaliadem, Kepuharjo, Cangkringan, siang kemarin.

Untuk proses evakuasi, ia berharap agar warga tetap tenang dan tak panik

BACA JUGA: Gempa 7,2 SR, Warga Padang Panik

Petugas yang akan menuntun evakuasi juga ditekankan untuk melakukan evakuasi sesuai prosedur yang ditetapkan, sehingga tak akan menimbulkan kepanikan dan keresahan masyarakat.

Evakuasi ditekankan kepada kelompok rentan terlebih dahulu
Yakni orang lanjut usia, anak-anak, ibu hamil, ibu menyusui, dan kaum difabel

BACA JUGA: Cabuli Cewek 16 Tahun, Dituntut 8 Tahun

Sebab, jika erupsi Merapi terjadi sewaktu-waktu, kelompok rentan ini setidaknya sudah berada di tempat yang aman sehingga tak perlu berlarian menyelamatkan diri saat awan panas yang keluar dari Merapi menerjang wilayah mereka.

Jumlah penduduk yang direncanakan untuk diungsikan adalah sekitar 12 ribu jiwaMasing-masing berada di wilayah Cangkringan 3668 jiwa, Pakem 5871 jiwa, dan Turi 1952 jiwaTujuh barak telah disiapkan yakni Barak Kepuharjo, Glagaharjo, Umbulharjo, Hargobinangun, Purwobinangun, Girikerto, dan Wonokerto, yang sudah disiapkan petugas dari TAGANA dan TNI di masing-masing barak.

Pelaksanaan evakuasi dilakukan dengan prioritas kendaraan wargaSebab, hal ini diyakini akan lebih efektif ketimbang harus menunggu kendaraan yang telah dipersiapkan petugasNamun, Pemkab Sleman juga menyiapkan sarana transportasi untuk proses evakuasi di wilayah Cangkringan dan TuriYakni di Desa Kepuharjo disiapkan 10 truk, Glagaharjo tujuh truk, Wonokerto enam truk, dan Girikerto enam truk.

Di wilayah Pakem sendiri telah dilakukan penutupan jalur ke utara, atau jalur yang mendekati puncak MerapiYakni di pintu gerbang Kaliurang dan BoyongSedangkan di Cangkringan ada tiga titik yang ditutup, dan di Turi ada lima titik.

Pemprov DIJ juga menyatakan akan membantu penanganan bencana Merapi, dengan menyiapkan 10 ton beras, serta lauk pauk dan kebutuhan perlengkapan lainnya selama pengungsi tinggal di barak"Pengelolaan logistik ini nantinya akan dicatat melalui satu pintu agar tak menimbulkan masalah di kemudian hariSementara para relawan juga harus melaporkan keberadaannya melalui Dinas Nakersos," imbuhnya.

Untuk melakukan peninjauan secara intensif, Bupati berkantor sementara di Posko Utama Merapi yang ada di PakemPada senin pagi pukul 05.00 WIB, Bupati sebenarnya telah melakukan rapat koordinasi mengenai kondisi terbaru Merapi ini

Rapat juga dihadiri Wakil Bupati Sleman, Kapolres, Dandim, Camat Pakem, Cangkringan Turi serta jajaran dinas/instansi teknis di lingkungan Pemkab SlemanRapat dilaksanakan sehubungan diterimanya pemberitahuan dari BPPTK mengenai peningkatan status Gunung Merapi dari siaga ke awas, Senin (25/10), mulai pukul 06.00 WIBmelalui surat nomor 2044/45/BGL.V/2010, tanggal 25 Oktober 2010

Kapolres Sleman AKBP Irwan Ramaini mengharapkan masyarakat tetap waspada selama dalam masa pengungsian"Jangan sampai situasi ini dimanfaatkan oleh orang yang tak bertanggungjawabAparat terkait dan tibmas setempat juga diharapkan kewaspadaannya," tandas Irwan(nis)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Aktivis Migas Natuna Tuntut DBH Lebih Adil


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler