Cantik-cantik, Pantang Pulang sebelum Padam

Senin, 25 April 2016 – 00:09 WIB
Rina Agustini, Tengku Hellen, dan Sari Safitri, petugas Pemadam Kebakaran Kota Pekanbaru memperagakan pemasangan selang air Jumat (15/4/2016) di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Nasional Kota Pekanbaru. Foto: DefizaL/Riau Pos

jpnn.com - PETUGAS pemadam kebakaran bukanlah pekerjaan yang enteng. Selain tidak kenal waktu siang maupun malam, nyawa pun menjadi taruhannya. Tapi pekerjaan itulah yang dipilih tiga Srikandi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Kota Pekanbaru.

SITI AZURA, Pekanbaru

BACA JUGA: NYANGAHATN...Magisnya Ritual Dayak di Thailand

JUMAT (15/4) pagi menjelang siang, suasana Kantor BNPB Kota Pekanbaru, terlihat lebih lengang dan tenang. Tak ada aktivitas hilir mudik mobil pemadam kebakaran maupun pasukan pemadam kebakaran yang turun ke lokasi untuk memadamkan api. Ini menandandakan, hari itu, Pekanbaru ''aman'' dari peristiwa kebakaran.

Tiga orang wanita dengan menggunakan pakaian seragam kebakaran berwarna orange, keluar dari salah satu pintu ruangan menuju parkir mobil pemadam kebakaran di tempatkan. 

BACA JUGA: Hey! Ikan-ikan Cantik Menanti Anda di Pulau Ini

Lalu mereka mengeluarkan selang dan memasangkannya pada salah satu panel penyambung selang. Mereka adalah Rina Agustini, Tengku Hellena V dan Sari Safitri. 

Sulitnya mencari pekerjaan, menjadi  alasan utama mereka ikut bergabung dengan satuan kerja yang bertugas untuk ''bertarung'' melawan kobaran api.

BACA JUGA: Sebenarnya Saya Empat Kali jadi Menteri

Mereka memperagakan bagaimana memasangkan selang yang siap diisi dengan air untuk memadamkam api ketika kebakaran terjadi, baik gedung maupun lahan.

Sekilas, ketiganya memang tampak ayu dan lemah lembut. Namun ternyata didalam diri mereka tersimpan keberanian dan ketangguhan yang luar biasa. Sebenarnya, mereka diposisikan di divisi Operaror Komunikasi (OKK) dan staff. 

Tapi, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Kota Pekanbaru, Burhan Gurning ingin anggota wanitanya juga mampu menguasai teknik pemadaman api. Sehingga mereka siap untuk diturunkan ke lapangan kapan saja.

"Kalau polisi punya polisi wanita, Tentara juga punya tentara wanita, kita pun ingin punya pemadam wanita. Kami ingin mereka jadi ikon dari Damkar Kota Pekanbaru. Wanita harus mandiri dan minimal tak panik menghadapi situasi kebakaran. Mereka tahu apa yang harus mereka lakukan," katanya.

Alhasil, srikandi-srikandi tersebut belajar menggulung dan mengulur selang serta teknik memadamkan api. 

"Di awal memang terasa berat. Maklum selang itu memiliki berat sekitar 20 kilogram. Itu sebelum dialiri air lho. Belum lagi teknik menyambungnya. Hal tersebut benar-benar asing bagi kami. Tapi karena saya juga merasa ingin memperlajarinya dan pimpinan juga terus menerus memberi dukungan, akhirnya kami mampu minimal memegang selang berat tersebut," ungkap Rina, salah seorang dari mereka.

Rina sendiri memang dikenal tangkas dan cekatan oleh orang-orang di sekitarnya. Burhan Gurning mengakui totalitas dari wanita satu ini. Sebagai operator komunikasi, ia standby 24 jam di kantor menerima panggilan telepon dari masyarakat. 

Bisa dibilang ia berumah dikantor. Wanita yang berambut pendek ini hanya pulang ke rumah pribadinya untuk menjemput pakaian dan mandi.

Meski usianya sudah 49 tahun, ia tak mau membatasi diri untuk hal baru. Sampai akhirnya Kaban menurunkannya untuk memadamkan kebakaran lahan baru-baru ini.

Memegang selang dengan tekanan air yang kencang memang bukan perkara yang gampang. Tanpa teknik yang benar, bisa-bisa ia dibawa terbang oleh selang berwarna terang tersebut.

"Sekarang zamannya emansipasi wanita. Pekerjaan yang biasa dilakukan pria nyatanya juga bisa kami lakukan. Dengan mempelajarinya kami menjadi wanita yang lebih mandiri dan tak bergantung pada orang lain. Minimal jika ada terjadi kebakaran disekitar lingkungan, kita tau tindakan yang harus diambil. Kita tidak panik dan bisa mengatasinya," ungkap wanita yang juga aktif dalam kegiatan majelis taklim, PKK dan posyandu di lingkungan rumahnya tersebut.

Ia memang benar-benar membuktikan kemampuannya tersebut. Selain harus mampu mengerahkan tenaga yang besar, Rina juga harus mampu menahan panasnya kondisi di lokasi. 

Senada dengan wanita bertubuh tegap tersebut, Tengku Hellena dan Sari pun merasakan hal yang sama. Keduanya juga pernah turun memadamkan lahan di jalan Uka beberapa waktu lalu.

Mereka harus rela wajah cantik dan kulit mulusnya coreng moreng akibat sisa pembakaran. Dengan percaya diri mereka menggunakan kostum safety yang berat dan serba tertutup. Dikepung panas tak lantas membuat mereka mundur. 

Justru langkah mereka semakin mantap. Pantang pulang sebelum padam menjadi harga mati bagi mereka.

"Setelah beberapa pekan berlatih, kami pun diturunkan untuk pemadaman lahan di Jalan Uka. Saya sendiri sangat bersemangat, karena ini pekerjaan yang mulia. Terlebih lagi masyarakat sekitar juga mengacungi jempol dan sangat mensupport kami. Kalau kendalanya, tidak ada yang terlalu berarti. Hanya saja suhu panas yang begitu tinggi kami rasakan," ujar Tengku Hellena yang biasa disapa Hellen ini kepada Riau Pos (Jawa Pos Group).

Hellen dan Sari sebelumnya memang rutin berlatih dikala sore bersama tim damkar lain. Dikatakannya, sebenarnya pekerjaan yang biasa dilakukan kaum adam tersebut mampu dilakukan kaum hawa jika memang berlatih secara terus menerus. 

Selama berlatih, wanita berperawakan kecil ini pernah mengalami pengalaman tak menyenangkan. Kaki kecilnya terbentur dengan penyambung selang yang terbuat dari besi.

Kakinya sempat lebam dan membiru. Namun Hellen tak larut dalam cidera dan cepat bangkit. Sehari-hari tugasnya sendiri sama seperti Rina, mengangkat panggilan darurat dari masyarakat. Bedanya, ia bekerja dari pagi hingga jam setengah delapan malam.

Meski kadang acap ada telepon dengan nada menggoda atau berbohong, ia terus berusaha memberikan dan melayani dengan sepenuh hati tanpa tersulut emosi.

Berbeda dengan Rina dan Hellen, Sari sehari harinya bertugas dibagian kantor. Ia menjadi staff dari Kaban. Namun karena memang Kaban Burhan Gurning ingin semua pegawai dan staff wanita yang ada di BNPB Kota Pekanbaru mampu menguasai teknik teknik tersebut. 

Sari pun tak keberatan dengan hal tersebut. Meski orang tua dan teman-temannya sering khawatir kala ia terjun kelapangan, namun tak ada yang tidak mendukungnya.

"Saya selalu tekankan kepada mereka bahwa saya akan baik-baik saja. Sejauh ini memang semua berjalan lancar. Karena kita memang sudah belajar tekniknya. Tim damkar profesional juga senantiasa membimbing kita," paparnya. 

Saat ini, mereka sudah mampu menggulung selang, mengulur selang, menyambungnya, menyemprot air dan juga menggunakan racun api. Tekad mereka untuk jadi wanita-wanita yang mandiri memang sudah bulat. 

Rina sendiri khususnya mengaku sudah mantap dan mencintai pekerjaan menantang maut yang ia jalani saat ini. Menurutnya, sebagai wanita ia harus mampu melakukan berbagai pekerjaan. Wanita tak boleh membatasi diri dan tertutup untuk hal baru.

"Dari apa yang kami lakukan ini, menjadi bukti bahwa wanita bukanlah kaum yang lemah. Kita juga mampu," ujar Rina.

Mereka sendiri rata-rata baru bergabung di BNPB sejak dua tahun lalu. Dan semuanya mengaku sangat enjoy dan menikmati pekerjaan yang memacu adrenalin tersebut. 

Burhan Gurning pun berharap kedepan srikandi-srikandi di bawah komandonya tersebut mampu menambah skill mereka. Wanita-wanita tersebut bisa jadi motivasi bagi wanita lain bahwa memang kaum hawa juga berhak melakukan pekerjaan yang biasa dilakukan laki-laki.

Meski begitu ia tak mau gegabah. Wanita tetap diprioritaskan untuk memadamkan lahan terlebih dahulu.

"Saat ini memang mereka kita tugaskan untuk memadamkan lahan. Resiko lebih kecil. Disana tidak ada aliran listrik dan sebagainya. Kalau untuk kebakaran bangunan, nantinya mereka kita berdayakan untuk proses pendinginan. Disaat api sudah mengecil, baru mereka kita turunkan untuk memblocking lokasi tersebut. Sejauh ini mereka sudah beberapa kali turun dan mereka mampu. Masyarakat juga mengapresiasi keberanian mereka. Untuk safety sama saja stardarnya dengan safety yang biasa tim Damkar pakai," paparnya. (***/sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mbah Menteri Bilang, Itu Memang Petunjuk Bapak Presiden


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler