Ketiga pegawai Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) Batam akhirnya berhasil dipulangkan ke Indonesia setelah negosiasi dan lobi yang alot selama tiga hari antara pemerintah Indonesia dan MalaysiaSeperti apa?
CHAHAYA S, Batam
PELABUHAN Internasional Batam Center sontak menjadi perhatian sejumlah pengunjung dan warga pelabuhan, kala Kapal Feri Indomas tiga bersandar di dermaga satu, Selasa (17/8) sekitar pukul 14.35 WIB kemarin.
Satu per satu penumpang kapal tersebut keluar, diawali Minister Councellor KJRI Suryana Sastradiredja, lantas disusul tim DKP Bambang Nugroho, dan Happy Simanjuntak
BACA JUGA: Dibesuk Adik dan Ibu, Tak Ada Acara Tiup Lilin
Tiba-tiba mereka yang dituggu pun keluar.Diawali Asriadi yang turun mengenakan kemeja hijau dan celana panjang bahan hitam, disusul Seivo Grevo Wawengkang dengan mengenakan kemeja biru langit dan celana hitam, lalu Asriadi dengan berpakaian kemeja cream kecoklatan
Dia tampak berjalan dengan cepat juga, terlihat sekeliling kepalanya dibungkus perban putih
BACA JUGA: Bersepeda Melintasi Andalusia dan Mendaki Gunung Tertinggi Afrika Utara (2-Habis)
Ketika ditanya apa yang terjadi dengan kepalanya, dia mengatakan itu tidak apa-apa. "O..hanya luka saja, terjatuh di laut saat kejadian kemarin," ujarnya sambil bergegas menemui kedua rekannya yang sudah tertinggal jauh di depan.Banyaknya penumpang dan kumpulan sejumlah media membuat mereka terdesak dan tak mampu menjawab pertanyaan
Namun jumpa pers tidak berlangsung lama
BACA JUGA: Bermalam di Hutan, Dijaga Anjing Liar Hitam
Ketiga pegawai satuan kerja DKP Indonesia Pontianak wilayah kerja Batam tersebut langsung diboyong ke Planet Holiday Hotel untuk beristirahatMereka bergegas menuju parkiran dengan kawalan polisi sambil masing-masing membawa dua kantong kertas bermotif bunga.Tidak mudah menjumpai ketiga orang tersebutBahkan wartawan sempat dikecoh dengan dinyatakan bahwa ketiganya dibawa ke kantor Dinas KP2K SekupangNamun akhirnya ketahuan juga kalau mereka istirahat di Planet Holiday Hotel, setelah wartawan menerima informasi langsung dari Kepala DKP Batam, Yulisbar.
Izin wawancara pun diberikan setelah meminta persetujuan langsung dari Minister Counsellor KJRI Suryana Sastradireja dan Kepala Satuan Kerja DKP Indonesia Pontianak wilayah Kepri, Bambang Nugroho, dengan perjanjian waktu yang tersedia wawancara hanya 10 menitSisanya, 20 menit lagi dipakai wawancara live dengan salah satu stasiun TV nasional.
Masuk ke kamar 628 Planet Holiday hotel di lantai enam, dengan ramah Erwan, Asriadi dan Seivo tersebut menceritakan kronologis penangkapan mereka di perairan Tanjung Berakit Bintan, Jumat (13/8) lalu.
"Sebenarnya saat itu kami sedang bermanuver di perairan Tanjung Berakit karena mendengar ada kapal nelayan asing menjarah ikan di perairan kitaItu terbuktiNamun saat hendak membawa lima kapal warga Malaysia dan tujuh nelayannya itu, kami tiba-tiba dipepet kapal Police Malaysia," ujar Asriadi.
Mereka pun tetap mengarungi perairan sambil menghadang kapal nelayan Malaysia dengan peralatan seadanya seperti GSM dan kompas tanpa dilengkapi persenjataan lain dan berusaha menjauh dari kapal polisi Malaysia yang sudah mulai memepet kapal yang mereka tumpangiSementara di atas kapal Doplhin 015 yang dikendarai Hermanto, sudah ada 7 nelayan MalaysiaBaik Dolphin 015 maupun kapal tangkapan melaju menuju perairan Batam.
Mereka mengaku sempat adu argumentasi saat mereka menolak dipaksa masuk ke kapal polisi Malaysia, hingga akhirnya salah satu dari enam Marine Police Malaysia melepaskan dua kali tembakan suar ke atas"Itu untuk memberi penerangan katanya, karena memang saat itu pukul 21.30 WIB sangat gelap dan ombak juga lumayan tinggi," ujar Asriadi.
Hingga akhirnya mereka pun dengan terpaksa mau memasuki kapal polisi MalaysiaSaat pindah kapal tersebutlah, Asriadi jatuh dan bagian tulang belakangnya terantuk tubuh kapal "Kita dibentak dan terlihat juga wajah mereka kesal kepada kita, khawatir juga waktu ituNamun saat kita ditanyai di dalam kapal, kita jelaskan bahwa kita juga menjalankan tugas, baru mereka melunak dan tetap membawa kami ke Malaysia," ujar Seivo.
Erwan yang lebih banyak diam saat sesi wawancara hanya mengatakan, usai disuruh masuk ke kapal dari Tanjung Berakit Bintan, polisi Malaysia membawa mereka ke Tanjung Pengerik terlebih dahulu, baru kemudian dibawa ke Balai PengerangDi sana, Asriadi yang sudah terluka dan berlumur darah di bagian kepala langsung dibawa polisi Malaysia ke Balai pengobatan pengerang dan diperban untuk mencegah infeksi luka di kepala"Sebenarnya bukan penangkapan, karena sesuatu dan lain hal saja," ujarnya menerawang penuh misterius.
Jumat hingga Sabtu siang mereka berada di Pengerang, dan selanjutnya Sabtu sore dibawa ke Pejabat Police Kota Tinggi (Polres Kota Tinggi)Di sana mereka diinterogasi terkait kejadian di perairan Tanjung Berakit"Kami menjelaskan apa adanya, dan tetap pada pernyataan itu masih bagian perairan Indonesia," ujar Asriadi.
Dua hari dipenuhi rasa was-was dan khawatir, akhirnya mereka juga bernafas lega saat mereka mendapat kunjungan dari staf KJRI dan Dirjen Kelautan dan Perikanan Indonesia yang langsung berangkat dari Jakarta bertolak ke Johor"Di situ kami yakin, kami pasti bebas," ujar Seivo.
Negosiasi alot terjadi saat lobi G to G, dan ketiga pegawai DKP ini sudah tidak mengetahui lagi seperti apa jalannya negosiasi"Kami hanya berdoa saja, semoga ini cepat berlaluDan penting diketahui, polisi Kota Tinggi juga memperlakukan kami dengan baik dan tidak ada tekanan apa-apa," ujarnya.
Hingga akhirnya Selasa (17/8) pukul 03.00 WIB mereka dijemput langsung Konsulat Jenderal RI Johor beserta tim DKP Batam dan pusat melalui nota kesepakatan seperti pertukaran tawanan"Kami tidak langsung pulang, karena KJRI juga minta kami ikut upacara di Ayer Molek," ujar Asriadi.
Dua jam setelah tiba di Batam, ketiga pegawai DKP tersebut belum sempat bertemu keluarganya masing-masing"Ini mau bertemu, mereka masih dalam perjalan kesini," masih kata Asriadi.
Dirjen Pengawasan Sumber Daya Perikanan dan Kelautan, Happy Simanjuntak, mengatakan bahwa ketiga anggota DKP yang baru tiba di tanah air tersebut belum dipulangkan ke rumah masing-masing karena hari ini akan bertolak ke Jakarta untuk berjumpa dengan Kemenlu RI dan mendapat penghargaan langsung dari Kementrian Kelautan dan Perikanan"Besok pagi kami berangkat bersama," ujar Happy.
Ketiga pegawai DKP tersebut juga mengatakan, selama tiga hari mereka di Malaysia, Kedubes RI dan KJRI serta KKP pusat dan Polair Polda Kepri memberikan perhatian yang sangat serius khususnya untuk pembebasan merekaDemikian juga solidaritas masyarakat Indonesia yang memprotes sikap arogan Malaysia dan kelemahan Indonesia.
"Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak dan IndonesiaWarga protes itu wajar saja sebagai bentuk solidaritas negara kesatuan kita Indonesia," ujar Seivo.(***)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Buy Akur, Pencipta Lagu Keong Racun yang Tetap Hidup di Kontrakan
Redaktur : Tim Redaksi