YAHUKIMO -- Bupati Yahukimo, Papua, Ones Pahabol mulai bisa menerima pemberitaan mengenai ratusan warganya yang meninggal akibat kelaparanHanya saja, dia merasa dilangkahi oleh Yayasan Kristen Pelayanan Sosial Masyarakat Indonesia (Yakpesmi), yang memberitahukan kondisi memprihatinkan itu ke media massa
BACA JUGA: Dewan Respon Aksi Eks Kombatan GAM
Kata bupati, mestinya Yakpesmi menyampaikan informasi itu terlebih dahulu ke Pemkab Yahukimo"Meski kami dilangkahi, tapi itu tidak masalah," kata Ones Pahabol di ruang kerjanya, didampingi Sekda Drs
BACA JUGA: Takut Gratifikasi, PNS Tak Dijatah THR
Roby Langkutoy, kemarinBACA JUGA: Swasta Bisa Jual Listrik Langsung
Obat-obatan dan tenaga medis serta bantuan telah didrop ke sejumlah distrik, antara lain, Langda, Saradala, Bomela, Labahak, Suntamon, Anggruk dan beberapa distrik lainnya yang dipandang perluSedang bahan makanan (bama), kata bupati, sedang dipersiapkan.Harus diakui, adanya laporan kematian warga di sejumlah distrik disikapi cepat oleh Pemkab YahukimoSetelah sebelumnya menurunkan tim ke distrik-distrik, maka Selasa kemarin, langsung ditindaklanjuti dengan suatu pertemuan lengkap yang melibatkan pihak gerejaBupati Yahukimo Ones Pahabol mengatakan, tujuan pertemuan itu selain dimaksudkan untuk bisa mengklarifikasi laporan LSM soal adanya jumlah korban meninggal karena kelaparan, juga untuk menentukan langkah penanganan selanjutnya
Dikatakan Ones, terlepas dari jumlah data korban yang dilaporkan itu, pemerintah dan gereja betul-betul melihat umat dan masyarakat itu sebagai tanggungjawab merekaKarenanya, setiap persoalan yang terjadi di masyarakat, pemerintah berkewajiban dan maksimal melihat kondisi yang sebenarnya, untuk selanjutnya dilaporkan secara berjenjang ke pemerintah, baik Provinsi Papua maupun pusat.
Mengenai adanya data angka kematian yang dilaporkan, itu akan diseleksi penyebabnya. Pasalnya, kematian itu bukan disebabkan karena lapar, tetapi gagal panen akibat faktor alamKondisi alam pegunungan, utamanya Yahukimo yang sulit ini tidak bisa dirubah siapun, termasuk orang-orang di gerejaContohnya, tujuh atau delapan bulan yang lalu masyarakat menanam ubi jalar pada saat musim hujan, sehingga meski tumbuhnya bagus, daunnya subur, namun hasilnya tidak adaIni semua karena factor ketinggian alamDan kenyataan serupa terjadi pada setiap tahunnya, selalu ada pergantian musim, hujan dan panasKarena itu mereka yang berada di Distrik Langda, Bomela, Tamboga,Tuntamon, Labahak, dan beberapa tempat lain, kematiannya bukan karena kelaparan, tapi yang terjadi adalah gagal panen karena alam.
"Jika ada kelompok-lompok orang yang ngomong pemerintah bikin apa, tahun 2005 bencana kelaparan, sehingga diberikan bantuan yang sangat lengkap seperti bantuan gudang (lumbung) itu sangat keliru, untuk apaUntuk umbi-umbian tidak mungkin karena masyarakat sudah punya secara sendiri secara manual," beber Ones.
Dengan adanya gagal panen akibat faktor ini, maka ada dua hal penting dilakukan yakni memberikan bantuan medis dan obat-obata serta bantuan makan ke beberapa titikGuna mengatasi kekosongan stok makanan tersebut sehingga 8 bulan ke depan masyarat tidak kecolongan lagi. Laporan kondisi termasuk langkah-langkah penanganan ini, lanjutnya, akan dilaporkan hari ini ke Pemerintah Provinsi Papua untuk ikut sama-sama memberikan bantuan tanggap darurat, berupa obat-obatan dan bahan makananDemikian juga untuk pemerintah pusat sebagai langkah awal diharapkan untuk ikut memberikan bantuan obat-obatan dan Bama(don,sam/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Setjen DPR Tak Anggarkan Biaya Pelantikan
Redaktur : Tim Redaksi