JAKARTA-- Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu menjelaskan, selain menjadi anggota Cairns Group, Indonesia juga aktif sebagai Koordinator Kelompok G-33 yang memperjuangkan mekanisme special products (SPs) dan special safeguard mechanism (SSM).
Sebagai bagian dari special and differential treatment (S&D), SPs dan SSM sangat dibutuhkan negara berkembang untuk melindungi petani kecil dan miskin dari lonjakan impor dan mengecualikan sebagian produk pertanian dari pemotongan tarif“Sasaran akhirnya adalah menjaga kepentingan ketahanan pangan (food security), ketahanan penghidupan (livelihood security) dan pembangunan pedesaan (rural development),” terang Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu di Jakarta, Kamis (11/6).
Dikatakan, negara maju diharapkan dapat menunjukkan fleksibilitasnya dan bersikap lebih realistis dalam mendorong kepentingannya mengingat putaran ini adalah putaran pembangunan.Setiap upaya mengubah tujuan dan proses perundingan dalam Deklarasi Doha, terangnya, justru akan merusak hasil-hasil yang telah dibangun selama lebih dari tujuh tahun berunding.
Mari Elka mengatakan, Cairns Group Ministerial Meeting (CGMM) di Bali turut mengundang negara mitra dagang utama
BACA JUGA: Bea Masuk Impor Susu 5 Persen
Di antaranya, Amerika Serikat, Jepang, Uni Eropa, India , dan China.Pertemuan tersebut guna mendiskusikan langkah ke depan
BACA JUGA: Mendag : Cairns, Kurangi Kesenjangan Anggota WTO
“Momentum politis yang tercipta pada Cairns Group Ministerial Meeting (CGMM) di Bali diharapkan dapat dilanjutkan di berbagai forum pertemuan para Menteri yang akan datang dalam membahas Putaran Doha dan merespon terhadap krisis ekonomi global,” lanjut MendagBACA JUGA: Bank Syariah Perlu Peran Ulama
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pertamina Ngaku Sanggup Kelola Cepu
Redaktur : Tim Redaksi