Umur 23 punya bisnis beromzet lebih dari Rp 1,3 miliar sebulanItulah yang kini dilakoni Rudi Salim
BACA JUGA: Ingin Punya Rumah Sendiri, Ingin Hidup 100 Tahun
Pria lulusan SMA tersebut menekuni bisnis yang penuh risikoBACA JUGA: Tetap Ngotot Di Perairan Indonesia
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
RUDI Salim terlihat tengah berkutat dengan laptopnya saat ditemui di balkon lantai tiga kantornya di sebuah ruko kawasan elite di Jakarta Utara pekan lalu
BACA JUGA: Dibesuk Adik dan Ibu, Tak Ada Acara Tiup Lilin
"Di sini banyak sumber inspirasi yang berseliweran," katanyaTak lama berselang, sekretarisnya datang menyuguhkan minuman.Semua kendali manajemen perusahaan dan urusan sepele dia lakukan tanpa suara melalui media internetTermasuk, mengendalikan karyawannya di luar kotaAda delapan cabang di luar kota dengan 32 karyawan dengan omzet lebih dari Rp 1,3 miliar sebulan.
Usaha penghobi game online tersebut hanya mengandalkan website dan thread atau lapak di www.kaskus.us dengan tampilan sederhana berupa tawaran kredit kepada siapa saja yang bertransaksi jual beli via online"Sangat efektif kanTapi, saya membangun semua ini dari nol dengan modal menjual mobil pemberian orang tua," jelas owner PT Excel Trade Indonesia tersebut.
Pria yang pernah mencicipi bangku kuliah di fakultas kedokteran sebuah perguruan tinggi Jakarta selama dua semester itu menjelaskan, usaha tersebut dimulai dengan kenekatan dirinya membiayai transaksi jual beli di dunia maya (online) tanpa berjumpa dan kenal orang sebelumnyaSaat bisnis tersebut dirintis, orang tuanya sempat menentang keras
"Terutama ibu sayaSebab, saya putus sekolah dan menjual mobil serta melego salah satu usaha karaoke milik keluargaBahkan, ibu sempat bilang tak mau bertemu saya sebelum saya sukses," kenang pria kelahiran Jakarta 24 April 1987 tersebut.
Uniknya, kata Rudi, inspirasi bisnisnya tersebut justru bukan dari dunia onlineTapi, dari perbincangan dirinya dengan temannya yang bekerja di salah satu toko elektronik besar berjaringan nasional yang menyediakan pembiayaan untuk pembelian barang elektronik dari customerDari perbincangan tersebut, dia melihat potensi yang masih sangat besar dari bisnis pembiayaan pembelian barang kredit, terutama di dunia online
Tapi, bisnis Rudi tak langsung mulus dan lancarKarena minimnya pengalaman, dia berkali-kali ditipu orang"Awalnya, survei saya hanya melalui telepon berdasar aplikasi dan data yang dikirimkan melalui e-mail kepada calon debitor ke kantor dan rumah calon debitor," terang anak ketiga di antara tiga bersaudara itu.
Benar saja, permintaan pembiayaan kredit barang naik diikuti naiknya permintaan kredit bodong alias penipuanPada awal usahanya didirikan, sudah ada 60 aplikasi yang masuk dari nasabah di Jakarta, Bogor, Tangerang, dan BekasiTapi, di antara aplikasi-aplikasi yang diajukan untuk dibiayai transaksinya kepada perusahaan Rudi, tak sedikit yang bermasalah"Karena itu, saya selalu cek aplikasi kredit itu sendiri," ujarnya
Awalnya, kenekatannya dalam berbisnis penuh risiko tersebut dimanfaatkan orang-orang tidak bertanggung jawabBeberapa orang sengaja membuat identitas palsu untuk mengibuli RudiBahkan dia sempat ditipu sindikat pemalsu kartu kredit dan menderita kerugian hingga Rp 15 juta
Kala itu, ada seorang ibu yang mengajukan aplikasi online untuk membeli laptop dengan kredit senilai Rp 10 jutaSemua data cocok, termasuk saat pengecekan dengan menelepon kantor tempat debitor tersebut bekerja di salah satu BUMN"Dia sempat membayar empat kali cicilan dan selalu tepat waktu," cerita dia.
Rudi pun percaya kepada "nasabah"-nya tersebutKarena itu, ketika si ibu kembali mengambil kredit untuk barang yang sama, dia tidak berkeberatan untuk membiayai"Tak saya sangka, ternyata sejak itu dia menghilangKredit laptop keduanya tak dibayar, juga cicilan laptop pertamaSaya kena tipu mentah-mentah," ujarnya.
Saat Rudi mendatangi kantor si "nasabah", orang yang namanya sama dengan nama si ibu tersebut ternyata tidak tahu apa-apa soal kredit laptop itu"Tampaknya, orang yang saya temui itu namanya dicatut si penipu," imbuhnya.
Dari berbagai pengalaman menjengkelkan tersebut, Rudi kemudian banyak memperbaiki sistem pengucuran kredit perusahaannyaDia lalu merekrut beberapa orang yang bertugas menyurvei langsung di lapangan"Kini sebelum bisa menyetujui kredit nasabah, kami menyurvei secara ketatSetelah barang ada, orang tersebut menandatangani perjanjian dan difoto bersama barangnya," jelasnya.
Sejak sistem baru diterapkan, Rudi jarang kena tipu lagiBahkan, banyak pelanggan yang merasa puas atas pelayanan yang aman dan nyaman yang diberikan perusahaan Rudi
Dalam waktu cepat, nama perusahaan Rudi melejit, terutama di berbagai forum jual beli secara onlineTanpa harus mengeluarkan biaya promosi, publikasi atas perusahaan itu cepat menyebar di banyak forum diskusi di dunia maya maupun dari mulut ke mulut yang pernah merasakan kemudahan layanannya.
Begitu banyaknya permintaan klien dari luar kota membuat Rudi kembali memutar otak untuk meraup peluang tersebutDia kemudian menggandeng beberapa moderator daerah di www.kaskus.us untuk menjadi surveyorKarena itu, Rudi lalu membuka cabang di delapan kota di luar Jabotabek"Kecil kemungkinan para moderator bermasalah karena mereka juga menjaga reputasinya di dunia mayaSebab, mereka juga berjualan di forum tersebut," tegasnya.
Kini, dia mengembangkan usahanya dengan mulai membiayai permintaan kredit dari para debitor di bawah usia 17 tahun dengan jaminan orang tuanyaYang menarik, sekitar 85 persen permintaan pembiayaan kredit yang diajukan kepada dirinya, belakangan ini, adalah untuk pembelian BlackBerry dan handphone (HP)"Sekarang, saya bersiap untuk ekspansi ke bisnis lain," tuturnya mantap(*/c5/ari)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bersepeda Melintasi Andalusia dan Mendaki Gunung Tertinggi Afrika Utara (2-Habis)
Redaktur : Tim Redaksi