SURABAYA - Nama Satgas Mafia Hukum tercoreng ulah penipuan dan pemerasan yang dilakukan di sejumlah daerah di IndonesiaTak tangung-tanggung penipuan tersebut dilakukan pada sekitar 1000 orang dengan kerugian mencapai Rp 8 Milliar
BACA JUGA: Diduga Setubuhi Pelajar, Oknum PNS Dipolisikan
Setidaknya hal itu terungkap setelah Polrestabes Surabaya berhasil menangkap sejumlah penipu.Penipu yang ditangkap Polrestabes Surabaya yakni Aminuddin dan Slamet Riyadi, keduanya warga Bogor dan Jatinegara, Jakarta Timur
BACA JUGA: Diajari Senior, Dua ABG Menjambret
Sedangkan Slamet Riyadi merupakan seorang yang mengaku dari Satgas Mafia HukumDia selalu menggunakan atribut Satgas Mafia Hukum seperti ID Card, topi, jam tangan dan beberapa PIN bertuliskan serta berlogo Investigator Mafia Hukum Istana Kepresidenan RI
BACA JUGA: Dikeroyok 30 Orang, Cuma Cengengesan
Slamet juga memiliki surat tugas Investigator yang selalu dia tunjukkan ke korbannyaTak hanya itu dia juga memiliki senjata jenis gas gun."Senjata inilah yang salah satunya bisa menyakinkan para korban penipuan," ujar Kapolrestabes Surabaya Kombespol Coki ManurungMenurut mantan Direskoba Polda Jatim itu, selama ini Slamet bekerja dibawah jaringan Aminuddin"Dia (Aminuddin) otaknya," lanjutnyaSlamet sendiri sementara ini telah berhasil menipu 47 orangPara korbannya kebanyakan orang yang ingin diloloskan sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)'Jumlah tersebut bisa bertambah lagi lantaran yang bersangkutan juga melakukan penipuan dengan modus pemerasaan.
Modus penipuan yang digunakan komplotan Aminuddin memang yang terdeteksi sementara ini dua kasusPertama, menjanjikan seseorang untuk menjadi CPNSKedua, memeras atau menakut-nakuti instansi pemerintah dengan cara berpura-pura menginvestigasi laporan pelanggaran hukum yang terjadi di instansi tersebut
Selain Slamet, Aminuddin juga mempunyai jaringan penipu yang menggunakan nama Satgas Mafia HukumSalah satunya SuwarnoDia merupakan jaringan yang Aminuddin yang kini tertangkap anggota Polresta Medan"Baru saja saya dapat informasi kalau yang bersangkutan sudah tertangkap Polresta Medan," ujar CokiMenurut hasil informasi yang didapati Polrestabes Surabaya, Suwarno di Medan sementara ini belum mengaku praktek percaloan CPNSNamun yang diakui baru pemerasan yang dilakukan dengan cara menakut-nakuti dua instansi plat merah di MedanInstansi tersebut yakni PTPN dan BPN kota Medan
Sayap jaringan penipu yang mencatut nama satgas mafia hukum juga ada di LampungDisana ada dua pelaku yakni Mustaman dan TejuriMustaman disebut telah memperdaya 4 orang dan korban Tejuri sebanyak 34 orangAda juga pelaku yang beroperasi di Sukabumi dan CianjurMereka adalah Sarip dengan korban 19 orang serta Fery dengan korban 4 orang (selengkapnya lihat grafis)
Korban penipuan paling banyak malah di JakartaTercatat ada dua pelaku yang gentayangan di ibukotaMereka ialah Suroso asal Jakarta Selatan dan Joko asal Jakarta PusatSuroso telah mengibuli sebanyak 200 orangSedangkan Joko baru 2 orang"Penanganan pelaku di daerah-daerah tersebut telah ditangani oleh kepolisian setempatSementara ini hasil kejahatan komplotan Aminuddin mencapai 8 Milliar dengan korban total sekitar 1000 orang" jelasnya
Hasil kejahatan itu diduga termasuk berasal dari pemerasan yang dilakukan terhadap sejumlah instansiSementara ini Polrestabes Surabaya mendapati ada Bupati dari salah satu daerah di Jawa Barat dan Kapolres dari salah satu kota di Kalimatan Selatan yang menjadi korban pemerasan jaringan AminuddinPenipuan yang dilakukan dengan modus investigasi kasus hukum selama ini dilakukan langsung oleh pelaku yang memiliki identitas mirip satgas mafia hukum
Sedangkan penipuan dengan modus meloloskan CPNS biasa dilakukan oleh pelaku lapanganJaringan Aminuddin ini memang memiliki pelaku lapangan di beberapa daerahTugasnya mencari orang yang mau masuk CPNSPelaku lapangan membanderol tarif antara Rp 50-100 jutaDari banderol tersebut sekitar 40-50 persen disetor ke jaringan atas yang berperan sebagai satgas mafia hukum.
Pengungkapan kasus ini berawal dari penangkapan Slamet Riyadi yang dilakukan Unit Kajahatan Umum (Jatanum) Satreskrim Polrestabes Surabaya bersama Detasemen Intelejen (Denintel) Kodam V BrawijayaSaat itu Denintel memperoleh informasi seorang yang mengaku dari satgas mafia hukum sedang menakut-nakuti sebuah instansi di Surabaya.
Dari situ, Denintel bekerjasama dengan Polrestabes Surabaya untuk melakukan penangkapan pelakuPelaku pun ditangkap di depan sebuah hotel di Jalan Dinoyo, SurabayaDari penangkapan Slamet, polisi juga berhasil mendapatkan pelaku baru yakni Nyoman Suprapti, yang tak lain merupakan PNS golongan III B di lingkungan Polda JatimSelama ini Nyoman berperan sebagai anak buah Slamet yang beroperasi di Surabaya, Sidoarjo dan Gresik.
Selanjutnya untuk mengembangkan kasus ini, Slamet dikeler ke JakartaPolisi membawa Slamet juga untuk mengecek kebenarannya sebagai satgas mafia hukum"Satgas tidak merasa mempunyai anggota bernama Slamet dan mengeluarkan indentitas yang dipakai pelaku," ujar CokiSlamet mengaku mendapatkan indentitas yang mirip milik satgas mafia hukum tersebut dari seorang yang bernama Tomy Holowei"Pelaku (Slamet) mengaku Tomy itu pernah di satgas dan paspampres," lanjut Coki.
Namun sejauh ini ketika dilakukan pengecekan nama bersangkutan tidak ada di dua instansi tersebutBagaimana dengan senjata gas gun yang dimiliki Slamet - Menurut pengakuan pelaku, senjata itu milik oknum TNI berinisial SR.
Di Jakarta, anggota Jatanum yang dipimpin oleh kasubnit vice control (VC) Ipda Iwan Hari Purwanto juga menangkap AminuddinDia ditangkap saat sedang berada di dekat mall di daerah Semanggi"Sebelumnya yang bersangkutan kita sanggong di rumahnya daerah Taman Palem Bogor, tapi dua hari yang bersangkutan tidak pulangAkhirnya kita tangkap di Semanggi," jelas Iwan(gun)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Wanita, Otak Perampokan Rp 1,3 Miliar
Redaktur : Tim Redaksi