Cerita Seorang Brondong Simpanan Tante Kesepian di Jakarta

Senin, 22 Februari 2016 – 08:34 WIB
Ilustrasi. PUGUH SUJIATMIKO/JAWA POS

jpnn.com - Fenomena tante-tante kesepian yang memelihara brondong (lelaku muda) semakin marak di ibu kota. Meraka seperti berkolaborasi. Si tante dapat kepuasan, sedangkan bronding mendapat harta.

---

BACA JUGA: DPRD Depok Desak KemenPU Hentikan Pembangunan Tol

WAJAHNYA ganteng. Rahangnya kukuh, persegi, dengan cambang agak lebat yang tertata rapi. Tubuhnya semampai atletis. 

Pakaiannya perlente, berlambang brand dengan kisaran harga Rp 5 juta per potong. Dia tampil cukup berkelas.

BACA JUGA: Pasrah, Warga Kalijodo Mulai Tempati Rusun

Itulah Iyas (nama samaran), seorang brondong asal Sumatera Utara. Pria 19 tahun itu kini menikmati hidup. 

Dia bisa membiayai studinya di universitas swasta, tinggal di apartemen kelas menengah, dan hidup lebih dari cukup. Bahkan untuk ukuran Jakarta sekalipun. 

BACA JUGA: Prostitusi Terselubung di Tempat Mewah Imbas Pendekatan Pemda

"Saya masih tergolong pemula. Sebab, saya hanya main dengan satu mamah angkat," ucapnya. "Yang high level bisa dengan beberapa tante sekaligus," imbuh dia, kemudian tergelak. 

Iyas kini memang menjadi brondong peliharaan seorang perempuan 40 tahun. 

Terasa tua? Jangan tertipu umur dulu. "Ini mamah angkat saya," ucapnya seraya menunjukkan foto dirinya dengan perempuan cantik yang masih terlihat muda. 

Lebih imut ketimbang artis Yuni Shara. Jenis perempuan yang membuat jakun laki-laki naik turun dan berseru, "Mau sama dia, Kakak."

Dunia brondong memang makin semarak di ibu kota. Iyas mengatakan bahwa ada komunitas cair di antara mereka. 

Menurut Iyas, komunitas itu penting karena biasanya beredar info untuk event-event aneh seperti arisan brondong dan semacamnya. 

(BACA JUGA: Begini Cara Si Brondong Mendapatkan Mangsa Tante Kesepian)

Menurut seksolog Zoya Amirin, fenomena seperti itu sudah marak terjadi. Salah satu alasannya, pihak perempuan tidak mendapatkan kepuasan batiniah di rumah. 

Mereka yang tidak puas dengan pelayanan suaminya memilih brondong sebagai pengganti kepuasan itu. 

(BACA JUGA: "Dia adalah Tante Pertama Dalam Sejarah Perjalanan Saya")

Sebab, mereka merasa lebih nyaman dan segalanya terpenuhi. Perempuan 41 tahun tersebut menyatakan, dalam banyak kasus, para mamah angkat itulah yang memegang kendali hubungan. 

Seksolog lulusan Psikologi Klinis Universitas Indonesia tersebut juga menjelaskan, dalam menanggapi fenomena seperti itu, masyarakat sebaiknya tidak menilai buruk. 

Sebab, hal tersebut sekarang bahkan sudah menjadi gaya hidup bagi sebagian orang. 

(BACA JUGA: SIMAK! Pengakuan Tante Cantik Sang Pemelihara Brondong)

Cara menyikapinya, lanjut Zoya, adalah bersikap wajar dan tidak begitu mencampuri urusannya. Lagi pula, buat apa diurusi? Mereka toh melakukan itu dengan tidak merugikan siapa pun. "Anggap biasa saja," tutur Zoya santai. (kar/c9/ano)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Wagub DKI Beri Imbauan Tegas untuk Pedagang soal Kantong Plastik


Redaktur : thomas

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler