jpnn.com, SURABAYA - Wali Kota Tri Rismaharini menyempatkan waktu berbagi cerita dengan remaja Dolly, kampung yang dulunya menjadi tepat lokalisasi Pekerja Seks Komersial terbesar se-Asia Tenggara.
Usai membuka Pagelaran Dolly Saiki Expo 2017 secara resmi, Kamis (15/6), wanita yang karib disapa Risma itu bergegas di area kegiatan menulis cerita.
BACA JUGA: Warga Eks Lokalisasi Dolly Dilatih Padamkan Api
Risma menyampaikan keinginannya untuk mendengar kisah kampung 1.000 cerita dari anak-anak yang tumbuh kembang di Dolly dari kecil hingga remaja.
"Pengen tahu anak bisa cerita kampung 1.000 cerita. Kamu tulis itu, menarik sekali pasti. Karena kalau saya cerita tentang Dolly di luaran itu orang masih tidak percaya bahkan terheran-heran," ungkapnya kepada anak-anak.
BACA JUGA: Perlawanan PSK Dolly, Kerbau Diarak, Kepalanya Bertulis Risma, Pantatnya Nama Supomo
Risma menambahkan, bahwa cerita tersebut sangat menarik diangkat. Sebab ada kisah nyata dan pengalaman pribadi yang tentunya lebih mengena.
"Itu kalau kamu pasti bisa cerita dari kecil hidup di sini gak boleh pulang malam kan sama ibumu. Makanya aku juga pengen ada anak buat cerpen tentang Dolly," ucapnya kepada seorang anak yang bernama Andre.
BACA JUGA: Bisnis Lendir Eks Dolly Masih Beraksi, Puluhan PSK Tertangkap
Risma juga ingin tahu apa yang dirasakan anak yang ada di Dolly ketika kecil. Ternyata seorang anak berinisial DM mengaku sudah menulisnya dalam cerita pendek (cerpen).
"Saya sudah tulis tentang itu Bu," ucapnya.
Risma pun langsung mengalihkan perhatian kepadanya.
"Iya apakah benar? Tentang apa? Aku pengen tahu," ujar Risma.
"Saya buat cerita tentang anak seorang PSK (pekerja seks komersial,Red)" ujarnya.
Risma lanjut bertanya penasaran, seperti apakah cerita tersebut?
"Itu pengalaman pribadi saya Bu. Jadi menceritakan pandangan saya tentang pekerjaan ibu saya. Tidak mudah untuk bisa menjadi anak seorang PSK di mata orang umum," curhatnya kepada wali kota perempuan pertama di Surabaya ini.
Bahkan, dalam cerita karya DM ini, kehidupannya dianggap seperti drama.
Karena ada seorang anak yang bercita-cita bisa mengubah kampung lokalisasi menjadi lebih baik dari sebelumnya.
"Makanya saya pengen sekali untuk kuliah di universitas negeri atau bisa jadi pramugari," ungkapnya pada Risma.
Spontan Risma menjawab curhatan DM. Ia menyarankan DM untuk daftar di UPTD Pondok Kalijudan.
Sebab di situ akan mendapatkan pendanaan untuk sekolah hingga mencapai cita-citanya.
"Kamu jangankan jadi pramugari jadi pilot pun bisa. Ayo coba dulu jangan takut," katanya.
Cerita lain disampaikan Zahra kepada wali kota Surabaya. Ia menceritakan kisah mengenai suami yang menceraikan istrinya.
Lantas suami tersebut menikah lagi dengan wanita yang lebih muda. "Saya cerita lebih ke keluarga," ucapnya.
Berbeda dengan Muhammad Andre, ia lebih mengemas cerpennya dengan kisah dari ilmu sains. Ia memilih topik hidrologi (siklus hujan) untuk dikemasnya dalam bentuk cerpen.
"Itu nanti ada tokoh-tokohnya Bu di dalamnya," tandasnya.
Dolly merupakan lokalisasi yang resmi ditutup oleh Risma pada Rabu 18 Juni 2014 setelah beroperasi selama 40 tahun.
Acara penutupannya dipimpin langsung Menteri Sosial yang saat itu dijabat Salim Segaf Al Jufri. (radarsurabaya/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jual PSK Eks Dolly, Berakhir di Tangan Polisi
Redaktur : Tim Redaksi