Cap Jempol Darah demi Keistimewaan

Rabu, 22 Desember 2010 – 03:33 WIB
Salah seorang kepala dukuh di Bantul, Jogjakarta, membubuhkan cap jempol darah pada kain putih berlambang Kraton Ngayogyokarto Hadiningrat sebagai bentuk dukungan pada keistimewaaan Jogja. Foto : JPPhoto

BANTUL - Paguyuban Dukuh (Pandu) Bantul dan sejumlah elemen masyarakat Jogjakarta menggelar cap jempol darah sebagai tanda kesetian terhadap keistimewaan Jogjakarta di bawah naungan NKRISebelum melakukan cap jempol darah, puluhan Kepala Dusun dan elemen masyarakat Jogjakarta menggelar upacara kesetian terhadap keistimewaan Jogjakarta.

Dalam apel keistimewaan tersebut perangkat dusun membacakan tiga sikap kesetiaan terhadap keistimewaan Jogjakarta

BACA JUGA: Warga Merapi Masih Kekurangan Air Bersih

Pertama, warga Pandu menjunjung tinggi maklumat Sri Sultan HB IX dan Paku Alam VIII yang lebih dikenal dengan Maklumat 5 September.  Kedua, Pandu tetap setia mempertahakan keistimewaan Jogjakarta dengan roh penetapan dan
Terakhir, Pandu siap menjadi pengawal pembangunan, pelayan masyarakat dan abdi NKRI.

Usai apel kesetian, para kepala dusun yang tergabung dalam Pandu Bantul dan elemen masyarakat Jogjakarta secara bergantian memberikan cap jempol pada kain putih yang disiapkan pada meja dan di sampingnya terdapat bendera keraton Jogjakarta.

“Di setiap kegiatan yang dilakukan oleh Pandu, kita menyatakan siap menjadi benteng terakhir keistimewaan Jogjakarta

BACA JUGA: Riau Promosikan Potensi ke 15 Kedubes

Maka ketika draf keistimewaan yang diluncurkan oleh pemerintah pusat tidak aspiratif, cap jempol darah ini sebagai bentuk perlawanan kami,” kat, Ketua Pandu Bantul, Sulistyo Admojo seperti dikutip Radar Jogja (grup JPNN), Selasa (21/12).

Setelah menggelar cap jempol darah, Pandu Bantul akan terus mengawal pembahasan RUUK DIJ di komisi II DPRRI
Jika nantinya pembahasan tidak sesuai dengan aspirasi masyarakat Jogjakarta tentang penetepan, maka Pandu akan kembali turun ke jalan dengan massa yang lebih besar.

“Kita saat ini sedang melakukan sosialisasi tentang keistimewaan DIY kepada masyarakat dan juga membagikan 5000 bendera keraton Jogjakarta dan Paku Alaman,” paparnya

Susanto, Kepala Dusun Proketen, Desa Trimurti, Kecamatan Srandakan Bantul, menegaskan bahwa cap jempol darah ini sebagai wujud keistimewaan DIY dan roh keistimewaan adalah penetapan jabatan gubernur dan wakil gubernur DIJ yaitu Sultan dan Paku Alam yang bertahta.

”Bagi Pandu penetapan adalah harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar lagi karena salah satu roh keistimewaan DIJ adalah penetapan jabatan gubernur dan wakil gubernur DIY,”ujarnya singkat

BACA JUGA: Jelang Disidangkan, Penahanan Wako Tomohon Diperpanjang

(mar)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Antisipasi Balasan Teroris, Gereja Dijaga Ketat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler