Cerita Menristekdikti Divonis Dokter

Rabu, 27 Maret 2019 – 09:00 WIB
Menristekdikti Mohamad Nasir saat meninjau simulasi UTBK di Undip. Foto: Humas Kemenristekdikti

jpnn.com - Menristekdikti Mohamad Nasir kemarin, Selasa (26/3) membuka kegiatan healthy talk di kantornya. Pada kesempatan tersebut, dia bercerita pernah divonis dokter terkena hipertensi atau tekanan darah tinggi pada 1998. ’’Tekanan darah saya 120/180,’’ katanya.

Saat itu dokter menanyakan Nasir naik apa saat kontrol. Ternyata, Nasir bersama istrinya naik mobil. ’’Bahaya. Bapak bisa mati,’’ ucap Nasir menirukan perkataan dokter kala itu.

BACA JUGA: Menristekdikti: Politeknik Negeri Madiun Wajib Luluskan Ahli Perawatan Kereta MRT

Seketika itu Nasir cemas. Sebab, risiko hipertensi adalah mati mendadak. Saat itu usia Nasir belum genap 40 tahun. Anak-anaknya masih kecil.

Akhirnya, dia menuruti semua anjuran dokter. Antara lain, cek kolesterol. Hasilnya pun mengagetkan. Kolesterolnya 320. Trigliseridanya juga di atas 300. HDL kurang dari 30.

BACA JUGA: Soal Pernyataan Menristekdikti Coblos Satu Kali, Fadli Zon: Saya Kira Itu Modus

’’Saya prihatin. Masak saya mati muda,’’ tuturnya.

Akhirnya, dia memulai pola hidup sehat. Dia teratur berolahraga dan menjaga pola makan. ’’Setelah mengikuti anjuran dokter, alhamdulillah saya sehat,’’ ucapnya. (wan/c20/oni)

BACA JUGA: Menristekdikti dan Ketua KPK Jajal Kapal Buatan Mahasiswa UI

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dosen dan Guru Besar Jangan Hanya Sibuk Urus Tunjangan


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler