jpnn.com - Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) kerap didapatkan oleh perempuan. Baik perempuan yang berada di ranah domestik dan public, mereka sama-sama mengalaminya.
Hal itu diungkapkan oleh spesialis kejiwaan RSUD dr Soetomo dr Nalini M Agung SpKJ(K).
BACA JUGA: Anggap Istri Cerewet, Suami Ambil Ungkal, Praaak
’’Fenomena ini terjadi di seluruh dunia, termasuk Indonesia, dan kota kita di Surabaya. Menurut suatu penelitian, satu dari tiga perempuan menikah mengalami kekerasan dalam berbagai bentuk,’’ papar Nalini.
Bentuk kekerasan yang dialami perempuan tidak hanya fisik. Bentuk lain seperti cacian dan bullying sudah tergolong kekerasan terhadap perempuan. Atau kekerasan fisik bercampur psikis yang ditemui pada korban perkosaan.
BACA JUGA: Perselingkuhan Marak, Kasus KDRT Melonjak
Pada kasus perkosaan, tidak mudah si korban untuk melupakan semua yang dialaminya. Penyembuhannya jauh lebih sulit.
Namun jenis yang paling banyak tentu saja adalah kekerasan verbal. Dalam seminggu, Nalini pasti menerima konsultasi seputar kekerasan.
BACA JUGA: 20 Perempuan Jadi Korban Setiap Menit, Stop KDRT Sekarang!
Kebanyakan perempuan datang dalam kondisi depresi. ’’Karena saya praktik psikiatri, kasus kekerasan perempuan yang banyak saya terima adalah kekerasan dalam rumah tangga. Tapi saya sangat yakin, di ranah publik kasus kekerasan masih banyak yang belum terekspos,’’ ucap Nalini. (ina/JPC)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lauk Jatuh ke Kasur, Suami Hajar Istri
Redaktur & Reporter : Adil